Jangan lupa voment juseyoo ❤️✨🥰
—————————————————————————————————————————————-
Setelah sekian lama, Mark akhirnya memiliki seseorang untuk dicintai. Ia akhirnya punya misi baru. Bukan lagi melunasi hutang, bekerja keras mengumpulkan uang, tetapi membahagiakan orang yang dicintainya. Mark bisa merasakan harapan harapan muncul dalam hidupnya setiap mengingat orang yang dicintainya.
Mark berharap orang yang dicintainya tersenyum.
Berharap orang yang dicintainya tertawa
Bahagia. Tidak terluka.
Mark sungguh berusaha keras. Jaemin bisa paham melihat usaha tersebut. Terbukti dari sebuah minuman ice americano selalu tersaji di tempat kerjanya saat pagi. Tak lupa sebuah kertas kecil tertempel di gelas plastik kopi itu.
Good morning, manis ❤️
Jaemin mengulum senyum membaca kertas tersebut. Ia menoleh, melihat ke arah ruangan Mark diujung sana. Mark tampak masih sibuk dengan tumpukan berkasnya. Tetapi lelaki itu masih menyempatkan diri untuk melihat ke arah Jaemin duduk.
Mark tersenyum membalas Jaemin.
***
Tak terasa sudah satu bulan Jaemin magang. Kini, tugasnya sudah selesai di perusahaan itu. Jaemin harus kembali ke kampus, menjadi mahasiswa yang disibukkan dengan tugas skripsi. Berkat Mark, Jaemin menghabiskan masa magangnya dengan baik. Ia mendapatkan tugas dan pengalaman yang berharga. Jaemin bersyukur tidak jadi berakhir menjadi tukang fotokopi kantor. Semua karena Mark membantunya.
Tapi hari-hari Jaemin di kampus menjadi berbeda. Entah mengapa, kampus menjadi membosankan sekarang. Biasanya ada Mark yang selalu membuatnya senang. Tapi di kampus, tak ada siapapun yang bisa. Maka berakhirlah Jaemin di taman universitas Seoul seorang diri. Ia berbaring di atas rumput sambil berteduh di bawah pohon. Wajahnya tertutup buku.
Tapi Jeno tetap bisa menyadari bahwa itu adalah Jaemin. Jeno adalah teman satu kelasnya.
"Nana ?"
Yang dipanggil menurunkan bukunya. Wajah Jaemin terlihat dengan jelas. Anak itu mengerutkan kening. "Jeno ?"
Sang pemuda tersenyum menunjukkan mata sipit yang melengkung bak bulan sabit. "Hi.. udah lama ga ketemu ya ?"
Jaemin bangkit dan duduk. Jeno ikut duduk di hadapannya. Keduanya berhadapan dibawah rindangnya pohon yang melindungi dari terik matahari.