84

7 1 0
                                    

Saya gugup dan menatap Paman saya.

Wajah yang terlihat tidak senang hanya dengan melihatnya.

Mungkin Cheshire mengenalinya karena dia meraih tanganku yang gemetaran dan menatap Paman dengan ngeri.

"Ah."

Paman memandang Cheshire sebentar, dan dia terkejut melihatku menyusut.

"D, apakah aku melakukan sesuatu yang salah ...?"

"TIDAK."

"Tapi ekspresi Paman...."

"Ekspresi? Ekspresiku."

Ketika Paman berhenti, dia menyeka wajahnya.

"Maaf. Apakah Anda salah paham tentang sesuatu?

"Aku pikir kamu marah...."

"TIDAK. Aku terkejut."

"Tapi kamu tidak terlihat terkejut...."

"Saya minta maaf. Saya akan berlatih."

Paman menggosok dahinya dan memutar sudut mulutnya untuk memberi kesan.

Kemudian dia mengulurkan tangannya. Aku ragu-ragu dan berjalan perlahan, dan Paman memelukku.

"Aku benar-benar minta maaf jika kamu salah paham."

"Tidak... Tapi kenapa kamu terkejut? Karena kelasku?"

"Itu benar. Saya mendengarnya pada siang hari, tetapi saya tidak dapat mempercayainya, jadi saya datang untuk melihatnya sendiri. Benarkah itu?"

"Ya. Benar-benar."

"Hah."

Paman mendesah.

Saya salah memahami ekspresinya, tetapi jelas bahwa dia masih tidak senang dengan kelas saya.

"K, kenapa? Apa kau terganggu dengan kelas rendahku?"

"Ya itu benar. Karena ada banyak pria yang tidak takut bertarung hanya demi peringkat di sini."

Paman bertanya, membelai pipiku seolah menghiburku.

"Siapa yang tidak mengganggumu?"

Aku memikirkan Bruce, tapi aku hanya menggelengkan kepala.

"Tidak ada yang menggangguku! Cheshire selalu di sampingku."

"Ya."

Paman menatap Cheshire dan tersenyum.

Lalu dia menghela nafas.

"Oh, benar. Kakak iparku seharusnya melepas pakaiannya dan menari di tengah ibu kota...."

"...."

"Saya khawatir."

Saya mengerti hati Paman saya.

Saya tidak punya pilihan selain membebaskan ayah saya dari tangan Kaisar.

Tetapi.

'Sebenarnya, setelah menerima kelas 4 dan pernah dipukuli oleh Bruce, hidupku diperkirakan akan sedikit keras.'

Tapi apa masalahnya?

Aku bisa melindungi Ayahku dengan sedikit diabaikan.

"Saya baik-baik saja. Saya punya Ayah, Cheshire, dan Paman saya.

Aku tersenyum dan memeluk leher Pamanku.

"Ya."

Pamanku membelai rambutku dan berkata.

Ayahku pura pura lemah (1)Where stories live. Discover now