📖 3.7 Miracle To Be Beginning

33 7 42
                                    

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


___________________________________

Journal Chaenava
Kota Marmer-2016

Perlahan mataku terbuka, mengerjap menyesuaikan cahaya yang menerobos retina. Dengan rasa pusing yang masih menjalar aku berusaha melihat dimana aku berada. Seketika aku sadar jika aku ada di rumah sakit karena interior putih dengan bau khas obat-obat amat ketara. Belum lagi ketika aku melihat tangan kananku terhias jarum infus ditambah selang oksigen yang terpasang di hidung.

Aku mencoba mengingat apa yang terjadi hingga aku terbaring lemas di bangsal ruangan ini. Nihil, aku tak ingat apa-apa selain kehancuran rumah dan aku yang berusaha mengakhiri hidup sampai seseorang datang menyelamatkanku dari maut.

Hingga ditengah kebingunganku sendiri aku tak sengaja tanganku menyenggol surai seseorang yang ada di samping bangsalku. Sembari menahan rasa sakit, aku berusaha menegakkan tubuh melihat siapa orang yang ada disampingku.

"Hannes.."

Bibirku bergetar, tak aku duga seseorang yang menghilang dariku sekarang tengah tertidur di samping bangsalku. Berarti samar-samar ingatanku benar, seseorang yang membopongku saat kejadian itu adalah Hannes Aziziel Adikara.

Air mataku menetes bersamaan dengan Han melenguh pelan dan membuka matanya. Tatapan kami bertemu. Han terlihat menunjukkan binar bahagia sembari mendekapku erat.

"Chae kamu sadar? Syukurlah, mana yang sakit? Butuh aku panggilin dokter? Sebentar ya."

Han mengatakannya dengan penuh kekhawatiran bahkan sebelum pemuda itu beranjak aku menahan tangannya hingga dia kembali menatapku penuh tanya.

"Kenapa kamu disini? Bukannya kamu udah ngga mau ketemu sama aku lagi?" cicitku pelan membuat Han menghela nafas sembari terduduk lagi di samping bangsalku.

"Chae maafin aku yang ngatain buruk soal kamu. Aku tau aku salah tapi sekarang aku sadar kalau nyatanya aku memang pembohong besar. Aku salah Chae, aku bodoh. Harusnya aku bersyukur bisa ketemu perempuan sebaik, setegar, dan sehebat kamu.. Maafin aku Chaenava."

Baru kali ini aku melihat seorang Hannes yang dikenal periang menangis sendu. Dari getar suaranya aku bisa merasakan Han begitu menyesal dengan apa yang sudah dia lakukan. Meskipun di dalam hati masih membekas ucapan menyakitkannya.

"Syukur kalau kamu udah sadar, tapi jujur hatiku masih sakit Han. Apalagi pas kamu nuduh aku selingkuh dan kamu ngga mau ngakui mereka. Aku hancur Han, dunia ku hancur saat orang tua dan kamu pergi. Aku sendiri, aku-"

"Jangan pernah ngerasa sendiri lagi," dengan cepat Han memotong ucapanku, "sekarang aku disini, aku bakal nemenin kamu."

"Untuk apa? Aku cuma beban kan? Lepasin saja. Apalagi kamu mau ngejar mimpi kamu kan."

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu