Disclaimer ⚠️ semua tokoh, karakter, dan alur cerita murni dari pemikiran author. Jika terdapat kesamaan nama, latar, dan waktu itu murni ketidaksengajaan. Author memakai visualisasi idol yang bersangkutan semata untuk menghidupkan cerita, bukan untuk maksud dan tujuan menghina atau sebagainya. Semua karangan disini hanyalah fiktif, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh pemeran. Dan apabila ada kesalahan dalam penulisan, author meminta maaf yang sebesar-besarnya
Jadilah pembaca yang bijak
Happy Reading
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Matris Journal, sebuah kata berasal dari Bahasa Latin yang berarti "Jurnal Ibu"
Apa yang istimewa dan spesial dari benda persegi berisi lembaran kertas lusuh berwarna putih menguning yang dijuluki jurnal itu? Padahal tak lebih dari buku usang. Dan rupanya itu jurnal kehidupan yang tak bisa lepas dari bunda selama ini.
Jurnal kesayangan bunda yang umurnya lebih tua dariku. Tapi katanya, jurnal itu tak seusang julukannya.
Dengan setia dan sepenuh hati bunda merawat dan menjaganya sebaik mungkin. Teramat sayangnya, jurnal dan bunda adalah korelasi yang tak bisa dipisahkan.
Aku tak paham, apa arti jurnal itu bagi bunda? Aku ingin bertanya, namun ketika netra menangkap kurva lengkung bunda di muka, aku mengurungkannya. Jurnal itu kebahagian bunda, sopankah aku bertanya tentang privasinya meskipun rasa penasaran selalu menyelimuti dalam dada?
Hingga akhirnya pertanyaanku terjawab. Kala itu aku baru saja menginjak usia ke 19. Saat itu sore hari dan bunda duduk ruang tengah, menunggu kepulanganku sembari menatap jendela yang basah karena tetesan hujan.
Begitu aku tiba bunda menuntunku duduk di sebelahnya. Berulang kali bunda menghela nafas, dan aku melihat jurnal itu hangat dipeluk bunda. Aku tak berani bertanya, masih terdiam hingga bunda membuka suara.
Tak lama suara lembut bunda terdengar memecah keheningan di tengah hujan.
Aku menoleh ke arah bunda, netra kami bertemu. Tanpa bersuara, bunda mengulurkan jurnal itu padaku.
Bunda berujar, meruntutkan kata yang dalam maknanya. Bunda menceritakan rentetan alasan kenapa mengulurkan jurnal usang kesayangan kepadaku. Aku diam tertegun, bunda memberikan benda kesayangannya dan saksi perjalanan hidupnya padaku.
"Jurnal ini, menyimpan sejuta jawaban atas pertanyaanmu selama ini. Jurnal ini rahasia kehidupan. Bunda pikir sudah saatnya kamu tahu rahasia ini, karena bunda ingin kamu pantas mendapatkan kebahagiaan atas rahasia itu."
Aku terdiam dengan ucapan bunda yang terasa seperti teka-teki. Aku menatap dalam jurnal bersampul coklat dengan nama bunda yang tertera disana.
Kini di usia 19, pertanyaan terbesarku akan segera terjawab. Semua rahasia kisah antara aku dan bunda akan ku kupas tuntas lewat jurnal ini.
Mendekatlah, temani aku untuk membacanya. Jika mungkin nanti aku tak kuat dengan rahasia dan kisah di balik jurnal usang bunda, bisakah aku meminjam bahu kalian untuk menyandarkan tangis ku?
