Delapan

249 31 12
                                    

Hai, all?
Follow akun ini! Dan temukan cerita-cerita menarik lainnya.....

***🌺***

[Masa Lalu, 1900]

Pagi ini. Bagaimana Sing berdiri di luar gapura. Laki-laki itu terlihat begitu senang. Dirinya menunggu kedatangan seseorang yang sangat dirinya harapkan kedatangannya.

"Sing!"

Senyum Sing terlihat begitu lebar ketika seseorang memanggil namanya.

"Yuna!!"

Yuna yang mengunakan gaun putih sederhana selutut itu berlari cepat ke arah Sing. Dirinya langsung memeluk erat sang Kekasih.

Keduanya berpelukan di kesunyian pagi itu.
Setelah hampir dua bulan mereka tidak bertemu, karena ada masalah mencekam di wilayah tempat tinggalnya.

"Sing, aku merindukan mu." ucap Yuna.

"Aku juga, Yuna. Senang bisa bertemu dengan mu." ucap Sing.

Ini pertama kalinya Yuna pergi ke tempat tinggal Sing, setelah hampir 3 tahun merajut kasih.

Mereka bertemu karena berada di satu universitas yang sama, dan menjalin kasih secara diam-diam. Mereka tidak sering bertemu dan jika mereka Bertemu pun mereka selalu bertemu di pusat kota dan membutuhkan waktu lama untuk Sing yang berada di hutan dan perkebunan itu.

"Terima kasih sudah membaca surat ku." ucap Sing.

"Kenapa kau memberikan surat kepadaku disaat seperti ini, bagaimana jika aku tidak menerima surat itu dan kau akan menunggu ku seharian." ujar Yuna.

"Aku akan menunggu mu. Bukankah menunggu memang harus memiliki kesabaran? Dan menunggu bukanlah hal yang sia-sia." ucap Sing. Laki-laki itu benar-benar manis dan tulus.

Laki-laki itu mengelus lembut rambut Yuna yang tersisir rapi.

"Sing....."

"Karena keadaan diluar tidak memungkinkan, aku ingin mengajak mu ke rumah ku dan melihat kehidupan desa ku yang menyenangkan." ucap Sing.

Yuna mengangguk. Keduanya memilih untuk memasuki desa itu. Bagaimana suasana yang tenang itu membuat Yuna terpukau. Banyak orang-orang terlihat Sibuk melakukan kegiatan pagi mereka dengan tenang dan damai. Seolah-olah, tidak ada hal buruk di luar sana. Peperangan dan penjajahan, yang menakutkan tidak terlihat di desa itu.

Semuanya tersenyum manis ke Yuna. Mereka menyapa tanpa bersuara. Sing yang terlihat berwibawa dengan membuat tangannya terlipat di belakang itu tersenyum dengan sekitarnya.

"Desa ini...."

"Kau menyukainya?" Tanya Sing.

Yuna tentunya mengangguk. Suasana ini tidak pernah Perempuan itu rasakan. Kedamaian dan ketenangan ini, terasa begitu membuat hatinya tenang.

"Sing, kau adalah pemimpin yang hebat. Bagaimana bisa penduduk desa ini begitu...."

"Aku hanya mencoba memberikan ketenangan untuk mereka semua. Mereka semua adalah orang-orang yang baik dan benar-benar begitu manis." ujar Sing.

Hingga keduanya berhenti di ujung jalan setapak itu. Sebuah rumah besar itu membuat Yuna kagum.

"Selamat pagi, semoga hari mu menyenangkan." ucap salah satu anak perempuan. Ada beberapa anak yang mendekati keduanya.

Bagaimana salah satu anak memberikan sebuah bunga mawar kepada Yuna.

"Makanlah kue cubit ini, ibuku membuatnya khusus untuk seseorang yang sangat di cintai Pemimpin dengan kami." ucap salah satu anak laki-laki itu. Dirinya menduga untuk menyuapi Yuna.
Perempuan itu mencoba untuk membungkuk dan menerima suapan dari anak laki-laki itu.

Vampayeer || Xodiac ✅Where stories live. Discover now