Past

824 105 15
                                    

21-11-2023
.
.
.

Tangan mungil nya memegang jari telunjuk ku erat. Hari yang sangat aku nantikan dimana aku memiliki seorang adik. Sayangnya Adik ku memiliki sedikit masalah dengan jantung nya membuat mama dan papa lebih fokus kepada adik ku.

Aku tidak iri maupun marah.

Saat pertama kali ia membuka matanya, dia sangat cerewet. Tangisan nya menganggu bayi lainnya, sehingga beberapa perawat kerepotan mengurus Adik kecil ku itu. Aku berdiri dekat jendela kaca agar bisa melihat nya.

Dia masih saja menangis saat di susui ibu. Papa dan mama mencari nama yang tepat untuk adik ku, tapi tidak ada cocok karena selalu di tolak. Hingga akhirnya aku memberi nya nama Wang Xiao Zhan. Secara kebetulan Zhan diam. Ia mengerjap beberapa kali mengulurkan tangannya untuk aku genggam. Saat aku mengengam tangan mungil nya, Zhan memamerkan gusi nya yang memerah. Pipi seperti bakpao isi daging.

Setiap ke sekolah aku selalu ingin pulang lebih cepat agar bertemu dan bermain dengan Xiao Zhan. Aku bahkan lupa makan kalau menyangkut adik Gembul ku.

Tidak bedanya dengan Xiao Zhan, dia tidak mau makan Maupun tidur jika tidak melihat ku, atau suara dan sentuhan ku. Kami semakin beranjak dewasa. Papa dan mama semakin sibuk sehingga Xiao Zhan lebih terbiasa dengan aku. Semua yang dia perlukan selalu aku berikan. Usianya sepuluh tahun dan aku 18 tahun saat bersiap masuk universitas.

Xiao Zhan yang manis membuat aku tidak bisa jauh dari nya. Aku menjadi protektif dengan siapapun yang berdekatan dengan nya sehingga tak sungkan membentak. Demikian juga dengan Xiao Zhan yang tidak suka aku dekat dengan orang lain.

Sepanjang hari Xiao Zhan akan menangis, ketika aku berdekatan dengan orang lain. Saat itu, kehidupan sehari-hari kami hanya tentang aku dan adikku. Hingga Usia Xiao Zhan Dua belas tahun dan aku 20 tahun.

Aku yang paling dewasa dan menyadari perasaan sayang muncul ke rana yang berbeda. Lebih tepatnya bukan sebagai Kakak tapi sebagai seseorang pria.

Mati-matian aku menolak perasaan tersebut hingga aku berkencan dengan seorang gadis. Waktu ku teralihkan dari Zhan kepada wanita tersebut.

Secara tidak sadar aku menyakiti adik ku. Dia berubah diam dan jarang berbicara dengan ku. Jarak kami semakin jauh hingga suatu ketika, aku memperkenalkan Jenny Kim sebagai kekasih ku. Xiao Zhan marah dan melempar Jenny dengan remote televisi.

Aku keget, tidak menyangka xiao Zhan berubah kasar.

"Hubungan ini tidak bisa dilanjutkan. Dilihat dari sudut manapun hubungan kalian tidak bisa berakhir sebagai adik-kakak," kata Jenny.

Saat itu aku menyadari kalau Adik ku juga menyukai ku. Aku semakin berani mendekati bahkan sering kali mengecup bibir nya dan melakukan kontak fisik dengan nya .

"Gege tidur diluar, aku benci padamu,"Teriaknya dari dalam kamar.

Aku menghela nafas sebentar kemudian melihat ke arah kamar. Seharusnya aku tidak bertindak demikian. Mau tidak mau aku tidur di sofa.

Jenny benar, sepertinya aku memang sudah keterlaluan terhadap adik manis ku itu. Seberapa kuat aku mencoba, tetap saja aku tidak bisa berhenti mengaguminya, menginginkan nya dan mencintai nya.

Biasanya di pagi hari dia akan membuat sarapan untuk kami berdua, tapi karena marah, ia pergi tanpa pamit maupun menyiapkan sarapan.

Usianya dua belas tahun saat itu, namun proposisi tubuhnya tinggi, manis dan pandai. Satu lagi--- aku sangat menyukainya saat dia marah. Itu terlihat menggemaskan.

Hari ini aku tidak ada mata kuliah, begitu pula mama dan papa yang baru saja melakukan perjalanan bisnis satu minggu yang lalu dan entah kapan akan pulang.

Between You And Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang