📖 3.14 Awal Hari, Mari Bahagia Kembali!

31 4 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


____________________________________

Journal Chaenava
Pulau Seberang-2016

Kumandang adzan Subuh sayup-sayup kudengar. Perlahan retinaku terbuka menyesuaikan remang cahaya lampu kamar ini. Aku sempat menggeliat dibalik selimut dan merasakan ada sesuatu yang aneh. Ya, aku tidur dengan tubuh polos sementara tepat disebelahku ada sosok laki-laki dengan keadaan tak jauh berbeda dariku sedang mendengkur pelan.

Sejenak aku memutar kejadian malam panjang yang kulalui dengan Hannes sampai membuat pipiku bersemu. Aku ingat betul bagaimana dia membawaku menikmati keindahan malam, bahkan caranya memperlakukanku masih terngiang dalam pikiran.

Aku berusaha menegakkan tubuh dan membangunkan Hannes, tapi laki-laki yang berstatus sebagai suamiku itu hanya menggeliat. Tak kehabisan akal kucoba membangunkannya dengan menarik bantal yang dia pakai. Namun belum sampai batal ku tarik, Han malah menarik tubuhku terlebih dahulu hingga aku terkungkung dalam dekapannya.

"Masih pagi sayang, jangan berisik." gumamnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Han bangun, kita Sholat Subuh dulu." aku masih mencoba membangunkan Han, namun semakin aku bergerak Han malah mengeratkan pelukannya.

"Han lepasin, anak kita kejepit."

Gotcha! Caraku berhasil, Han melonggarkan pelukannya dan membuka matanya lebar.

"Hah iyakah? Aduh maafin ayah sayang. Gara-gara bunda kalian keenakan dipeluk sih." sontak aku menepuk dada bidang Han hingga dia itu mengaduh pelan, "Masih pagi lho, bukannya suaminya dikasih ciuman malah digeplak."

"Mesum sih!"

"Mesum gini kamu suka kan? Semalem siapa yang bikin leher sama dada aku jadi kayak gini?" hampir saja bantal melayang mengenai Han kalau tangannya tidak cepat menahanku. "Cieilah bumil malu-malu. Ngga usah malu, kalau mau lagi tinggal bi...... Iya iyaa.. ampun!"

Ocehan ngelantur Han berhasil ku bungkam dengan pukulan bantal yang kulayangkan padanya. "Cepetan mandi, abis itu Sholat Subuh!"

"Mandi bareng yuk." dan ternyata tak habisnya Han menggodaku

"Ngga ada acara mandi bareng buruan aw!"

"Sayang, kamu kenapa?"

Han segera menegakkan tubuhnya dan memegangku penuh rasa khawatir. Aku yang terduduk di sandaran ranjang hanya diam meringis seraya meremat kuat tangan Han. Sampai Han perlahan mengusap punggung bagian bawahku hingga rasa sakit ini perlahan mereda.

"Udah enakan?" tanyanya sementara tanpa bicara aku menjawab dengan anggukan. "Perlu ke klinik?"

"Ngga papa, cuma kram perut. Biasanya juga gini."

"Biasanya gini?"

"Dari masuk bulan ke enam sering kram tiap pagi"

Raut muka Han berubah mendengar ucapanku. "Ya ampun maafin aku ya Chae, aku ngga nemenin kamu pas perut kamu kram. Pasti kamu kesakitan banget dan ngga ada yang ngelus-ngelus kayak tadi."

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonWhere stories live. Discover now