ketujuh ; bagai sihir

3.6K 458 225
                                    

Sekembalinya dari aktivitas jogging pagi, Nadhif yang hendak mengambil air di dapur langsung menahan langkahnya saat mendengar perbincangan juga ledak tawa dari arah dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekembalinya dari aktivitas jogging pagi, Nadhif yang hendak mengambil air di dapur langsung menahan langkahnya saat mendengar perbincangan juga ledak tawa dari arah dapur. Ia berdiam di ambang pintu ketika mendengar salah satu suara di dalam sana adalah suara Shania.

"Enak banget, Cha, mereka ngerasain nasi goreng kamu" itu suara Rangga dari speaker iPad yang berdiri tegak di kitchen island.

"kayak gak pernah ngerasain nasi goreng Shania aja lo, Koh" kali ini suara Lizzy yang terdengar.

"Makanya Mas, Mas kesini dong. Emang Mas gak kangen apa misa sama keluarga besar disini? ntar kalau Mas kesini juga, aku masakin nasi goreng deh" jawab Shania dalam posisi memunggungi layar iPad karena tengah sibuk mencampur nasi gorengnya di belanga panas.

Tanpa Shania tau, Raut wajah Rangga langsung berubah. Ia menghela nafas panjangnya menatap kedua sepupunya yang mendominasi layar iPad saat itu. Ia bermaksud menelpon Shania bukan untuk menyinggung topik ini, melainkan ingin bertukar kabar dengan Gadis berponi tersebut, mengingat semenjak di Sydney Shania jadi jarang merecoki pesannya.

"Tapi entah kenapa gue bisa percaya deh sama masakan Shania" sahut Hansel tiba tiba.

"what does it mean?" Tanya Lizzy.

"Dari penampakannya, nasi goreng Shania tuh layak dimakan dan menggiurkan. Beda sama yang pernah sok sok masak nasi goreng"

Tawa berat Rangga menggema dari speaker, sedangkan Shania yang tak mengerti langsung berbalik dengan wajah penasaran. Sementara itu Lizzy merengut karena tau dialah yang dibicarakan Hansel.

"Jadi ya, Cha, Lizz tuh pernah ngide bikin nasi goreng. Nah dia masak nasi goreng apinya kegedean, jadinya ada yang gosong, mana sampai ada kerak kerak hitam gosongnya lagi" jelas Rangga.

"Kokoh!" teriak Lizzy.

"sumpah, itu nasi goreng terburuk yang pernah gue masak. Udah gosong, keasinan lagi" timpal Hansel.

Shania tertawa pelan melihat raut wajah Lizzy yang merengut membuat aura judesnya menghilang. "habis itu, tiba tiba para diare tau, Cha"

"dih, mana ada? gak ada acara diare ya pas itu" sanggah Lizzy.

"ada, kembaran lo tiap jam bolak balik kamar mandi pas itu"

"itu mah emang lemah perutnya"

"it was a good memories sih, but a bad luck banget jadi mencit percobaan masakan Lizzy" ujar Rangga disela sela tawa beratnya.

Tawa Shania meledak, "untung Amah gak sempat nyicip, kalau gak bisa naik tekanan darahnya" sahut Hansel lagi.

"orangtua dia pun sampai trauma, Cha, kalau si Lizzy masak"

"MANA ADA? MOMMY DADDY KU GAK SEKEJAM KALIAN YA!"

Lagi lagi tawa renyah memenuhi dapur besar tersebut, mengundang senyum kecil dari Pria yang masih setia di tempatnya menjadi pendengar setia interaksi mereka.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang