kedua ; selalu ada alasan

4.9K 496 183
                                    

Selama masa koas, Shania kekurangan banyak waktu untuk dirinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama masa koas, Shania kekurangan banyak waktu untuk dirinya sendiri. Waktu untuk makan saja dia selalu curi curi waktu, apalagi untuk me time sekadar membaca novel romcom kesukaannya. Bagaimana bisa dia melakukan itu semua ketika ujian, quiz, bahkan laporan menghantui setiap detiknya.

"Mbak, dipanggil dokter Maya" salah satu teman koasnya muncul dibalik pintu.

Shania yang terlalu fokus pada laporannya saat itu tersentak ditempat. "yaampun, Nas, Mbak kaget banget"

Naswa meringis, "maaf mbak, tapi kata dokter Maya disuruh burun darurat gitu loh"

Darurat versi Ibu Maya setau Shania itu ada dua. Pertama, darurat pada umumnya di rumah sakit yang selalu berhubungan pada kondisi pasien dan yang kedua adalah darurat yang selalu berhubungan tentang anak tengahnya. Ditengah kesibukannya seperti ini, Shania tidak punya waktu untuk menebak darurat yang mana yang kali ini dimaksud oleh Ibu Maya sehingga ia buru buru melangkahkan kakinya menuju gedung pegawai dan administrasi berada, tempat ruangan Ibu Maya terletak.

"Masuk" seru Ibu Maya dari dalam setelah Shania mengetuk.

"siang Ibu, kata Naswa Ibu cari aku?"

Tubuh dibalut jas snelli itu berbalik memperlihatkan senyum dari gincu merah yang memoles bibir indah tersebut, "duduk dulu, Sha" pinta Ibu Maya.

Dengan wajah takut tapi juga bingung, Shania mendudukkan dirinya di sofa kulit ruangan Ibu Maya. "ada apa ya, Ibu?"

"kamu pasti belum makan siang kan?" Ibu Maya mendekatinya dengan membawa beberapa kotak makanan.

Shania refleks meringis dan mengangguk pelan. Sudah dia bilang kan? sekarang punya waktu untuk tidur saja dia bersyukur sekali. Apalagi untuk makan.

"Kamu tuh jangan sering lupa makan, Sha. Nanti maag mu kambuh lagi, Ibu gak mau ya tiba tiba nama kamu tercatat sebagai pasien di UGD karena kamu ambruk lalu dapat laporan kalau kamu maag. Maag mu itu udah akut loh, sayang" tegur Ibu Maya mulai membuka kotak makanan disana.

Tersaji lah nasi dengan ayam goreng kremes serta sambal terasi yang berhasil mengundang lapar dari sosok Shania. Hangatnya nasi yang masih tampak mengepul menjadikan bukti bahwa makanan ini baru saja dibeli atau dibawa kesini. Lantas, otak Shania membayangkan kenikmatan ayam yang bercampur dengan nasi serta cocolan sambal terasi di mulutnya, kemudian diakhiri dengan segigit ketimun dan kol sebagai lalapan. ugh, kalau diperlihatkan begini siapa yang tidak ngiler sih.

"Ini tadi Ibu minta Nadhif buat nganter ini ke rumah sakit, dia habis meeting diluar lalu kebetulan lewat sini jadi ibu telpon langsung"

"loh, mas Nadhif kesini Ibu?"

Ibu Maya mengangguk angguk, tapi tiba tiba gerakan tangannya terhenti saat membuka kotak makanan untuk dirinya, "dia gak nyamperin kamu?"

Dengan polosnya, Shania menggeleng.

Returning The FavorWhere stories live. Discover now