kedua puluh delapan ; rencana dan ujian

2.9K 363 26
                                    

Pernikahan mereka tetap akan diadakan dua bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernikahan mereka tetap akan diadakan dua bulan kemudian. Disela sela kesibukannya, Shania masih menyempatkan diri untuk ikut langsung memilih ini itu untuk persiapan pernikahan dirinya dan Nadhif. Begitu pula dengan Nadhif, karena akan mengajukan cuti seminggu setelah pernikahan, maka Pria itu memutuskan untuk memajukan semua beban kerjanya agar cutinya bisa dipermudah.

Tak hanya mereka berdua, Ibu Maya juga Buk Eka pun turut membantu di hal hal krusial yang tidak sempat dipegang oleh Shania. Apa lagi Shania yang sekarang disibukkan untuk persiapan UKMPDD dan OSCE nasional. sehingga Gadis itu disuruh untuk fokus belajar terlebih dahulu oleh Ibu Maya pun oleh Nadhif.

Undangan, checked.

Ballroom, checked.

Grand decor, checked.

Catering, checked.

Master of ceremony, checked.

Fotografer, checked.

Semuanya sudah siap, langkah terakhir yang harus mereka pastikan lagi adalah ukuran baju pernikahan mereka. Maka itu, sepasang kekasih yang dua minggu lagi akan mengikrarkan janji mereka di depan Tuhan dan puluhan tamu undangan itu sudah berada di sebuah butik khusus pilihan Ibu Maya. Si Gadis berponi sibuk dibantu menggunakan gaun putihnya, sementara si Pria menunggu giliran untuk dipanggil.

Waktu yang sedikit tidak hanya menjadi pertimbangan mereka, tetapi juga Shania yang harus lanjut daftar program internship secepat mungkin.

Ngomong ngomong soal adat yang mereka gunakan yang dulu sempat menjadi perdebatan di antara dua orang itu, tidak membuahkan hasil sama sekali. Karena bukan adat jawa, bukan juga menggunakan adat Tionghoa. Mereka hanya akan menggunakan prosesi pernikahan pada umumnya-pemberkatan yang kemudian langsung dilanjutkan sesi resepsi.

"Gak sesek rasanya, Nak?" tanya Ibu Maya yang turun langsung membantu Shania menggunakan gaun putihnya.

Shania tersenyum dan menggeleng pelan. Matanya tak berhenti menatap pantulan dirinya di cermin, mengabaikan pegawai yang membantunya memperbaiki beberapa titik gaun di tubuhnya. Rasanya ia ingin menangis, disaat seperti ini saja rasa senang sudah membuncah di tubuhnya. Bagaimana nanti di hari pernikahannya?

"Cantik, calon menantu Mama cantik banget" puji Ibu Maya yang berdiri di belakang Shania dengan tangan yang ada di kedua bahu Shania.

"Beneran, Ibu?"

Ibu Maya mengangguk, "Pasti Nadhif makin jatuh cinta sama Shania"

Shania tergelak, senyumnya begitu lebar. Ia terharu mendengar kata tersebut, membuatnya mendadak menitikkan air matanya, "Shania harap begitu, Ibu"

"Pasti, percaya sama Mama" Ibu Maya meyakinkan, "Ini pertama kali dia lihat kamu pakai gaun ini kan?"

Kepala Shania bergerak keatas dan kebawah.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang