16

1.9K 197 2
                                    




.


.


.


Dapat ia rasakan cahaya dari batu Stragon itu perlahan bersinar terang tanda bahwa anggota Traitor itu semakin dekat.

Sebenarnya ia ingin menyuarakan protesnya kala Mark terus berada di belakangnya kemanapun ia berlari. Namun ia harus fokus untuk menemukan anggota Traitor itu alias si pengemudi truk.

Tidak tahu apa motifnya membuat kekacauan di tengah kota, yang terpenting ia tidak boleh kehilangan jejaknya.

Netra semerah darah itu berhasil menangkap suatu objek yang sedang berlari terburu-buru 10 meter dari tempatnya.

'Itu dia!'

Tanpa menunggu lama segera saja Jisung mempercepat larinya hingga sekarang vampir itu tepat berada di belakang target.

Kuku tangannya memanjang siap untuk merobek punggung orang itu.

Syut!

Jisung terkesiap kala serangannya melesat dan seketika si target menghilang dari pandangannya.

"Oh, sihir ilusi ternyata."

Kalau begini ia juga akan sedikit bermain-main dengan orang itu.

Sebenarnya gampang bagi Jisung melumpuhkan sang target. Tetapi ia tidak boleh gegabah karena dirinya masih berada di lingkungan umum. Jika ia kebablasan menghilangkan nyawa Traitor itu, maka ia tidak bisa mengorek informasi dari memori si target. Bisa-bisa ia akan dihukum oleh Jeno karena melanggar tugasnya yang hanya mengawasi dan menangkap hidup-hidup si target.

"Jangan lengah, kau akan kehilangan jejaknya."

Jisung berdecih kala Mark malah melesat mendahuluinya mengejar orang itu yang sudah jauh berlari ke ujung gang.

Siapa dia bisa-bisanya ikut campur ke dalam urusannya?

Tanpa memerlukan waktu lama dirinya sudah mendahului langkah Mark. Si target tiba-tiba berbalik dan melempar pisau ke arah Jisung. Dengan reflek ia menghindar dan pisau itu tertancap ke dinding gang.

Jisung menyunggingkan senyumnya kala mereka telah tiba di gang buntu. Orang itu terkepung dengan dirinya dan Mark menghalangi akses untuk jalan keluar.

Mau tak mau pilihannya sekarang adalah melawan dua vampir bangsawan itu.

Si target mengeluarkan pisau yang sudah diasah tajam, mengacungkan ujung mata pisau ke arah dua musuhnya dengan tangan bergetar.

Dengan santai Jisung berjalan perlahan mendekati sang target.

"Apa kau bisa bertarung dengan tangan gemetar seperti itu?"

"Jangan mendekat! Atau pisau ini akan menancap ke tubuhmu!"

Ancaman tersebut hanya dianggap angin lalu saja oleh Jisung. Hingga vampir itu berada cukup dekat dengan orang itu, sikut tangannya memutar 180 derajat dan memukul keras ke belakang tubuhnya hingga suara debuman nyaring disertai gempa kecil terjadi.

Jisung tak bodoh mengetahui bahwa orang di depannya yang tengah mengacungkan pisau itu merupakan ilusi. Orang sebenarnya adalah dia yang diam-diam berada di belakang Jisung bersiap untuk menikam punggung vampir itu.

Mark takjub dengan kemampuan Jisung. Ia tidak tahu jika orang di hadapan vampir itu cuma tipuan. Ingin membantu, tapi sepertinya vampir Lee itu bisa memberesinya dengan mudah. Jadi ia hanya berdiam diri sambil melihat sekiranya ada celah untuk ia memberikan bantuan.

Orang itu bangkit dan segera menyerang Jisung. Vampir Lee itu hanya menghindari serangan sang target, tidak bermaksud untuk melawan balik. Ia akan menunggu orang itu kelelahan, lalu dengan mudah ia melumpuhkan tanpa banyak menggunakan kekuatan.

Lama kelamaan akhirnya serangan dari orang itu mulai melambat. Jisung terkekeh melihat nafas target sudah tak beraturan lagi. Dengan santai ia menghampiri orang itu yang tengah berdiam diri di tempat sembari bertumpu pada kedua lututnya.

Tinggal membuatnya pingsan dan pekerjaannya selesai.

Namun sebelum itu terjadi-

"AWAS DI BELAKANGMU LEE!"

Slap!

"Akh!"

Kedua bola mata Jisung membola kala di sampingnya sudah terdapat punggung Mark yang melindunginya dari serangan si target. Mark meringis kala mata pisau tertancap dalam di perut sebelah kanan.

Sial! Berarti orang yang kelelahan tadi hanyalah ilusi semata?

Dengan sedikit emosi dirinya melesat cepat ke belakang orang itu dan membanting tubuhnya ke atas tanah hingga ia mengerang kesakitan karena tulang punggung si target remuk akibatnya.

"Kau harus tidur supaya tidak merepotkanku lagi."

Segera Jisung memukul tengkuk belakang orang itu hingga pingsan.

Sementara Mark sedang berusaha mencabut pisau dari perutnya. Suara dentingan logam beradu di tanah tanda Mark berhasil menyingkirkan pisau itu. Ia menekan luka yang tercipta supaya darahnya tidak merembes keluar lebih banyak.

Vampir punya kemampuan beregenerasi yang cepat, terlebih bagi vampir origin. Namun seperti ada yang aneh..

"Ugh!"

Tanpa diduga Mark memuntahkan darah dari mulutnya. Jisung yang sedang ingin berkonsentrasi untuk menghubungkan telepati pada Jeno pun seketika buyar.

Dapat ia lihat Mark sedang berlutut di atas tanah dengan darah yang tak henti-hentinya keluar dari mulutnya.

Dengan tergesa ia menghampiri vampir Jung itu dan mengecek lukanya. Disana terdapat cairan hijau yang sudah bercampur dengan pekatnya darah Mark.

"Sial, pisau itu ternyata sudah dilumuri oleh racun."

Racun yang dimaksud adalah racun khusus untuk memperlambat regenerasi vampir dan merusak organ dalam vampir walaupun hanya bersifat sementara, namun mampu membuat seorang vampir tak berdaya selama beberapa hari.

Jisung meletakkan lengan hoodienya ke mulut Mark agar darah berhenti keluar dari sana hingga kain putihnya sudah berganti warna dengan merahnya darah.

"Kau tahan sebentar, aku akan membawamu pergi setelah aku selesai melaporkan Traitor itu pada Lee Jeno."

Langsung saja ia menutup kedua matanya guna memfokuskan pikirannya agar terhubung dengan keberadaan Jeno yang mungkin sangat jauh dari tempat mereka.

Mark tidak bisa berbicara karena mulutnya penuh dengan cairan pekat itu. Dengan tangan kanan yang tidak sedang menekan luka di perutnya, ia bawa untuk merogoh benda metal persegi di dalam saku celananya dengan susah payah. Ia mendial nomor seseorang hingga nada tunggu tersambung.

Lalu tangan kirinya ia bawa untuk menggenggam lengan kanan Jisung yang berada di mulutnya hingga sang empu berdecak kesal dan membuka matanya.

"Ck! Jangan menggangguku sialan!"

Protesan itu tak digubris Mark. Vampir itu malah menyodorkan handphonenya ke hadapan Jisung yang sedang menampilkan sambungan telepon untuk seseorang dengan tangan gemetar.

Rupanya racun itu sudah melumpuhkan sebagian syaraf dalam dirinya.

Tak lama ikon merah berganti hijau yang mana sambungan telepon itu diangkat oleh seseorang di seberang sana.

"Hallo?"



Tbc.


Have a nice day~

Master! [JiChen]✓Where stories live. Discover now