ketujuh belas ; manis pahit perasaan

4.1K 437 137
                                    


Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


Sejak semalam senyum Shania tak juga luntur. Sampai dia curiga selama tidur pun dia masih juga dalam keadaan tersenyum. Alasannya? apa lagi kalau bukan soal permintaan Nadhif padanya untuk ikut membuatkannya sarapan yang jelas jelas dimasak langsung oleh Shania. Saking senang dan tak ingin mengecewakan Nadhif, malam sebelum tidur ia berkali-kali memastikan bahwa bahan bahan makanan yang akan dia masak semuanya lengkap di dapur.

Perasaan berbunga bunga juga pikiran pikiran positif memenuhi Shania sejak bangun pagi tadi. Apa mungkin masa-nya sudah datang? apa sekarang waktu yang dia tunggu tunggu sejak dulu itu sudah tiba?

"kayaknya kamu lagi happy banget ya, Cha. Dari tadiiiiii aku perhatiin, tuh bibir senyum terus"

Suara berat itu mengalihkan pandangan Shania pada layar iPad di ujung kitchen island. Ia tertawa kecil melihat wajah bingung orang diseberang sana.

"lagi ngapain sih?" tanya orang itu sok kepo, padahal sejak tadi semua yang Shania lakukan ditonton oleh orang tersebut.

"aku tuh lagi nyiapin sarapan, Mas Rangga. Tapi sarapan kali ini spesial, soalnya aku juga nyiapin buat Mas Nadhif"

"kenapa nyiapin sarapan buat Nadhif? kamu memang gak bakal sedih kalau dia ngebuang sarapan dan bekal buatan kamu kayak dulu"

Tangan Shania berhenti bekerja sejenak, senyum itu luntur untuk beberapa kali mengingat tingkah Nadhif dimasa awal awal mereka tunangan, dimasa Shania berusaha sekeras itu untuk mendapatkan hati Pria tersebut.

Namun Shania segera menghapus memori itu lalu menggeleng kuat, "gak dong, Mas. Kali ini itu Mas Nadhif yang minta sendiri"

Rangga tidak bisa menyembunyikan kekagetannya, tapi setelah itu bibirnya ikut melengkung keatas seperti milik Shania, "loh? dia udah mau makan makanan kamu?"

Shania mengangguk kuat, terlihat sepeti anak kecil yang menggemaskan.

"kalau kamu udah masakin buat Nadhif, ntar gak ada lagi yang masakin buat aku dong, Cha" keluh Rangga dengan suara yang sengaja ia buat buat sedih.

Gadis berponi tersebut terbahak menggeleng gelengkan kepalanya mendengar suara menggelikan Rangga, "gak mempan ya, Mas. Lagian Mas minta dong sama pacar, Mas. Katanya pacar Mas itu jago masak"

"haduh, mentang mentang Nadhifnya udah mendekat, kamunya jadi kacang lupa kulit gini ya, Cha"

Shania sontak terpingkal-pingkal mendengar hal tersebut, "Mas Rangga apaan deh! mana ada ya kayak gitu, aku tuh gak pernah bisa lupa sama kebaikan orang orang ke aku" sanggah Shania.

Rangga berdecih, "kamu juga susah kan lupain bagaimana jahatnya orang orang ke kamu?"n

Senyum Shania menipis dan mengangguk pelan menyetujui hal tersebut. Baru saja ingin kembali merespon, mata Shania kini sudah mendapati Nadhif yang berjalan mendekati dirinya dengan keadaan tubuh yang sudah lebih segar dan wangi maskulin khas Nadhif.

Returning The FavorDove le storie prendono vita. Scoprilo ora