32 (End)

2.7K 204 44
                                    




.


.


.


Jisung tidak menyangka jika perasaan terbuangnya ini mampu membawanya bertemu dengan Johnny.

Benar kata vampir Seo itu, Jisung merasa dirinya tidak berguna di keluarga Lee. Ia juga kurang kasih sayang dari ayahnya sendiri, satu-satunya orangtua yang ia miliki. Walaupun ada Jaemin, tetap saja ia merasa kurang.

Sama seperti kasus Jaehyun dan Johnny, Jisung rupanya diam-diam menyimpan rasa iri pada Jeno karena mereka sama (fisik yang mirip dan mereka pure vampir). Tetapi dalam segi kemampuan, Jisung jauh lebih rendah dari Jeno.

Melihat kesempatan itulah Johnny menghasut Jisung agar bergabung dengannya, Jisung tanpa protes langsung mengiyakan ajakan tersebut. Johnny juga lah yang menyuruh Jisung mencari seorang slave untuk dijadikan sebagai senjata.

Dengan skenario yang direncanakan sedemikian mungkin, Johnny mengincar seorang manusia sebatang kara yang akan ia tabrak dengan orang suruhannya menggunakan truk pengangkut kayu gelondongan. Jisung disuruh untuk jalan-jalan di tempat kejadian perkara dan bertemulah ia dengan Chenle.

Dan untuk kasus tabrakan kecil di depan mall hanya menjadi gertakan semata untuk memberitahukan pada semua orang jika Traitor telah kembali.



***



"Walaupun usianya telah menyentuh dua abad lebih, dengan rentang waktu yang sangat lama tersebut apakah kau pernah memberikan sedikit rasa kasih sayangmu padanya? Kau hanya sibuk dengan pekerjaanmu dan kedua anak kembarmu tanpa ingat bahwa kau memiliki putra bungsu yang terbuang. Aku memahami posisi itu, maka aku memanfaatkan dia yang sedang lengah ini untuk mendapatkan setidaknya pelukan hangat dari sosok ayah sekali seumur hidup. Dan aku mewujudkan impiannya."

"TIDAK!" teriak Jaemin histeris. Tanpa sadar batu besar di belakang Jaemin terangkat karena kekuatannya dan mengarah pada Johnny dan Jisung berada, hingga ketika akan mengenai mereka, batu besar itu hancur akibat sihir perusak yang Johnny keluarkan.

"Oww, tenang, tenang. Kami disini belum ingin mengibarkan bendera perang." ucap Johnny sambil membersihkan serpihan batu yang tertempel di pakaiannya.

Dengan situasi sekarang mereka bertiga bisa saja menghabisi Johnny dengan mudah. Tetapi mereka tidak mampu melakukan hal itu karena ada sang adik bungsu di samping vampir Seo itu.

Dengan terungkapnya semua skenario licik ini, Jaehyun marah besar sekaligus rasa bersalah yang teramat untuk sang anak bungsu yang kini hanya menatapnya dengan tatapan datar. Ia ingin mengambil kembali hati sang anak, tetapi kepercayaannya sudah direnggut oleh Johnny.

Vampir jangkung itu mengedarkan pandangannya ke belakang tempat area para mayat Traitor bergelimpangan.

"Sepertinya kau telah mengurangi setengah dari jumlah kita, nak. Tapi tidak apa-apa, aku bangga padamu." ucap Johnny sembari mengelus pucuk kepala Jisung dengan sayang. Jaehyun di tempat hanya menyaksikan perlakuan tersebut dengan diam. Ia mencaci maki dirinya sendiri yang tak bisa berbuat apa-apa disituasi sekarang.

"Nah, sekarang-" Johnny mengangkat pandangannya ke arah sang mantan sahabat. Dua jari terulur ke hadapan wajahnya.

"Aku menghadapkan dirimu pada dua pilihan, Jisung atau rakyatmu?"

Jaehyun jelas tahu kedua pilihan tersebut masing-masing memiliki satu hal besar yang dikorbankan.

Jika memilih Jisung sama saja rakyatnya yang akan dikorbankan. Jika memilih rakyat, maka rakyat akan selamat tetapi merelakan Jisung pergi dengan Johnny.

Master! [JiChen]✓Where stories live. Discover now