17

1.9K 220 13
                                    




.


.


.


Entah sudah keberapa kalinya ia berdecak kesal pada vampir bersurai biru terang itu. Pasalnya setelah acara lapor melapor lewat sambungan handphone yang ternyata tersambung ke nomor kantor dewan, Mark kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

Lukanya perlahan tertutup, tetapi racunnya sudah menyebar ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan tubuhnya mati rasa.

Dengan susah payah Jisung membopong tubuh Mark yang ternyata lumayan berat itu di pundak dan membawanya kembali ke tempat di mana ia meninggalkan Chenle dan teman gembulnya itu. Tentu setelah menunggu orang suruhan dewan membawa pergi Traitor itu untuk dikurung sementara di penjara dewan.

Jisung sesekali mengumpat saat tubuh Mark hampir terjatuh kala terguncang hebat karena dibawa berlari.

Akhirnya dengan penuh perjuangan, tibalah ia ke depan mall. Jalanan sudah kembali normal, sepertinya kekacauan itu sudah dibereskan.

Matanya melihat sekitaran guna menemukan dua makhluk yang ia tinggalkan. Jisung mendesah lega kala ia menangkap dua objek yang dicarinya sedang berlari ke arahnya dari teras mall.

Haechan yang pertama kali memekik kencang kala melihat Mark di punggung Jisung sedang tak sadarkan diri dengan darah dimana-mana.

"Apa yang terjadi dengan kalian!? Itu Mark kenapa bisa begitu!?" heboh Haechan yang hampir menangis karena mereka pulang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Terlebih Mark, kekasih hatinya.

Chenle hanya bungkam sembari meremat jemarinya yang terasa licin akibat berkeringat dingin. Sedari tadi perasaannya tak enak, dan benar saja tuannya dan Mark terluka akibat terlibat perkelahian dengan Traitor itu.

"Akan kujelaskan nanti, sekarang sewa kendaraan atau apapun itu yang bisa mengantarkan kita ke rumah sakit. Vampir ini butuh pertolongan segera."

Haechan mengangguk dan segera berlari ke tengah jalan guna menghentikan mobil yang kebetulan melintas di sana. Chenle hampir saja pingsan melihat tindakan gegabah Haechan yang sangat berpotensi untuk membahayakan nyawanya sendiri jika sampai tertabrak mobil.

Jisung hanya geleng-geleng kepala melihat betapa paniknya pemuda gembul itu.

Ia mengisyaratkan Chenle untuk mendekat ke arahnya dan langsung dituruti oleh sang slave.

"Gunakan kekuatan penyembuhmu untuk pertolongan pertama pada vampir ini."

Chenle mengangguk dan segera meletakkan tangannya ke atas kepala Mark yang masih digendongan Jisung.

Ia berusaha menetralkan racun yang sudah bersarang di otak Mark agar tidak mengganggu fungsi otak sebagai pusat dari pemikiran makhluk. Jika otaknya stabil maka kesadarannya pun bisa terjaga, dan itu membuatnya akan terselamatkan dari kelumpuhan otak.

Jika otak lumpuh, maka rentang waktu tak sadarkan diri juga akan lama.



***



Mark sudah dibawa ke ruang unit darurat, maka tinggallah Jisung, Chenle dan Haechan yang masih menangis di kursi tunggu rumah sakit.

Chenle berusaha menenangkan Haechan yang menangis sesegukan di pundaknya. Mengelus-elus punggung sempit itu guna menyalurkan ketenangan walaupun itu sia-sia, pemuda beruang itu malah mengencangkan tangisnya hingga Chenle kelabakan sendiri dibuatnya.

"Sumpal mulutnya dengan tisu."

Ucapan sarkas dari Jisung yang sudah jengah mendengar tangisan dari Haechan sejak sejam yang lalu, membuahkan pelototan tajam dari Chenle.

Bisa-bisanya vampir itu berkata seperti itu disaat kalut akan kondisi Mark yang belum diketahui.

Tak lama pintu berdaun dua itu terbuka hingga nampaklah seorang dokter berjas putih menghampiri mereka.

"Kalian perwakilan pasien di dalam?"

Haechan melepas pelukannya dan mengangguk ke arah dokter itu.

"Teman kalian terkena racun vampir yang diperuntukkan untuk melumpuhkan syaraf-syaraf tubuh. Namun sembuhnya akan berlangsung cepat karena pasien mendapatkan pertolongan pertama dengan baik."

Haechan maupun Chenle menghela nafas lega. Chenle merasa dirinya bangga bisa memiliki kekuatan penyembuhan.

"Kami sudah bisa menjenguknya dokter?"

"Boleh, asalkan jangan membuat keributan. Pasien perlu waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan kekuatannya."

Keduanya membungkuk seraya mengucapkan terimakasih kepada dokter itu. Mereka lalu masuk ke ruangan yang dimana Mark terbaring masih tak sadarkan diri di brankar rumah sakit.

Kulit vampir yang sudah pucat tambah pucat kala Mark kehilangan banyak darah akibat racun sialan itu. Pakaiannya pun sudah berganti dengan pakaian pasien khas rumah sakit berwarna biru tosca.

Haechan mendekatkan dirinya ke samping Mark dan mengelus-elus punggung tangan yang terasa dingin itu. Kembali air mata menetes mengaliri pipi cukup berisi itu.

Hati Haechan terluka kala melihat kekasih hatinya terbaring lemah dengan wajah pucat. Seumur hidup baru kali ini ia melihat Mark tak berdaya seperti ini.

Rupanya efek racun itu benar-benar hebat karena bisa melumpuhkan seorang vampir origin yang terkenal memiliki daya ketahanan tubuh yang kuat.

"Tidak usah menangisi vampir Jung itu. Bangsa kami tidak akan mati konyol hanya gara-gara racun itu."

Ingin meneriakkan kekesalannya pada vampir di belakangnya, namun perkataannya memang logis. Jadilah Haechan berusaha menghentikan laju air matanya agar kelopak matanya tidak bertambah bengkak.

"Ayo kita pulang Zhong." ucap Jisung setelah memastikan Haechan sudah tenang di kursinya.

"Eh tapi.. bagaimana kak Haechan-"

"Aku tidak apa-apa, kalian pulanglah. Terimakasih karena sudah membawa Mark ke rumah sakit."

Walaupun Haechan mengatakan bahwa ia baik-baik saja, namun rasanya berat untuk meninggalkan pemuda beruang itu dalam keadaan kacau.

"Kau dengar kan? Sekarang kita pulang, aku sudah lelah bermain kejar-kejaran dengan sopir truk itu."

Mau tak mau ia harus menuruti perintah sang tuan. Namun sebelum mereka berdua benar-benar pergi dari sana, Jisung menghentikan langkahnya di ambang pintu, yang mana membuat Chenle ikut berhenti juga.

"Kau segera hubungi keluarga Jung agar mereka secepatnya membawa vampir itu pergi. Dia akan haus darah dan tak bisa mengontrol nafsunya saat bangun nanti dan menyerang siapa saja yang dapat dijangkaunya. Ku harap besok kau masih bisa melihat matahari pagi."

Baik Chenle maupun Haechan tertegun mendengar fakta baru itu. Jika vampir dalam keadaan terluka, kelelahan setelah bertarung, serta kehabisan banyak darah seperti kasus Mark ini, vampir akan meminum banyak darah agar kekuatannya pulih serta luka-luka di sekujur tubuhnya cepat beregenerasi. Dan umumnya vampir tidak bisa mengontrol sisi buasnya akan darah hingga biasanya vampir akan mengurung diri di kamar dengan persediaan banyak darah sampai nafsunya reda.

Haechan mengangguk dan segera menghubungi keluarga Jung. Jangan tanya bagaimana Haechan bisa memiliki kontak keluarga Mark.

Lalu setelahnya Chenle berpamitan pada Haechan dan langsung menyusul langkah lebar Jisung yang sudah keluar lebih dulu dari ruangan serba putih itu.



Tbc.


Don't forget to ⭐ and 💬

Saya mau debutin book baru lagi. Gatal banget pengen di publis🤭 Yang mau baca silahkan mampir ya🤗

Master! [JiChen]✓Where stories live. Discover now