📕 1. Alasan Tertahan

79 16 20
                                    

Deru knalpot motor terdengar berhenti di depan gerbang kediaman sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Deru knalpot motor terdengar berhenti di depan gerbang kediaman sederhana. Seorang gadis cantik terlihat turun dari jok motor dan dibantu si pengendara melepas helm dari kepala. Tak ada basa-basi sekadar ajakan masuk ke dalam rumah, cukup tersenyum dan menerima ucapan terimakasih dari si gadis, pengendara itu langsung menarik gas motornya meninggalkan kawasan rumah tersebut.

Pun dengan gadis yang turun dari motor tadi segera menarik pintu gerbang dan masuk ke dalam rumah. Langkahnya masih tiba di teras, tapi seorang wanita paruh baya sudah menunggunya disana dengan tatapan tajam tanpa sepatah kata.

“Tumben jam segini bunda udah pulang?” ujar si gadis berniat mencairkan suasana.

“Kamu pulang sama siapa?” bukannya menjawab bunda justru balik bertanya.

“Sama Melvin bun.”

“Siapa Melvin? Pacar kamu? Berapa kali bunda bilang Haelyn, kuliah dan belajar yang benar, jangan berteman dengan sembarang laki-laki apalagi sampai pacaran. Bunda ngga suka!”

Lagi dan lagi Haelyn jengah mendengar omelan bunda perkara hal sama. Larangan dekat dengan laki-laki yang bunda tak kenal masih menjadi aturan ketat.

Awalnya bagi Haelyn hal itu maklum, mungkin karena bundanya takut dengan maraknya kasus pelecehan yang berawal dari perkenalan semata. Tapi semakin Haelyn bertambah dewasa dan dilingkupi pertemanan yang luas, gadis itu mulai jengah dengan aturan bunda.

Perkara larangan dekat dengan sembarang laki-laki Haelyn bisa memahami, tapi lama-lama bunda malah lebih ketat membatasi. Tidak boleh ada kontak atau pesan, tidak boleh ada sapaan, bahkan antar atau jemput seperti tadi juga tak diperbolehkan. Makanya begitu Haelyn tiba di rumah, gadis berpipi gembil dan mata bulat itu mendapat tatapan tajam dari bunda.

Haelyn rasa ini sudah keterlaluan, dia bukan anak kecil yang harus diatur boleh berteman dengan siapa saja. Haelyn paham mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Haelyn merasa dirinya butuh kebebasan untuk mengenal setiap karakter manusia, apalagi lawan jenis.

Hal ini wajar, Haelyn gadis normal yang bisa merasa jatuh cinta dengan seorang pemuda. Namun karena aturan ketat bahkan tak masuk akal dari bundanya, hingga umur Haelyn hampir menginjak sembilan belas gadis itu tak pernah merasakan indahnya pengalaman jatuh cinta sama seperti sahabat-sahabatnya.

Haelyn ingin memberontak tapi tak bisa, mengingat dia hidup hanya berdua dengan sang ibunda. Apalagi yang Haelyn bisa lakukan selain menurut? Meskipun dalam hati rasa cokol amat gadis itu rasakan tapi hanya bisa dia pendam.

“Bunda, tadi kelas Haelyn selesai lebih awal. Haelyn udah nyoba order ojol tapi ngga ada driver yang mau pick up. Kebetulan ada Melvin yang nawarin barengan karena dia ada urusan sama temannya yang tinggal ngga jauh dari sini. Daripada Haelyn nunggu lama, apa salahnya bareng Melvin?” dengan sabar Haelyn berusaha membela diri di depan bunda.

“Harusnya kamu telfon bunda, atau bareng Syahna atau Delisha kan bisa! Jangan beralasan di depan bunda ya Haelyn Zeevanya!” ujar bunda menaikkan satu oktaf nada bicaranya

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang