Like We Just Met

2K 211 22
                                    

Jangan lupa vote dan komen juseyo
❤️🥰✨
OH IYA, ADA CERITA MARKMIN SEKALIGUS NOREN DI WORK BARU AKU. YUK CEK PROFIL AKU GAIS
❤️
——————————————————————-

 YUK CEK PROFIL AKU GAIS ❤️——————————————————————-

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Matahari sebentar lagi tenggelam. Jaemin dan Mark berdiri di rooftop gedung menikmati langit senja. Keduanya bersandingan, menatap langit. Jaemin dan Mark sama-sama diam. Kalut dalam pikiran masing-masing.


Mark mengalihkan matanya. Ia tatap Jaemin di sampingnya tanpa si objek tahu. Pikirannya melayang pada kejadian siang tadi. Masih bisa Mark ingat betapa beraninya Jaemin menahan tangan Yeri dan mendorong gadis itu.



"Na."



Yang dipanggil menoleh. "Ya hyung ?"



"Makasi banyak." Jawab Mark sambil mengulum senyum.


Jaemin diam merasakan sesuatu di dadanya. Perasaan aneh itu datang lagi. Hatinya bergetar dan terasa hangat. Senyum Mark berhasil menarik mata Jaemin tak beralih darinya sedikitpun.


"Maaf kalau aku,-"


Jaemin mengalihkan matanya ke langit lagi sambil memotong ucapan Mark. "Udahlah hyung. Mark hyung ga salah."



"Aku gatau apa yang sebenarnya terjadi antara kalian. Tapi aku percaya kalau Mark hyung ga akan sepenuhnya salah." Lanjut Jaemin.



"Why ?"



Jaemin menatap Mark. "Karena hyung baik. Selalu baik"


Mark terhenyak. Pujian itu berhasil menyentuh hatinya. Setelah sekian lama ia hidup, Jaemin menjadi pertama yang memujinya demikian. Bak sebuah pelangi di tengah badai, kehadiran Jaemin saat ini menjadi sisi baik di tengah kehidupannya yang kacau.


Ternyata, makna kehadiran Jaemin tak berubah sejak usianya 10 tahun di hidup Mark. Ia jadi ingat bagaimana Jaemin kecil mampu mewarnai hari-harinya dengan cara si bocah kecil itu. Termasuk dengan surat mungil kala itu.


"Kamu masih suka sama aku ?"


Pertanyaan Mark sukses membuat mata Jaemin mendelik. "Hah ?"


Mark tak tahu harus menunjukkan ekspresi seperti apa. Ia tersenyum canggung sambil menggaruk lehernya. Mungkin terasa seperti pertanyaan bodoh yang baru saja diucapkan. Tapi Mark tiba tiba ingin tahu.


Jaemin tak tahu harus menjawab seperti apa. Jujur juga tak menjanjikan baginya. Percuma karena Mark belum tentu membalas. Ia tak mau mengulang kesalahan yang sama seperti masa kecilnya.


"Na ?" Mark meminta jawaban.


Jaemin mengalihkan matanya. "Engga"


Bohong. Jaemin bisa mendengar suara hatinya meronta. Disaat yang sama, ia jadi sadar bahwa perasaanya pada Mark tak berubah sedikitpun. Ia masih menyukai lelaki ini. Berkurang atau tidak, perasaannya untuk Mark masih ada. Tapi ia tak bisa jujur pada hatinya karena takut kecewa lagi.



Dek Nana : MarkminKde žijí příběhy. Začni objevovat