Empat Belas

152 23 0
                                    

Hai, Hello?!!!

***

Yuklah, kasih vote dan komen!! Pliss!!!

***💐***

🌾 Rabu, 25 Oktober 2023 🌾

***

[Kehidupan masa lalu, 1900]


Pagi itu bagaimana keluarga kecil Sing nampak begitu bahagia, Laki-laki muda itu sangat menikmati dengan lahap masakan sang Ibu.

"Ini enak! Aku akan kembali lagi untuk mie China." ucap Sing ke sang Ibu. Laki-laki itu selalu menghargai masakan siapapun, termasuk masakan sang Ibu.

"Ayah, apa kau ada kegiatan? Bagaimana jika hari ini aku mengikuti kegiatan yang kau lakukan?" ujar Sing.

"Tidak perlu. Sepertinya ayah tidak memiliki kegiatan apapun hari ini." ucapnya kepada Sing.

Disaat mereka tengah menikmati makanan pagi mereka, suara pintu di buka paksa terdengar keras dan bagaimana dalam waktu singkat beberapa orang berpenampilan aneh memenuhi ruang makan yang luas itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sing. Laki-laki itu segera melindungi sang Ibu. Bagaimana perempuan itu berada tepat di belakang Sing.

"Akhirnya kau tiba, Putraku." Kalimat yang dikatakan seseorang yang terlihat lebih muda dari Sing membuat laki-laki itu bingung bukan main.

"Kemarilah, mari kita pergi ke tempat yang lebih baik." Lagi kalimat itu terarah untuk Sing.

"Siapa kau? Apa yang kau katakan? Apa maksud mu?" Sing bertanya.

"Tanyakan saja pada Ayah mu!" Sing menoleh melihat sang ayah yang diam itu.

"Ayah? Apa yang terjadi? Apa ini?"

Sang Ayah terlihat begitu sedih dan menyesal. Laki-laki paruh baya itu mendekati Sing dan memegang kedua bahu sang putra.

"Maafkan ayah, Sing. Ayah sungguh minta maaf."

"Astaga. Hentikan adegan ini, manusia terlalu banyak memiliki perasaan, hal yang menyedihkan dan menjengkelkan." Kalimat itu di ucapkan oleh laki-laki berwajah kas Eropa itu.

Ayah Sing mendekati laki-laki itu dan bagaimana laki-laki paruh baya itu berlutut.

"Maafkan aku. Namun, bisakah kau tidak membawa putra ku pergi? Dia adalah harta berharga yang aku dan istriku miliki, bisakah aku menukar putra ku dengan semua harta ku?" ucapnya.

Kalimat itu membuat Sing dan sang Ibu terkejut.

"Apa yang kau katakan, Alam Samasta!" ucap perempuan itu kepada suaminya.

Laki-laki berwajah dingin dan terlihat begitu suram itu tersenyum menyeringai.

"Dasar manusia! Sesuka hatinya melanggar janji. Aku tidak butuh harta mu! Kau mendapatkan semua ini karena ku, aku hanya ingin kau memberikan putra mu kepada ku! seperti janji mu puluhan tahun lalu! Apa itu sulit untuk kau tepati?!"

Sing yang mendengar itu terkejut. Perempuan itu terduduk lemas di lantai.

"Apa yang kau lakukan selama ini, Alam?"

"Ayah..."

"Bisakah kau membawaku saja? Tolong jangan putra ku! Aku mohon." Laki-laki paruh baya bernama Alam Samasta itu memeluk erat laki-laki di hadapannya itu.

Vampayeer || Xodiac ✅Where stories live. Discover now