9. Kecewa?

79 44 33
                                    

Seperti yang difikirkan olehnya tadi,Shasya harus bertanya kepada Irfan-abangnya. Setelah pulang sekolah ia langsung menuju ke kamar abangnya itu.

Ia duduk di kasur milik Irfan sedangkan Irfan sibuk sendiri dengan ponselnya. Shasya selalu menghela nafas karena ia dirundung bingung mau bertanya atau tidak. Tapi hatinya seolah ingin dia bertanya tapi pikirannya seolah masih menimang-nimang haruskah ia ikut campur dalam persoalan Kevin, seolah-olah ia ikut andil dalam masalah ini.

Irfan yang melihat Shasya selalu menghela nafas ia mengernyit bingung tumben sikap adeknya seperti itu. Akhirnya ia mematikan handphone nya dan ditaruh diatas nakas lalu menghampiri adeknya itu.

"Woy lo nglamunin apaan sih?" Irfan membuyarkan lamunan Shasya.

"Nggak ada," Jawab Shasya.

"Gue tau lo mau tanya sesuatu,tanya aja  selagi gue bisa jawab," Ucapnya sambil membenarkan posisi duduk dihadapan Shasya.

"Emm sebenarnya gue ragu sih bang mau nanya ini,soalnya gua keknya nggak terlibat gitu,"

"Udah lah,emang apaan?"

"Asya siapa?"

Satu pertanyaan yang terlontar dari bibir Shasya dapat membuat Irfan diam ditempat. Ia bingung mau jawab apa. Tapi sebaiknya Shasya tau sekarang ia juga sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah ini. Ya,dapat dibilang masalah menurutnya.

"Bang kok lo nglamun sih,Asya siapa?" Tanyanya sekali lagi.

"Emm sebenarnya Asya itu–"

"Asya kak Amara kan bang? Iya kan? Tadi gue denger sendiri dia ngomong gitu ke kak Kevin," Ujar Shaysa memotong perkataan Irfan.

Irfan mengernyitkan dahinya bingung dengan ucapan Shasya. Asya? Amara? Kok bisa?

"Lo tau darimana?" Tanya Irfan.

"Tadi gue ngintipin lo sama kak Kevin di taman belakang hehe maap bang,terus gue denger sih nama Asya gitu dan gue kok merasa familiar sama nama itu. Nah pas gue mikirin nama Asya itu, kak Kevin udah mau pergi dari situ gue ikutin dan ternyata dia ke rooftop disitu ada kak Amara dan kak Amara ngomong kalau dia itu Asya gitu," Shasya menceritakan semua apa yang terjadi tadi.

"Gimana bisa Asya terus jadi Amara?"

"Katanya sih dulu namanya Asyafa terus ganti Amara,"

Irfan pun tersenyum miring 'Gue ikutin cara main lo Amara!' -batin Irfan

"Ya udah lo balik gih ke kamar,"

***


Matahari sudah digantikan oleh sang bulan. Malam hari pukul 19.30 diruang keluarga sudah ada Shasya dan Irfan yang sedang menonton TV ditemani oleh cemilan. Papa sama Mama nya tentu saja sudah ada dikamar.

"Jangan nonton itu bang, udah gede juga  nontonnya Upin Ipin," Kesal Shasya.

"Orang gede juga nggak ada yang ngelarang tuh,siapa tau ntar episode nya ganti kak Ros menikah," Ucapnya sambil terkekeh.

"Dihh,iya juga sih kak Ros kapan nikahnya? Tapi nggak seru ah,itu episode nya diulang gue udah tonton yang ini, ganti ah," Shasya langsung mengambil remote dan mengganti channel

"Ku menangis membayangkan.."

"Ih kok itu sih Sya,kerjaan nya nangis mulu ganti-ganti," giliran Irfan yang memindah channel.

"Sungguh aneh tapi nyata.."

"Nah ini baru bener,liat ini aja bocah SMP,"

"Ya elah udah bosen gue bang,"

Shasya Story [ON GOING]Where stories live. Discover now