📖 3.10 Difficult Choice

28 5 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



____________________________________

Journal Chaenava
Kota Marmer—2016

Hari, minggu, bulan berlalu, perlahan aku mulai bisa melupakan kejadian di masa lalu dan menerima apa yang telah terjadi. Bahkan karena sibuk melupakan masalah-masalah itu tak aku sangka kehamilanku sudah memasuki bulan ke-enam. Dan selama 2 bulan terakhir, aku dan Han mulai menjalankan kegiatan kami masing-masing. Han kembali fokus kuliah sementara aku hanya di rumah tak melakukan apa-apa.

Rasa bosan jelas mendera, apalagi melihat teman-temanku memiliki kesibukan di kampus karena UAS akan dilaksanakan. Aku mengerti kesibukan mereka, karena Han juga sering lembur tugas-tugasnya. Jujur ada rasa iri ketika melihat Han berkutat dengan buku-bukunya. Andai saat itu aku tak dikeluarkan dari kampus pasti aku bisa merasakan kesibukan seperti Han.

Tak mau terus-terusan merasa bosan tanpa melakukan apa apa, aku pun berinisiatif untuk kembali bekerja di cafe milik Bang Aron. Tapi keputusan ini tak serta merta disetujui Han. Kami sempat cek-cok perkara ini. Han tak ingin aku bekerja mencari uang, pikirnya jika hanya perkara biaya persalinan saja dia masih mampu membiayai.

Tapi sebenarnya bukan itu tujuanku, karena jujur aku hanya butuh teman dan aktivitas. Aku kesepian di rumah meskipun Han sudah menyuruh Nazeera atau Khalia menemani, tapi aku tau mereka punya kesibukan sendiri. Makanya daripada diam, aku ingin bekerja kembali dengan Bang Aron yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri.

Dan akhirnya setelah perdebatan panjang, Han pun mengizinkan. Tapi meskipun begitu Han tetap berpesan jika aku tak boleh terlalu lelah dan jangan pulang sendiri jika dia tak bisa menjemput. Untung saja di cafe Bang Aron masih ada Javardan yang sekarang bisa diandalkan Han untuk menjaga dan mengawasiku.

Begitulah sampai akhirnya aku bisa kembali bekerja di cafe yang dikelola Bang Aron. Awal kedatanganku, Bang Aron menyambut dengan ramah begitupun dengan Javardan dan satu karyawan baru yang aku tau bernama Adlifiano Madhava Harjun. Meskipun aku perempuan sendiri aku tak merasa khawatir karena mereka menjagaku.

Ah iya berbicara soal Bang Aron, pemuda keturunan Aussie itu sudah mengetahui masalah hidupku dari cerita Javardan. Bang Aron pun sempat meminta maaf padaku karena dulu ia sering menegurku perkara aku yang sering merasa lelah saat bekerja dikehamilan trimester pertama.

Tapi semenjak datang kembali, aku tak mendapat pekerjaan berat. Tugasku hanya menjaga kasir dan membantu Bang Aron menyiapkan pesanan. Tapi apapun posisi pekerjaannya lelah tentu sudah pasti. Terlebih aku sedang hamil di pertengahan trimester, jadi lumayan berlipat kali berasa kram atau pegal.

Jika aku sudah merasa lelah, tiga laki-laki di cafe itu tak hentinya memintaku untuk istirahat. Seperti siang ini, ketika cafe senggang tiba-tiba Mas Fian menghampiriku seraya memberikan segelas air putih dan buah semangka segar yang baru dia kupas. Tak berselang lama ganti Javardan yang datang memberikan sebungkus nasi yang baru dia beli di seberang cafe.

MATRIS JOURNAL | Han Jisung x Lee ChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang