BAB 4 (Keistimewaan berhijab)

66 24 10
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote, jangan jadi pembaca Goib!

Sebelum membaca kita bershalawat dahulu, "Allahuma sholi ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad"

Terimakasih sudah mampir!

"Hidayah itu mahal, begitu juga dengan Istiqomah."

HAPPY READING!!

******

Sepulang dari toko, Hanna menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah yang selalu ia kunjungi setiap saat. Hanna membenarkan letak rambutnya, yang terterpa angin.

Waktu sebelum ia akan pergi ke sini, ia sempat bimbang memakai gamis dan jilbab ketika menemui Momy Valent. Hanna memutuskan untuk membuka pakaian gamis yang dirinya gunakan di toko, ia menaruh pakaian dan jilbab itu di dalam tas selempang miliknya.

"Momy Valent?" panggil Hanna ketika berhadapan dengan wanita seusia Bundanya.

"H-hanna? K-kamu ngapain ke sini?" ujar Momy Valent sedikit panik dengan kedatangan perempuan di depannya.

Hanna menyerngitkan dahinya bingung, "Memangnya Hanna, tidak boleh datang berkunjung lagi ke rumah Momy?" tanya Hanna sedikit kesal di dalam hatinya.

Kenapa semuanya seperti berubah, setelah kejadian hilang nya Nuno, Hanna sudah tidak dapat kabar lagi tentang keberadaan teman-temannya.

"Ini sudah malam, kenapa tidak langsung pulang?" tanya Momy Valent.

Hanna merasa Momy Valent seperti berbeda dari biasanya, sikapnya tadi seperti mengusirnya secara tidak langsung.

"Baiklah Ana pulang, Momy Valent memang tidak kesepian di rumah ini?" ucap Hanna khawatir dengan keadaan Momy Valent yang sudah ia anggap sebagai ibu keduanya.

"Tidak kok, kebetulan Momy mau keluar. Mencari udara segar, malam-malam begini enaknya makan sate," kekehnya tertawa, meskipun terdengar dipaksakan menurut Hanna.

"Kalau begitu, Hanna izin pulang ya Mom! Dadah!" pamit Hanna kemudian menaiki sepeda motor miliknya.

"Dadah! Hati-hati dijalan," pesan wanita itu setengah berteriak.

Seorang pria di balik tembok keluar dari tempat persembunyiannya, pria itu menguping pembicaraan kedua perempuan berbeda usia itu.

"Mom? Aku takut Ana benci sama aku ? Bagaimanapun aku sayang sama dia," ucap seseorang itu pada wanita glamour di hadapannya.

"Ini demi kebaikanmu! Bagaimana barang-barang yang penting, apakah sudah kamu masukkan ke dalam koper semua?"

"Sudah Mom!"

"Baiklah, bawa masuk ke dalam bagasi mobil cepat! Sebelum ada yang melihat keberadaan kamu." titah Momy Valent entah berbicara dengan siapa, sebab seseorang itu memakai masker dan kacamata hitam.

********

Hanna perempuan itu, tidak langsung pulang setelah dari rumah Momy Valent. Hanna menyempatkan diri untuk pergi ke pantai, padahal waktu sudah malam.

Hanna memarkirkan motornya dekat penjual warung kopi, lalu ia berjalan mendekati pesisir pantai.

"UNO! ANA KANGEN ...." teriaknya sambil membentangkan kedua tangannya.

"Uno? Ana kangen, kenapa tidak datang ke mimpi Ana?" lirih perempuan itu lagi kemudian mendudukkan dirinya di bebatuan.

"Seperti ada yang aneh dari, Momy kamu ... dia seperti menghindari Ana." Ceritanya pada sang laut yang sudah berada di hadapannya.

Pria Laut Sang Nahkoda Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz