BAB 12(Bucin? pengakuan cinta)

58 14 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote, jangan jadi pembaca Goib!

Sebelum membaca kita bershalawat dahulu, "Allahuma sholi ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad"

Terimakasih sudah mampir!

"Di setiap sujud, saya selalu berdo'a, agar hati ini jatuh kepada yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Dan akhirnya do'a itu terkabul, saya menemukan seseorang yang akan selalu menemani saya di setiap langkah."

HAPPY READING!!

*********

Hanna terbangun dari tidurnya, ketika merasakan dengkuran halus menerpa wajahnya, Hanna terkejut ketika ada sebuah tubuh mendekap tubuhnya erat. perempuan itu menatap jam dinding yang masih pukul 03:20 dini hari. Kepalanya mendongak, menatap wajah seseorang yang tengah mendekapnya saat ini.

"Mas Khatar?" gumam Hanna terkejut dengan adanya suaminya di sini.

Cukup lama perempuan itu mengamati wajah suaminya, jemari lentiknya menyentuh halis, hidung dan terakhir bibir Khatar. Tidak pernah Hanna, meneliti wajah suaminya dari dekat dan saat tertidur pulas dengan posisinya yang memeluknya erat.

"Aku jatuh cinta,"

"Dengan siapa?"

Hanna terkesiap ketika mendengar sahutan pria yang tengah mendekapnya, "M-mas---"

"Lanjutkan, saya ingin mendengarnya." titah Khatar dengan membuka kedua kelopak matanya.

"Aku jatuh cinta dengan seseorang yang memiliki wajah hitam manis dan sepasang mata tajam. Namun, hanya kepadaku lah sepasang mata itu menatap begitu meneduhkan. Senyumnya memabukkan, dan aku betah berlama-lama memandangnya. Dia sosok yang penuh dengan kesabaran, dan juga berlimpah kasih sayang yang begitu tulus."

"Entah akhirnya akan seperti apa, tapi untuk saat ini, aku sangat bersyukur bisa bersama dengannya." kata Hanna lagi dengan menyunggingkan senyum.

"Dia, siapa?"

"Muhammad Khatar Alfareezel, pastinya!" tekan Hanna terkekeh.

Khatar tertegun sejenak mendengar penuturan istrinya, pipinya memerah dengan bibir yang terangkat menerbitkan senyum manis, Khatar mengecup kening istrinya lama.

"Terimakasih, sudah jatuh cinta dengan pria ini, semoga kelak kita bisa selalu bersama, meskipun banyaknya rintangan dalam rumah tangga."

"Ana uhibbuki Fillah, zaujatinya Mas." lanjut Khatar lagi.

"Artinya?"

"Aku mencintaimu karena Allah, istrinya Mas." ucap Khatar membuat pipi Hanna bersemu merah.

"Hanna boleh bertanya sesuatu?"

Khatar mengangguk, "Boleh, Shalihah,"

"Adakah, perempuan yang pernah Mas cintai, sebelum aku? Jawab jujur, ya!"

"Umma adalah perempuan pertama yang saya cintai." sahut Khatar sambil terus memandangi wajah istrinya.

Hanna berdecak, "Maksud Hanna, selain Umma ada?"

"Di setiap sujud, saya selalu berdo'a, agar hati ini jatuh kepada yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Dan akhirnya do'a itu terkabul, saya menemukan seseorang yang akan selalu menemani saya di setiap langkah." jelas Khatar membuat Hanna terdiam.

"Mas Khatar, terlalu MasyaAllah untuk Hanna yang Astaghfirullah," kekeh Hanna perempuan itu, tengah membandingkan dirinya dengan suaminya.

Pria Laut Sang Nahkoda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang