📖 3.8 No! Maybe its Ending!

50 7 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____________________________________


Journal Chaenava
Kota Marmer—2016

Sudah hampir sebulan aku kembali masuk kuliah. Aku ingat saat pertama kali masuk, teman-teman ramai menyambutku. Mereka begitu semangat bertanya tentang keadaanku. Tak luput Zeera dan Khalia yang terlihat paling bahagia saat melihatku datang kembali ke bangku perkuliahan.

Inilah satu kebahagian kecil yang aku maksud dihadapan Han. Bertemu dengan teman-teman daripada seharian berdiam diri diatas ranjang tanpa melakukan apa-apa.

Lantas bagaimana dengan Han setelah aku kembali melanjutkan kuliah? Tentu dia menjadi semakin over protektif. Setiap hari Han membantuku bersiap-siap. Sekalipun jam kuliah kami tak sama, Han rela mengantar dan menjemputku.

Terkait Javardan, rupanya itu juga bukan ucapan main-main Han. Saat itu tepat di hari pertama aku kembali ke kampus, Han mengantarku sampai ke depan kelas. Disana sudah ada Vardan, dan untuk pertama kalinya aku melihat Han berbincang bersama pemuda jangkung itu.

Namun sayang aku tak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi setelah itu Vardan mulai menjagaku, bahkan sikap dia tak kalah posesifnya dari Hannes.

Namun yang membuatku heran adalah Vardan seolah tau jika aku tengah hamil. Hal ini teramat jelas ketika Vardan melarangku menuruni tangga, atau selalu mengingatkanku untuk berhati-hati ketika berjalan, dan masih banyak lagi sikap aneh Vardan yang ditunjukkan padaku.





Huekk!!




Aku menutup hidung dan mulut saat rasa mual itu datang ketika Sharon menghampiriku dengan semangkok bakso panas. Entah kenapa makanan yang dulu kusukai itu sekarang menjadi makanan yang aku benci. Jangankan memakannya, mencium aromanya saja aku mual.

“Kenapa Chae, begayaan banget nyium makanan seenak gini mual.” tanggap Sharon ketika melihat ekspresiku di depan mangkok baksonya.

Aku menggeleng seraya menahan mual yang makin menjadi saat melihat Sharon mulai menyendokkan bakso itu kedalam mulutnya, "Kok lo mau sih makan makanan bau kayak gitu?"

“Hah? Bau gimana?! Jelas-jelas aromanya sedep gini.”

“Tapi sumpah ini baunya bikin... huekkk!!”

Aku tak tahan lagi, isi perutku akhirnya benar-benar keluar.

Sharon yang melihatku muntah di wastafel dekat meja tempat kami makan segera berdiri dan mengusap punggungku. Setelah aku merasa lebih baik Sharon membawaku duduk kembali. “Udah enakan? Mau ke Unit Kesehatan aja ngga?”

Aku mengangguk lemas menjawab pertanyaan Sharon, “Engga usah, cuma masuk angin biasa kok.”

“Masuk angin biasa kok muntahnya sama bakso...”

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang