37. Melabrak

944 103 35
                                    

Dalam kegelapan kamar yang hanya diterangi oleh cahaya redup lampu tidur, Vegas masuk kedalam kamarnya. Namun, ketika ia mencari-cari baju kerjanya yang seharusnya disimpan di lemari. Kini, ia terkejut melihatnya tergeletak di lantai. Dengan perasaan bingung, dia melangkah maju dan memungut baju itu. Namun, ketika ia mengangkat baju tersebut, ia merasa ada yang aneh. Ada bekas gunting yang banyak terdapat di sekitar baju itu yang membuat lubang kecil, membuatnya terdiam sejenak, dihantui oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab.

Siapa yang masuk ke kamarnya?

Dan mengapa baju itu diubah menjadi baju gelandangan?

"Pasti ulah dia!"

Vegas langsung menggenggam erat baju itu dan membawanya keluar dari kamar. Ia melangkah ke kamar yang berada di sebelahnya, yaitu kamar Albiu. Dengan hati yang penuh kekesalan, Vegas membuka pintu kamar Albiu dan menatap seseorang yang tertidur disana.

Bruk, Vegas melemparkan baju kerjanya ke wajah Albiu yang tertidur di atas kasur. Albiu terbangun dengan pelan, matanya samar-samar terbuka.

"Hmm?" gumam Albiu dengan suara setengah sadar. Terdapat kebingungan di wajahnya saat ia mencoba memahami apa yang sedang terjadi dibayangi oleh tidur.

Vegas menatap tajam, "apa yang kamu lakukan dengan baju kerja milik saya?" desak Vegas dengan suara yang penuh dengan kekesalan.

Albiu menggosok-gosok matanya, mencoba untuk bangun dari keterkejutannya. "Gue... Gue nggak tau apa-apa tentang itu," jawabnya dengan suara yang masih terdengar terbata-bata.

"Tidak tahu?" ulang Vegas dengan nada yang semakin meninggi. "Bekas gunting di baju ini tidak muncul begitu saja! Dan saya yakin kamu adalah pelakunya!"

Albiu meruncingkan bibirnya, "yah terus kalau gue pelakunya kenapa? Lo mau marah sama gue hah?"

"Alasan?"

"Karena lo udah selingkuh dari gue, dan gue motong bagian baju yang disentuh pelacur itu," jelas Albiu kesal, "lo pikir gue salah?"

"Oh, berarti saya boleh mengunting mulut kamu karena sudah digunakan untuk mencium Runi dulu hm?"

"Yah—yah itu beda—"

"Bedanya apa?" potong Vegas dengan tajam, matanya memancarkan kemarahan yang mendalam.

"KALAU LO GA TERIMA, CERAI AJA DARI GUE!"

Vegas mengepalkan tangannya dengan kesal, sorot matanya menatap Albiu yang kini menatapnya balik. Namun, ia menghela nafas.

"Jangan khawatir, saya akan melakukan itu setelah bayi itu lahir," kata Vegas dengan suara rendah.

Albiu langsung membulatkan matanya tak percaya. "Hah?"

"Maaf sudah membuatmu bertahan selama ini," ucap Vegas sambil menundukkan kepalanya, hendak pergi.

"Bukan begitu maksud gu—"

BLAM

Tiba-tiba, Vegas menutup pintu dengan keras, memutuskan percakapan mereka.

"Sialan!" desah Albiu dalam keheningan kamar yang penuh dengan kekecewaan.

Suasana sore hari di kantor polisi terasa hening, dengan cahaya kuning keemasan matahari terbenam yang menyusup masuk melalui jendela. Vegas duduk di meja kerjanya, menatap tumpukan berkas yang berada diatas meja kerjanya. Di sekelilingnya, rekan-rekan polisi berbincang-bincang dengan serius, berkoordinasi untuk menyelesaikan berbagai kasus ataupun hanya sekedar mengobrol.

Vegas melemparkan tatapan letih pada Harris seseorang yang berada disampingnya, menyebabkan Harris menoleh dengan kebingungan karena Vegas terus menatapnya.

"Apa?" tanya Harris langsung dikasih senyuman manis dari Vegas.

"Pak, menurut Bapak saya ganteng tidak?" tanya Vegas, menatap rekan kerjanya yang berada disampingnya.

Harres menatap Vegas dengan tatapan geli, "gantengan juga saya!"

"Hadeh saya serius bertanya, anda dengan saya itu berada di level yang berbeda. Ibaratkan rank di mobile legend, anda warrior saya Mythic!"

"Anda keterlaluan pak," kata harris menghela nafas, "jika anda memiliki kaca dirumah, pasti tahu betul apa jawabannya!"

"Saya tau jika saya tampan, mapan, penyayang. Tapi mengapa Albiu tidak mencintai saya?" tanya Vegas tak mengerti..

"Pak, cinta tidak selalu terjadi karena penampilan atau keberhasilan anda tentang pekerjaan, tapi perasaan akan muncul jika orang itu merasa nyaman berada disekitar anda," jelas Harris menghela nafas lembut, "cobalah kembali mendekatinya, dia masih bocah dan tentu masih bimbang dengan perasaanya."

"Bicarain apa ini, serius banget?" tanya seorang wanita, datang diantara obrolan mereka yaitu Zhusi.

"Tidak papa!"

Harris mendekat kearah Vegas, "saya dengar dia menyukaimu, jadi cobalah untuk menolaknya secara halus," bisik Harris berdiri dari duduknya dan meninggalkan Vegas yang kini menatap wanita yang didepanya.

"Eh kenapa dia pergi?" tanya Zhusi bingung.

"Kurang tau," jawab Vegas menghela nafas, "hmm apakah malam ini anda memiliki waktu luang?"

"Ada, kenapa?"

"Bisakah kita pergi ke mall bersama Bu Zhusi?" ajak Vegas tiba-tiba.

Wajah Zhusi langsung tersenyum lebar mendengar ajakan itu,"tentu saja," jawabnya antusias.

Vegas tersenyum tipis, "saya ingin membelikan istri saya sebuah hadiah."

"Eh—kamu sudah punya istri?" tanya Zhusi kaget.

Vegas tersenyum tipis, "tentu saja. Mungkin, Anda tidak tahu karena hanya beberapa orang yang saya undang saat itu," jelasnya dengan nada ringan.

Tiba-tiba, suasana ruangan terganggu oleh kedatangan seseorang, yang wajahnya terlihat gelap oleh rasa kesal yang tak tersembunyi.

"Siapa yang kamu nik—" Zhusi mencoba bertanya kembai, tapi terputus oleh gerakan tiba-tiba dari seseorang yang mencengkeram kerah baju Zhusi dengan gesit.

"Lo ngapain dekat-dekat sama suami gue?" desak orang itu dengan suara yang penuh emosi, "JAWAB!"

Vegas langsung terkejut, menatap seseorang yang telah merusak percakapaan antara dia dengan Zhusi. Namun, wajahnya tersenyum indah ketika yang melakukannya adalah Albiu.

Zhusi mencoba melepaskan diri dengan lembut, "tunggu—tunggu cil!"

"CAL CIL CAL CIL, GUE UDAH PUNYA KTP, SETAN!"

Orang-orang yang tadi sibuk mengobrol seketika menghampiri arah teriakan itu, saling menatap dengan penuh pertanyaan aneh. Pasalnya, kenapa bocah pembuat onar ada dikantor mereka sore hari gini, biasanya kan malam.

"Albiu!" panggil Harris, memegang tangan Albiu lembut, "lepas!"

Albiu memandang tajam ke arah Harris, ia semakin erat cengkeraman kera baju Zhusi. "Pak, dia sudah mendekati suami gue dan Pak Harris suruh gue diam saja?"

"Suami yang kamu maksud siapa dan kapan saya mendekati suami kamu?"

"Orang yang lo ajak ngobrol tadi tolol!" jelas Albiu tidak mau melepaskan cengkramannya, "Vegas suami gue jadi lo ga usah deket-deket dia lagi!"

Perkataan Albiu membuat orang orang yang berada didalam kantor itu menoleh kearah Vegas tak percaya. Namun, ketidak percayaan mereka pudar ketika melihat Vegas yang kini tersenyum layaknya kuda.

"Pak Vegas, serius?"

Vegas menghela nafas, mamegang pergelangan tangan Albiu, "lepasin dia Al, kita bicara diluar!" kata Vegas, membuat Albiu tersihir untuk menuruti permintaan Vegas.

"Baik," ucap Albiu melepaskan cengkraman baju Zhusi lalu segera pergi keluar dari kantor itu.

Vegas tersenyum tak enak menatap rekan-rekannya, "maaf atas keributan yang dilakukan istri saya!" ucap Vegas lalu menyusul Albiu.

Bersambung...

Udahlah gue akhiri aj konflik yang ini biar sat set endingnya😭🙏

My Husband Is Police [BibleBuild]Where stories live. Discover now