Lembaran 14

402 27 3
                                    

|Alur cerita di bab kali ini sedikit tidak jelas. Karena bingung bagaimana cara memulai cerita r18+ yang diawali pertengkaran kecil. Jadi tolong abaikan detail kecil yang mungkin tak berguna atau menganggu👀|
🔞~•~•~🔞

Hembusan angin malam menyapa celah-celah jendela kamar asrama Megumi, masuk melalui ventilasi udara, membawa hawa dingin menyelimuti seisi ruangan. Gemerisik pelan pohon rindang saling bergoyang bak menari ditiup angin. Suara jangkrik dan kodok saling menyanyi bersaut sautan bak paduan suara di pentas malam.

Bulan purnama dengan agungnya memancarkan sinar peraknya yang menenggelamkan malam kedalam keabadian yang misterius namun menenangkan.

Ditemani dengan taburan bintang disekelilingnya, berkerlap kerlip bak gadis pemalu yang tunduk pada kekuasaan sang bulan. Menjadi saksi bisu bagi perjalanan malam yang semakin larut.

Megumi melihat jam telah menunjukkan pukul 09.00 malam. Ternyata ia telah menghabiskan setengah jam penuh berbasah-basah di kamar mandi, tidak heran mengapa ia merasa pusing dan dingin. Ia memilih untuk segera menyalakan penghangat ruangan agar tidak membuatnya demam keesokan paginya.

'Tek Tek Tek'

Terdengar suara seseorang mengetuk jendela. Megumi lantas menoleh dan melihat kalau orang yang iseng melakukannya adalah pacarnya Gojo.

Dilihatnya Gojo tengah melambaikan tangannya menunggu untuk dipersilahkan masuk. Megumi yang melihat itu lantas menghampiri jendela dan membiarkan pacarnya masuk.

"Mattaku sensei. Mengapa kau tidak bisa datang dengan normal saja ?."

Omel Megumi, tidak, sebenernya ia tidak heran lagi lantaran ia sudah hafal dengan perilaku senseinya itu.

"Ya aku pikir ini akan bagus"

Kata Gojo, yang begitu ia masuk segera memberikan sebuket bunga pada Megumi. Buket itu cukup besar untuk dipegang Megumi, jadi ia memberikan satu dulu dan memegang satunya lagi di tangannya sendiri. Tangan Megumi kecil dan lucu. Imut. 'pikir Gojo begitu'

Megumi yang menerima buket itu langsung tersenyum bahagia. Ia sudah sangat senang dan bahagia hanya dengan pacarnya yang pulang lebih awal dengan selamat.

Sekarang pacarnya bahkan memberikan oleh-oleh buket bunga padanya. Ia ingat buket bunga yang berikan padanya terakhir kali sudah layu, dan sekarang ia merindukan buket bunga lain.

Apalagi ini adalah salah satu bunga kesukaannya, bunga khas daerah masa kecilnya hidup, Sakurasou dari Saitama.

"Apakah misi mu kali ini ke Saitama?"

Tanya Megumi sembari memeluk pelan bunga itu. Megumi menatap kearah Gojo dengan wajah yang sangat bahagia dan mata yang berbinar-binar. Terlihat seperti moodnya sudah berubah dan naik lebih baik.

"Ya aku pikir bunga terakhir kali sudah layu, jadi karena aku di Saitama, kurasa Sakurasou akan bagus mengingat betapa kau menyukainya."

Jelas Gojo seraya mencium dahi Megumi.

Gojo undur diri untuk segera membersihkan diri dan menghilang di kamar mandi. Dalam pikirannya saat ini adalah Megumi yang sudah good mood, jadi ia segera mandi, dan setelahnya segera bercinta dengan tambahan bunga yang ia miliki.

Ia tak memberi tahu alasan mengapa dia punya 2 buket pada Megumi, karena jika Megumi tahu ia mungkin akan ditendang keluar dari kamar Megumi.

Sebenarnya ia ingin segera bercinta dengan Megumi dari pada harus repot-repot mandi. Bagaimana tidak, jika kau melihat pacar cantikmu, baru saja selesai mandi, dan memakai pakaian milikmu, yang notabene kebesaran karena perbedaan ukuran, dan tanpa memakai apapun selain boxer sialan itu.

Gofushi's Daily Life -524Where stories live. Discover now