22

1.8K 219 12
                                    




.


.


.


Jisung meletakkan gagang sapu yang ia pakai ke tempatnya semula. Tidak menghiraukan ucapan terimakasih teman piketnya, vampir itu langsung keluar kelas setelah meraih tasnya di atas meja.

Setelah kakinya sampai ke luar gerbang sekolah, slavenya malah tidak ada di tempat yang ia suruh menunggu. Tidak mungkin pemuda Zhong itu menghilang tanpa kabar. Jadi dengan mengandalkan aura Chenle yang masih tertinggal di tempat, Jisung mengikuti kemana aura itu membawanya.

Ia masih bisa merasakan samar-samar, tanda keberadaan pemuda itu yang masih tidak jauh dari sekolah.

Sampailah Jisung ke area gang sempit yang sepi. Samar-samar namun pasti, ada suara pukulan dan tak lama setelah itu suara jeritan menyusul.

Jisung mengaktifkan batu Stragon di kalungnya, mengira jika keributan itu adalah Chenle yang sedang bertarung dengan anggota Traitor. Namun tidak ada respon apapun dari batu itu.

Jisung semakin mendekat ke arah belokan gang yang menuntunnya untuk melangkahkan kakinya ke sana.

Tap

Tap

Tap

Diujung sana, dapat ia lihat tiga orang manusia sedang menampilkan ekspresi panik yang kentara setelah melihat kedatangannya, dengan salah satunya berada dalam posisi ambigu. Ia melihat penampilan penuh lebam Chenle yang sedang terbaring lemah di atas kungkungan salah satu siswa yang ia yakini sebagai pemimpin dua siswa lainnya.

Jisung masih diam di tempat tidak minat ingin segera menyelamatkan slavenya dari situasi itu.

"Oh, kau berseragam Neo High School? Wajahmu terlihat asing, apa kau siswa baru?" tanya salah satu siswa yang berada di atas tubuh Chenle.

Jisung memperhatikan ketiganya. Dari lambang yang ia gunakan, sepertinya dari tingkatan akhir. Ia mengenalnya karena lambang yang mereka gunakan sama dengan lambang yang tersemat di jas milik Mark.

Ketiga siswa itu merasa lega karena kehadiran Jisung yang hanya seorang siswa tingkat pertama. Mereka bisa melakukan hal apapun untuk membuatnya tutup mulut atas perbuatan buruk mereka.

Tetapi itu tidak menjadi suatu kekhawatiran besar bagi mereka. Karena rata-rata siswa-siswi di Neo High School cenderung mengucilkan Chenle. Jika adapun siswa yang melihat pembullyan siswa lain terhadap pemuda manis itu, mereka lebih memilih acuh dan tutup mata.

"Kau mau berdiam diri disitu atau ikut kami menyiksa anak miskin ini?" tunjuknya pada Chenle yang masih ingin melepaskan tangannya dari cengkeraman siswa itu.

Jisung bersidekap dada sambil bersandar di tembok gang. "Lanjutkan kegiatan kalian, aku hanya ingin menonton dari sini."

Mata Chenle seketika membulat kala kata-kata tak peduli itu meluncur mulus di mulut tuannya. Apa-apaan? Dia.. tidak peduli padanya? Dia tidak mau menolongnya setelah vampir itu mengetahui keadaannya sekarang ini seperti apa?

Pikirnya tuannya akan segera berlari untuk menolongnya dan menghajar anak-anak pembully itu seketika sirna tak bersisa.

Berbagai macam pertanyaan sama terus terulang di dalam pikirannya. Tuannya pun tidak peduli dengan dirinya? Apa artinya jika ia diberikan kesempatan kedua untuk hidup malah untuk merasakan rasa sakit yang dia inginkan menyerah untuk menghadapi semua ini?

Diam-diam tangannya mengepal menahan emosi yang segera memuncak. Jika di dunia ini tidak ada lagi seorang pun yang peduli padanya, biarkan dia yang mengasihani diri sendiri.

Master! [JiChen]✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن