27. Kak Janhae

1.1K 92 11
                                    

Silahkan koreksi, karena koreksi kalian sangat membantu
-

Keesokan harinya, Albiu langsung menuruni tangga rumah, berlari kecil menuju pintu utamanya dengan nafas tergesa-gesa. Apakah kalian tahu ada apa dengan Albiu yang pagi-pagi sudah berlarian menurunin tangga? Tentu saja, karena Vegas yang tengah menunggu Albiu diteras rumahnya.

"Hey jangan lari-lari!" pintah Vegas, ketika ia melihat sang kesayangannya berlari kecil kearahnya, "kamu harus ingat, kalau didalam perut kamu ada bayi," jelas Vegas lagi dengan wajah khawatir.

"Maksud dari Pak Vegas apa?" tanya seorang wanita dari arah belakang Vegas, membuat Vegas menoleh kebelakang.

Sesosok perempuan yang tingginya dibawah rata-rata, menghampiri nya

"Kak Janhae?" kata Albiu terkejut, ketika sang kakak tiba-tiba saja pulang kerumah.

"Ayo masuk, kita bicarain didalam!" pintah Janhae, memasuki rumah orang tuanya diikuti oleh kedua pria yang berada ditempat itu.

-

"Apa kamu hamil dek?" tanya Janhae kaget, ketika sang adek mengakui kehamilannya, "jangan bercanda!"

"Biu tau kalau kakak tidak akan percaya, tapi itu kenyataanya!"

"Bukanya kakak tidak percaya, hanya saja kakak tidak menyangka."

"Apa bedanya anjing," lirih Albiu pelan, "nggak cuma biu kok kak, ditelevisi juga banyak kan yang mengalami kaya gitu," jelas Albiu.

"Itu berita Hoax," jelas Janhae, membuat Albiu kaget.

"Kakak tahu dari mana jika berita itu palsu?" tanya Albiu, membuat sang kakak menghela nafas kasar.

"Aku seorang dokter yang memeriksa kasus itu," jelas Janhae membuat Albiu bernafas lega.

"Berarti aku juga ada kemungkinan nggak hamil kak?" tanya Albiu antusias.

"Kakak tidak bilang seperti itu!" Jelas Janhae, membuat Albiu bingung, apa yang dimaksud dari Janhae, itulah pikirnya, "kamu tahu, mama dulu perna bercerita kalau kakek dia adalah seorang pria!"

"Memang siapa yang mengatakan jika kakek seorang wanita?" tanya Albium

"Bukan gitu dodol. Maksud kakak, nenek buyut kita ngegay dan salah satu dari mereka mengalami kehamilan juga!"

"Maksud kakak, nenek kita dilahirkan oleh seorang pria?" Albiu memandang kakaknya dengan tatapan tidak percaya.

"Ya, benar. Nenek buyut kita memiliki kondisi unik yang disebut androgen insensitivitas syndrome, di mana tubuhnya resistan terhadap hormon androgen dan beliau juga memiliki rahim, sehingga meskipun secara genetik adalah seorang pria, dia berkembang sebagai seorang wanita," jelas Janhae serius.

(Kalau ada yang kurang bisa komen yah, aku juga istila itu dapat dari google gengs.)

"Jadi, kemungkinan ini ada pada kita juga?" Albiu mencoba memahami.

"Secara genetik, mungkin iya. Sepertinya juga, kamu mengalami hal yang sama," ucap Janhae menghela nafas.

Vegas, yang diam-diam mendengarkan pembicaraan itu, menyentuh bahu Albiu dengan lembut, "sepertinya kamu juga harus memperkenalkan aku," bisik Vegas hangat.

"Ah iya, tuh Bapak-Bapak disamping kamu ngapain dimari?" tanya Janhae menatap sengit kearah Vegas.

"Kita sudah menikah," kata Albiu, menunjuk seorang pria yang ada disamping Albiu.

"Kapan?"

"Disaat aku bekerja sebagai fotografer!"

"Disaat kamu bilang bekerja sebagai maid?" tanya Janhae, diberikan anggukan kecil oleh Albiu, "sialan, jadi selama ini kamu bukan seorang maid, tapi wife?"

"Maaf."

"Yaallah dek, kenapa coba harus sama Bapak-bapak macam dia?" kata Janhae kesal.

Bisa dibilang Vegas sama Janhae satu sekolah, dimana Vegas adalah seorang kakak kelas dari Janhae, jadi jelaslah Janhae tau betapa buruknya Vegas dulu, seorang senior yang mengganti pacar seperti mengganti baju, dia juga termasuk orang yang usil dan tukang godain adek kelas sampai para temen Janhae saja baper dibuatnya. Tidak untuk Janhae yah, Janhae melihat Vegas tuh seperti cowok sok iye banget.

"Bukankah umur kita tidak jauh berbeda?" tanya Vegas tersenyum tipis,"jika aku Bapak-bapak, berarti kamu juga sudah ibu-ibu!"

Albiu tertawa mendengar komentar Vegas.

"Jaga bicara kamu yah!" kata Janhae kesal, "walau nyatanya kamu lebih tua dariku, tapi disini akulah yang lebih unggul darimu! Adek ipar."

"Nggih ndoro ratu," kata Vegas, membuat Janhae tamba merah padam, "asalkan dapat restu dari ndoro ratu, pelayan ini siap menjalankan perinta ndoro ratu."

"Vegas sialan," katanya kesal, ia berdiri lalu menatap Vegas, "jaga adek aku baik-baik, hilangin jurus buaya kau!" lanjutnya membuat Vegas hanya diam dengan senyuman.

Albiu ikut berdiri, "mau pergi lagi kak?" tanya Albiu.

"Kayanya, kakak pulang karena mau ngajak kamu makan tapi sepertinya sih Bapak-bapak disampingmu akan ikut, jika aku mengajakmu dek, jadi mending nggak jadilah," jelas Janhae.

"Oh iya, hati-hati dengan ayah, kamu tahu sendirikan dia sebenci apa dengan hubungan sesama jenis!"

"Iya kak Janhae," kata Vegas tersenyum ramah, "jika sudah tidak ada keperluan, segeralah pergi!"

"Najis," ujar Janhae lalu pergi dari tempat itu.

-

Beberapa minggu kemudian, hubungan keduanya cukup berkembang pesat, Albiu yang secara terang-terangan bersikap manja, tak ada rasa gengsi seperti sebelumnya. Namun, tetap saja, ia masih dalam keadaan menolak jika dirinya sudah jatuh hati kepada Vegas.

"Pak ayo kita kemall," kata Albiu yang kini sedang bersandar dibahu Vegas.

Vegas masih fokus dengan ponselnya, "bukanya kemarin habis kemall, kenapa sekarang mau kesana lagi?"

"Kemarin Kan gue yang mau, sekarang mah sih Nanang kasep," kata Albiu mengelus perutnya yang kini telah membuncit.

Vegas menghela nafas, menaruh ponselnya disamping tempatnya duduk, "jangan menjadikan sih nanang alasan sayang!"

"Nggak alasan, emang sih nanang minta," kata Albiu kesal, "nanang, Daddy tidak mau nuruti apa kata papa tuh," lanjut Albiu mengelus perutnya dengan lembut.

"Bukanya nggak mau nurutin."

"Tuhkan Nanang, Daddy kamu memang tidak sayang sama Papa."

"Baiklah, tapi jangan jajan es nanti yah!" kata Vegas, membuat Albiu langsung berdiri.

"Siap bos, Nanang kamu harus siapin tenaga yang banyak. Karena, kita akan mengelilingi mall!" kata Albiu hendak pergi. Akan tetapi,

"Emang tidak ada panggilan yang bagus sedikit?"

"Maksud lo panggilan nanang jelek?" tanya Albiu yang kini berbalik, menatap kearah Vegas dengan wajah kesalnya.

"Bukan gitu, nama Nanang itu terlalu pasaran," kata Vegas.

"Iya juga yah, bagaimana kalau, Ujang? Dadang? Asep?" tanya Albiu kepada Vegas, "atau lu ada rekomendasi Pak?"

"Bagaimana jika Vebbies?"

"Rabies aja nggak sih Pak?"

"Al!"

"Iya iya," kata Albiu menatap jari telunjuk Vegas yang kini mengulur kearahnya, "apa?" tanyanya bingung.

"Jari saya sakit banget, tarikin dong!"

"Lah kenapa sama jari Lo, kram kah?"

"Kayanya sih," jawab Vegas.

"Ck yasudah sini!"

Tanpa pikir panjang, Albiu langsung menarik jari telunjuk Vegas lalu dengan tarikan jari tersebut, suara kentutpun berbunyi bersamaan dengan tarikan jari.

Brutt

Albiu membeku, menatap Vegas tak percaya.

"Alhamdulillah," kata Vegas lega setelah mengeluarkan angin yang begitu mengharumkan.

"Kampret."

Bersambung...

My Husband Is Police [BibleBuild]Where stories live. Discover now