📖 3.3 Start of The Disaster

46 11 46
                                    

⚠️ Warning mature content ⚠️

____________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________________________

Journal Chaenava
Kota Marmer—2016

Setelah serangkaian ujian kami laksanakan, kini pengumuman kelulusan ada di depan mata. Siang ini para murid kelas 12 berteriak heboh tatkala mendapati nama mereka terpajang di papan kelulusan.

Air mata bahagia dan pelukan hangat melingkupi, tak hentinya ucapan selamat datang silih berganti. 3 tahun berhasil dilalui, masa indah putih abu-abu berakhir kehidupan lain menanti, kami siap dilepas menjemput cita-cita di tempat yang lebih berarti.

Bahagia aku rasakan, namaku ada dideretan kata lulus. Yang paling berharga ketika menemukan namaku ada bersama nama-nama siswa berprestasi. Tapi mengingat keluargaku diambang kata pecah, untuk apa semua ini? Tak ada pelukan dari ibu, tak ada ucapan selamat dari ayah, bahkan Chaeryna entah dimana tak peduli dengan kelulusanku.

“Woy Chaena!! Cieeilahhh selamat jadi lulusan terbaik!” aku yang sedang bergelut dengan pikiranku terkejut ketika Han menepuk bahuku.

Enggan menampilkan rasa sedih, aku mencoba menunjukan senyum. “Makasih Han, lo juga selamat ya. Hebat banget paralel terbaik IPA.”

“Iyalah Hannes, btw bikin acara kelulusan yuk?!”

“Maksud lo ikut konvoi corat-coret baju?! Ngga! Daripada lo coret ini seragam mending dikasih ke orang yang membutuhkan. Kan jadi amal buat kita.”

Menanggapi omelanku Han terkekeh, tangannya terlulur mengusak gemas puncak kepalaku. “Bukan konvoi gitu, maksud gue kita pergi, rayain kelulusan sendiri.”

“Ohh bilang dong.” sahutku sambil tertawa. “emang mau kemana? Ngajak temen-temen?”

“Ke pantai yuk, pergi berdua aja.”

“Gila, siang-siang gini ke pantai? Panas lah!”

“Ngga kok, gue tau pantai teduh yang bagus. Ayok berangkat!”

Tak membiarkan aku menyangkal, Han langsung menarikku ke parkiran sekolah. Disana aku melihat Khalia dan Khalandra—si pasangan baru yang juga bersiap pergi menyusul Shaka dan Zeera. Melihat kedua temanku merayakan kelulusan bersama pasangan masing-masing, membuatku mantap menerima ajakan Han.

Jika mereka bisa merayakan kelulusan bersama orang tercinta, kenapa aku tidak?

Dibawah terik matahari Han mengajakku pergi ke daerah perbukitan. Han bilang dibalik bukit itu ada pantai indah yang belum banyak diketahui orang.

Suasana rindang perbukitan terasa damai. Langit biru menemani, pohon-pohon teduh memayungi, siang yang tak terlalu panas dengan semilir angin mengipasi. Sepanjang jalan aku dan Han bercanda, namun aku mulai berdumel ketika Han menyuruhku turun ketika motornya dia parkirkan di depan salah satu rumah warga.

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonWhere stories live. Discover now