📖 3.6 Panggung Dunia Kejam

41 9 33
                                    

Mau ngingetin kalau rate chapt ini 17+, ngga ada sex content tapi mengarah ke suicide attempt. Jadilah pembaca yang bijak and happy reading

 Jadilah pembaca yang bijak and happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________


Journal Chaenava
Kota Marmer-2016

Sejak kejadian hari itu aku berusaha menutup diri, menjadi Chaenava yang melanjutkan hidup meskipun tanpa tujuan yang pasti. Aku membatasi interaksi dengan semua orang bahkan aku rela memutuskan mimpi dan menjauhi hobi. Meskipun berat aku harus bisa meninggalkan separuh bagian dari hidup ini.

Tentu teman-temanku curiga dengan perubahan sikapku, terutama Nazeera dan Khalia. Mereka berulang kali bertanya ada apa, tapi selalu ku jawab dengan senyum palsu dan gelengan kepala. Karena tak mungkin untuk bercerita kepada mereka apa yang sebenarnya menimpa. Ini aib, tak sepantasnya diumbar dan biarlah aku menanggungnya. Meskipun melelahkan dan membuatku menangis tiap kali mengingat kenyataan jika di rahimku ada nyawa yang sedang aku bawa.

Jujur aku akui kehadirannya amat menyusahkan. Aku yang dikenal sebagai si paling enerjik sekarang menjadi si paling cepat lelah. Perut terasa kencang disusul kram, mual dan muntah, serta mood swing sekarang menjadi kebiasaanku. Bahkan baju ketat yang modis rela aku buang demi baju-baju oversize untuk kenyamanan badanku dan demi menutupi tubuhku.

Sempat terbesit ide untuk mengakhiri mereka. Karena kehadiran mereka yang membuat kehidupanku tersendat mimpiku terhambat. Tapi setelah aku pikir, jika aku mengakhiri mereka apakah itu tak membuatku seperti seorang ibu yang jahat? Mereka tak bersalah, mereka bahkan tak bisa memilih atau menolak untuk dilahirkan dari rahim mana. Mereka tak tahu apa-apa tapi karena kesalahanku mereka harus menanggung kesedihan memiliki ibu sepertiku.

Terlebih aku teringat ucapan Jingga, "Semua kesalahan harus diperbaiki," dan aku pikir hadirnya mereka adalah penebusan salahku. Tuhan menitipkan mereka untuk menghapus semua salahku malam itu. Lantas bagaimana bisa aku menolak pengampunan dari-Nya?

Tapi penebusan itu tak semudah yang aku kira, konsekuensi ini amat berat namun yang aku sesalkan kenapa aku yang harus menanggung semua ini? Kemana Han pergi? Kenapa dia tak peduli dengan darah dagingnya sendiri?

Sejak sore itu Han membuktikan ucapannya. Dia benar-benar enggan bertemu denganku, jangankan bertemu melihat saja tak sudi. Aku sering melihat laki-laki itu berbincang dengan temannya yang bernama Ferrel. Namun ketika aku dekati dia malah menjauh pergi, tak hanya itu semenjak menjauh dariku aku mendengar desas-desus jika Han sudah memiliki kekasih baru dari jurusan yang sama dengannya bernama Grizelda.

Sakit hatiku menerima kenyataan ini. Kenapa dunia kejam selalu memihakku? Orang tua bercerai, terpisah dengan saudariku, mama tak lagi menyayangiku, dan parahnya Han pergi meninggalkan sesuatu yang menghancurkan masa depanku.

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang