Nana Namanya

1.7K 174 16
                                    


Jangan lupa baca cerita 'Your Majesty' di work aku hehe lagi barengan up nya ehehe makasii yang udah vote dan komen ❤️🥰✨

—————————————————————

———————————————————————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

———————————————————————

Sambil menatap jendela, Jaemin mendengar seluruh cerita sang kakak di telpon. Haechan menceritakan banyak hal mengenai Mark. Dimulai dari keluarganya, kemudian karirnya, masalah hidupnya. Tak ada satupun yang mampu membuat Jaemin tersenyum. Seluruh perkataan Haechan hanya mengundang kerutan di kening dan helaan nafas Jaemin. Tak tahu sejak kapan matanya menatap sendu ke arah luar jendela.


"Na, aku ga bermaksud untuk menjelek-jelekkan Mark. Tapi semua yang aku ceritain ke kamu, nyatanya begitu. Tolong, mama sama papa kalau tahu hubungan kalian, pasti ga setuju. kamu siap untuk itu ?"


Jaemin melihat ke bawah sana. Bisa ia lihat ada sebuah payung bening berjalan di bawah hujan sambil setengah berlari melewati gerbang masuk apartemen. Sosok lelaki di bawah payung tersebut mendongak, melihat ke arah jendela kamar apartemen Jaemin. Dia adalah Mark yang sedang tersenyum lebar menunjukkan sekantong penuh es krim dan kimbap yang dibelinya di toko serba sebelah.


Jaemin hanya bisa tersenyum paksa. Ia bimbang. Hatinya ragu. Haechan telah memutus sambungan telponnya. Suara Haechan sudah tak terdengar. Tetapi perkataan sang kakak terus terngiang di kepalanya.


"Mark punya utang di keluarga kita sebesar 10 juta won. Uang kecil memang. Uang itu dipinjam Mark saat SMA untuk membayar biaya pemakaman ayahnya. Sejak ayahnya meninggal, Mark harus membayar utang ayahnya dan biaya pengobatan ibunya. Hingga sekarang..."


Sekarang Jaemin seolah bisa mengerti mengapa Mark membahas utang kepada Yeri. Itu adalah salah satu masalah Mark. Mark terikat hutang dan mungkin pernikahan itu juga merupakan syarat tentang hutang piutang tersebut. Baru satu yang Jaemin tahu. Masih jelas bahwa akan ada masalah lain yang masih Mark sembunyikan. Ia tak tahu seberapa banyak masalah lainnya.


"Na ?"


Seseorang menyentuh pundak Jaemin. Yang dipanggil menoleh ke belakang. Mark sudah berdiri di hadapannya dan menatap bingung. "Kamu kenapa ? aku panggil daritadi ga denger-denger. Ada yang dipikirin ?"


Jaemin mengulum senyum. "Ga ada kok hyung..."


***


Suara gerimis membangunkan Jaemin. Ia membuka mata perlahan sambil melihat ke arah jendela yang menampilkan butiran-butiran air jatuh diluar sana. Langit sudah gelap. Jam dinding menunjukkan pukul 12 malam. Jaemin memutar badan. Matanya langsung disambut dengan wajah Mark yang terlelap. Lelaki itu memejamkan mata dengan satu tangan masih melingkar di pinggul Jaemin. Tidurnya tampak nyenyak.


Dek Nana : MarkminWhere stories live. Discover now