43. ketahuan hamil

1.1K 88 23
                                    

Setelah kepulangan Vegas dari kantor, mereka kini mampir kemal untuk membeli barang.

Di tengah keramaian mal, Albiu berjalan memegang perutnya yang sedikit membesar. Dia mengenakan baju yang agak ketat, karena hampir semua bajunya telah mengecil dan tidak muat lagi dengan tubuhnya yang sudah berbadan dua. Vegas, berjalan di sisinya dengan senyum hangat di wajahnya, membantu memilih pakaian baru untuk Albiu.

Saat mereka sedang asik berbelanja, Vegas tiba-tiba berbisik. "Biu, saya kekamar mandi dulu!"

Albiu menoleh lalu menganggukkan kepalanya untuk menjawab Vegas membuat Vegas tersenyum dan mencium pipi Albiu sebelum meninggalkannya sendirian di tengah toko pakaian. Albiu melanjutkan pencarian baju dengan penuh perhatian, tetapi tiba-tiba, seorang Pria Tua dengan jas hitamnya mendekatinya.

"Albiu?" serunya membuat Albiu menoleh, menatap pria yang kini disebelahnya. Wajahnya langsung memucat ketika mengetahui orang yang memanggilnya adalah ayahnya.

"Ayah?" kata Albiu. Mereka saling menatap.

"Albiu, apa yang terjadi dengan perut kamu? jangan bilang kalau kamu?" tanya Bara, ketika melihat perut Albiu yang kini lebih besar dari biasanya.

"Aku..." Namun, sebelum Albiu bisa melanjutkan kalimatnya, Bara langsung menarik tangan Albiu dengan kuat untuk mengikutinya.

"Jelasin di rumah!" desis Bara dengan suara yang keras. Albiu mengikuti ayahnya dengan hati yang berat, tahu bahwa kabar ini akan sangat sulit untuk diterima oleh ayahnya nanti.

Sesampainya di rumah, Bara berdiri didepan Albiu dengan wajah kesalnya. Albiu menatap lantai dengan penuh ketidaknyamanan sebelum akhirnya mengangkat wajahnya untuk bertemu pandangan ayahnya.

"Ayah, aku... aku hamil," kata Albiu dengan gemetar, berusaha menyiapkan dirinya untuk kemungkinan reaksi yang tidak menyenangkan.

Bara menatap Albiu dengan mata yang penuh kekecewaan. "Hamil?" gumamnya, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan, "kamu tau betapa aku tidak suka dengan hal ini?"

"Tau!"

"Jika kamu tau, kenapa kamu bisa hamil seperti ini?" tanya Bara melipatkan kedua tanganya dengan wajah marah, "apakah kamu tidak punya otak? mengapa tidak mampu memahami perbedaan gender dalam menaruh perasaan?"

"Yah!" ucap Albiu menatap Bara dengan sedih, "aku hanyalah manusia yang menyukai pria, apakah dimata ayah itu sangat salah?"

"Manusia? kata itu sudah tidak pantas untukmu Nak!" jeda Bara dengan penuh emosi, "Kamu benar-benar membuatku kecewa, seharusnya ayah membunuhmu disaat kau masih kecil!"

Air mata Albiu langsung mengalir begitu saja ketika mendengar perkataan sang ayah, ia menyeka sedikit ujung matanya.

"Aku juga tidak mau dilahirkan dikeluarga yang seperti—"

Plak, tamparan mulus mengenai wajah Albiu yang kini sudah memerah.

"Albiu!" ucap seseorang yang langsung menghampiri Albiu, memegang kedua pipi Albiu dengan tangan kekarnya, lalu matanya menatap Bara dengan kesal

"Apa yang anda lakukan?"

"Jangan ikut campur pak Vegas, ini bukan saatnya seorang guru melindungi muridnya!"

"Maaf atas kelancangan saya ikut campur. Tapi sekarang, status saya bukalah seorang guru, melainkan pasangan dia!"

"Pasangan?" tanya Bara, "Apakah kamu yang menghamili anak saya?"

"Iya saya yang melakukanya," ucap Vegas menunduk dengan sopan pada Bara, "maaf atas ketidakjelasan hubungan kami sebelumnya, sebenarnya kami bukanlah seorang guru dan murid melainkan dua pria yang sudah menikah dan akan mendapatkan seorang anak!"

"Mengapa tidak memberitahu sebelumnya?" tanya Bara, membuat Albiu langsung menunjukkan ekspresi terkejut, "Ayo duduk, kalau saya tahu kamu adalah suami Albiu, tidak akan ada masalah seperti sekarang!"

"Loh?" batin Albiu heran, kenapa Ayahnya setuju tentang hubungannya dan juga Vegas,"kenapa ayah berubah pikiran?"

"Dia telah mengubahmu cukup banyak, bagaimana ayah bisa menolaknya?" kata Bara membuat kedua orang itu lega, "yasudah nanti malam ayo kita bikin pertemuan keluarga, saya juga ingin berkenalan dengan keluarga kamu!"

"Tentu saja, saya akan memberitahukan kepada ayah saya!"

Malam harinya, dimalam pertemuan keluarga bela pihak Albiu dan juga Vegas. Lampu bercahaya dibawahnya bulan yang begitu indah dengan iringan melody yang menambahkan kesan mewah.

Albiu duduk disamping ayahnya, dengan ibunya juga yang ikutan duduk dimeja itu. Menunggu kedatangan keluarga Vegas yang tak kunjung datang. Tak butuh waktu lama, keluarga Vegas akhirnya tiba, duduk disalah satu kursi yang ada dimeja itu, secara tidak sengaja Bara dan Jeffrey bertemu mata. Kilatan kilatan singkat itu memunculkan kenangan lama dan sentuhan emosi di antara mereka.

Bibir Jeffrey tersenyum, "halo, bagaiman—"

Belum sempat Jeffrey menyapa, Bara sudah berdiri, menarik Albiu untuk ikutan berdiri bersamanya. Membuat seisi meja itu terkejut dengan perilaku Bara.

"Sepertinya pertemuan kita akhiri disini!" ucap Bara, membuat Loveta juga ikutan berdiri dengan ekspresi kagetnya.

"Loh, yah kenapa?" tanya Albiu dengan tangan yang digandeng oleh Bara.

"Sudah jangan banyak tanya, ayo pergi," ucap Bara menarik tangan Albiu untuk pergi dari tempat itu.

"Tapi yah!" ucap Albiu tak mau pergi.

"Albiu Maheswara!"

Albiu tertegun, merasa takut dengan nada bicara ayahnya. Matanya menatap keluarga Vegas yang kini berdiri dengan bingung juga.

"Maafkan saya, saya harus pergi," ucap Albiu kepada keluarga Vegas dengan suara gemetar.

Albiu mengikuti Bara keluar dari ruangan, meninggalkan suasana tegang di belakang mereka. Di luar, Albiu berhenti sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya yang kacau.

"Kenapa kita harus pergi begitu saja?" tanyanya pada Bara, mencoba mencari pemahaman.

Bara menatap Albiu dengan serius, "Kamu tidak boleh terlibat lagi dengan mereka. Kalau bisa, kamu gugurin saja kandungannya!"

"Apa alasanya? kalau ayah menyuru Al untuk tidak terlibat seharusnya ayah menyiapkan alasan yang kuat kan?" ucap Albiu membuat Bara menghela nafas.

"Kamu tidak perlu tahu!" ucap Bara menghela nafas, "Loveta, bawah anakmu kedalam mobil jangan sampai dia berontak!"

Loveta menghela nafas, memegang bahu lembut Albiu, "nak, nurut dulu sama ayah ya!" ucap Loveta membuat Albiu mengangguk dengan helaan nafas lembut.

bersambung...

My Husband Is Police [BibleBuild]Where stories live. Discover now