31. Balapan

930 65 4
                                    

Albiu bolak balik didepan televisi, menunggu seseorang yang belum juga datang kerumahnya sekarang.

"Sialan kenapa mereka belum juga kesini?" batin Albiu risau, menatap layar ponselnya yang kini masih hening.

"Punten," kata Nattaniel, masuk kedalam rumah sambil menyeret Meta yang kini dibelakangnya.

Albiu menoleh, menatap Meta dan Nattaniel yang kini masuk kedalam rumahnya, iapun berlari kecil, memegang kedua bahu Meta dengan lembut

"Lo gapapa?" tanya Albiu melihat pergelangan tangan Meta yang kini belang tali, "sialan!"

"Dia terus nelfon gue," kata Meta gemetar, menunjukan ponselnya yang kini berdering.

Sret, Brak.

"Gue bilang ga usah bawah hp anjing," kata Albiu membanting ponsel Meta sampai pecah.

"Al," lirih Meta dengan tatapan sayu nya,"masih baru loh Al," lanjutnya sedih.

"Sial, sabodoh teuing anjing, gue bilang dari lo belum kesini, nggak usah bawah hp, gue takut pacar lo naro pelacak diponsel lo," kata Albiu kesal.

Nattaniel mendekat kearah Albiu,"udah Al, jangan marah-marah mulu, nggak baik buat lo yang lagi hamil, gue takut nanti pas keluar barongsai bukanya manusia."

"Sumpah gue lagi serius anjir," geram Albiu, "ini bukan waktu yang tepat buat bercanda!"

"Sorry," kata Nattaniel mengangguk meminta maaf, "jadi sekarang kita harus gimana?"

Albiu merenung sejenak, "atasi masalah dengan pacar Meta dulu. Gue nggak bisa biarin dia ganggu terus kayak gini."

Meta menambahkan, "Tapi gimana caranya?"

Nattaniel berpikir, "Kita coba bicara baik-baik dulu, dan kalo perlu minta bantuan hukum,"

"Nat!"

"Oke-oke, nggak perlu dijelasin lagi, kita bicarain dengan cara baik baik aja, tapi gimana coba?" tanya Nattaniel, kesal karena ia tau pasti Meta tidak mau membawa bawa hukum.

Drttt Drttt Drttt. Nattaniel dan Meta menoleh ke arah Albiu ketika ponselnya bergetar hebat. Albiu segera mengambil ponsel, wajahnya terkejut saat melihat siapa yang menelepon.

"Siapa itu?" tanya Meta, dengan rasa ingin tahu mencuat di wajahnya.

"Pacar lo!" jawab Albiu, membuat Meta terkejut, "gimana ini, gue jawab apa nggak usah?"

Nattaniel dan Meta saling bertatapan, mencoba membaca ekspresi satu sama lain. Suasana hening memenuhi ruangan sejenak sebelum Nattaniel memecah kesunyian, "angkat aja dan selesaikan masalah ini dengan cepat!"

Albiu, masih memandang layar ponselnya dengan ragu. Namun, dengan sekali tekan, ia menjawab ponsel tersebut.

["Balikin Meta kegue brengsek!"]

Suara dari seberang terdengar jelas, menciptakan ketegangan di udara yang semakin terasa. Suasana terasa menakutkan.

"Bukannya Meta ada sama lo?" tanya Albiu, membuat Nattaniel heran.

"Hey, katanya mau nyelesain masalah, kalau kaya gini malah memperumit gila, mending jujur aja terus ketemuan dimana!" bisik Nattaniel, membuat Albiu menggelengkan kepalanya secara spontan.

"Lo pikir gue berani? Kaga cok," bisik Albiu kembali membuat Nattaniel mendatarkan wajahnya.

"Jancok, tadi sok iye lu."

["Gue tau dia ada sama lo, dan gue juga tau kalian dimana! Jangan bohongin gue, Al."]

Albiu merasa semakin terjebak dalam situasi sulit. Nattaniel memberikan pandangan penuh tanda tanya, sementara Meta menahan napas, khawatir akan berlanjutnya masalah ini. Albiu mencoba mengendalikan situasi, "Bri, kalau lo ga mau berubah, gue nggak akan perna nyerahin Meta sama orang obsesi kaya lo!"

My Husband Is Police [BibleBuild]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin