44. Menyusup

930 75 17
                                    

Gimana nih, kalau semisalnya cerita ini bakal dibuku kan?

Aku bakal lama lagi up, mungkin ga sampe 5 chp lagi cerita ini bakal end, tetap stay yah dan terimakasih banyak💙

Setelah kepergian keluarga Albiu, Vegas menatap Jeffrey dengan pertanyaan yang bisa Jeffrey tebak apa yang akan ditanyakan Vegas

"Pa?"

"Sudah Papa bilang, pertemuan ini tidak akan berjalan lancar tapi kamu tetap memaksa Papa untuk datang."

"Yang saya ingin tau bukan tentang kelancaran pertemuan, tapi mengapa ayahnya Biu melakukan itu?" ujar Vegas, tak mengerti, "saya tau Pa, Pak Bara tidak akan melakukan hal ini jika bukan ada masalah diantara kalian bukan?" lanjutnya penasaran.

Jeffrey menghela nafas, berdiri dari duduknya, "sudahlah, itu hanyalah masa lalu, jangan diungkit!"

"Jangan diungkit?" tanya Vegas tersenyum tipis, ikutan berdiri dari duduknya, "masalalu Papa mempengaruhi masa depan saya dengan Albiu, bagaimana bisa saya tidak ingin mencari tau?"

"Papa tidak mau menjelaskan apa yang terjadi dimasa lalu. Karena itu semua hanya akan membuka luka yang telah lama sembuh. Apakah kamu ingin melukai Papa dengan menggali kenangan yang telah lama Papa simpan?"

Vegas menghela nafas tak percaya, mengusap seluru wajahnya dengan tangan kananya, "terus apa yang harus saya lakukan? apakah saya juga harus mengorbankan masa depan?"

"Yang harus kamu lakukan, lupakan dia dan segera cari penggantinya!" ucap Jeffrey meninggalkan tempat itu dengan lelah.

Disisi lain, Albiu berdiri di luar rumah, menolak masuk. "aku harus pulang kerumah Vegas ayah!" ucap Albiu gemetar, tangan terlipat di dadanya, matanya penuh dengan ketakutan. Sementara itu, Bara, dengan tatapan dinginnya, mengarahkan pandangannya ke arah Albiu.

"Diam dan ikut ayah!" ucap Bara meraih lengan Albiu dengan kasar, menariknya masuk ke dalam rumah, suasana menjadi semakin gelap, hanya diterangi oleh cahaya redup dari lampu-lampu di sekitar rumah. Albiu menangis, suara isak tangisnya memenuhi ruangan yang terdengar menggetarkan hati.

Bara menuntun Albiu ke kamar mereka dengan kasar. Begitu tiba di depan pintu kamar, Bara menghentikan langkahnya dan dengan cepat membuka pintu, menyeret Albiu masuk ke dalam kamar. Albiu mencoba berontak, tetapi sia-sia.

Pintu kamar ditutup rapat dengan suara 'klik'.

Bruk Bruk Bruk.

"Ayah buka pintunya, ayah tidak berhak melakukan ini!"

Gedoran pintu dan teriakan Albiu dengan suara isakan terus mengisi telinga Bara, membuat Loveta juga ikutan kasihan kepada anaknya. Akan tetapi, tetap saja Loveta tidak bisa melakukan apaun.

"Ayah buka pintunya hiks!"

Albiu terus melakukan gedoran pintu yang sama sekali tidak direnspon oleh Ayahnya, perasaan cape sudah melandahinya sekarang. Ia memutuskan untuk ambruk diatas kasur merenungi kesedihan pada dirinya.

Selang beberapa jam, suara ponsel Albiu terus bergetar hebat, membuat Albiu sadar dari mata terpejamnya. ia menatap layar ponselnya dengan perasaan senang ketika Vegas yang telah menelponnya.

"Halo."

["Apa kamu tidur?"]

"Hm."

["Tumben bisa tidur, habis nagis?"]

"Nggak."

["Keluarlah, saya ada didepan!"]

"Loh, nanti kalau ayah tahu gimana?"

My Husband Is Police [BibleBuild]Where stories live. Discover now