11. Masih Marah

2K 149 21
                                    

Keesok harinya Albiu kini telah siap dengan seragam sekolah, jujur semalaman ia tak bisa tidur nyenyak karena menunggu Vegas datang kekamarnya. Namun, setelah dia pulang dari balapan sampai pagi orang itu tidak kunjung kekamar dan malahan tidurnya disofa rumah. Bahkan ia tak bertanya tentang kejadian pas balapan.

"Sialan-sialan," grutu Albiu turun dari anak tangga dan menghampiri Vegas yang kini siap dengan dua kotak makan. Vegas menoleh menatap Albiu ketika bocah itu berdiri tepat dihadapanya. Namun, matanya kembali fokus kepada kotak itu tanpa berbicara sepata katapun.

"Pak, hari ini bekalnya apa?" tanya Albiu antusias dengan bekal yang dibuat Vegas.

Vegas melirik sekilas, lalu berjalan kebelakang punggung Albiu untuk memasukan bekal itu kedalam tas yang sedang digendong Albiu.

Albiu meruncingkan bibirnya ketika pertanyaan dia tidak dijawab oleh Vegas. Malahan itu orang langsung berjalan keluar duluan tanpa sepatah katapun, biasanya Vegas selalu mendahulukan Albiu untuk keluar dan dia selalu mengintil dibelakang Albiu.

Setelah sampai didalam mobil  tentu keadaan hening banget. Bahkan sampai mereka sampai sekolah tidak ada percakapan satu pun yang keluar dari Vegas.

Albiu melirik kearah Vegas, "Pak!"

"Cepat turun nanti terlambat," kata Vegas tidak menatap kearah Albiu lagi.

Albiu langsung membuka seatbltnya dengan helaan nafas kesal, kenapa tiba-tiba ia ingin menangis saat ini.

"Jangan lupa sarapan Pak," kata Albiu yang kini menatap Vegas dari luar mobil. Setelah itu Vegas langsung pergi dari situ tanpa sepatah katapun.

Albiu menyenderkan kepalanya diatas meja, ternyata kemarahan Vegas benar-benat membuatnya frustasi berat. Ia bahkan tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan hal itu.

"Met, anter gue kekamar mandi," kata Albiu sukses membuat Meta Melongo.

"Tumen, biasanya lo sendi—"

Sret, "udah ayo ikut aja!" pintah Albiu langsung menarik tangan Meta dengan keras. Sehingga mau tak mau Metapun ikut apa yang Albiu perintahkan.

Disepanjang perjalanan hanya kefokusan yang melandahi Albiu, tak ada obrolan ataupun semacamnya hingga keduanya telah sampai di kamar mandi.

Albiu langsung mendorong tubuh meta hingga tubuh itu masuk kedalam kamar mandi lalu ia juga ikutan masuk kedalamnya. Setelah itu Albiu langsung menutup pintu kamar mandi rapat-rapat dan kini mereka berduaan dikamar mandi.

"Tunggu-tunggu Albi!" kata Meta kaget ketika Albiu tiba-tiba mengunci kamar mandi itu, "lo harus inget, lo itu pria normal."

Meta mengingatkan Albiu. Karena ia takut jika dirinya akan diambil keperjakaanya oleh sahabatnya sendiri. Namun, Meta hanya bisa memandang Albiu yang kini hanya menunduk dihadapanya. Meta heran, ia melihat kebawah tepatnya pada sepatu Albiu, beberapa tetesan air jernih jatuh kesana.

"Hey lo kenapa ashu?" tanya Meta ketika menyadari Albiu sedang menangis didepanya.

"GAS ELPIJI SIALAN, TAI KEPARAT, BAZHINGAN HUAAA," Triak Albiu memperlihatkan wajah sedihnya dengan ingus kemana-mana membuat Meta jadi jijik sendiri lihatnya.

"Jangan teriak-triak, kalau orang-orang tau lo aslinya cengeng bisa-bisa lo diketawain nanti," jelas Meta menangkup pipi Albiu lembut lalu mengusap air mata itu dengan pelan, "kenapa, gas elpiji dirumah lo habis atau apa!"

"Vegas—Vegaass hikssss,"  lirih Albiu pelan dengan isakan tangisnya.

"Perasaan tadi gas, ini kenapa jadi nama orang," batin Meta menatap Albiu dengan datar, "kenapa sama Vegas lalu dia siapa?"

My Husband Is Police [BibleBuild]Where stories live. Discover now