01

201 11 0
                                    

Aku melihat wajahku di cermin. Sambil mengusap wajahku dan menggumamkan sesuatu yang tanpa ku sadari.

"Buat wajahku menjadi bersih seperti di duniaku dulu. Bersihkan dan bentuk seluruh badanku seperti Karina Aespa bias aku di idol grup Korea itu tuh. Dan semua hartaku harus kembali ke aku." Gumamku tanpa sadar.

Dan apa yang terjadi? Wajahku bersih dan kulitku sudah putih dan mulus dan body ideal seperti Karina Aespa gitu loh.

Dan.. Jeng jeng! Hartaku ada di sini sekarang hehe..

Aku segera mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah ternama di novel buatanku ini hehe..

Aku turun untuk menyusul sarapan dengan keluarga baruku. Agak terharu, namun aku tahan. Ahh.. Akhirnya aku merasakan apa itu keluarga..

Semua orang di meja menatapku dengan terkejut. Aku yang di tatap hanya bisa cengengesan sambil menggaruk kepalaku.

"Astaga!! Anak mamah cantik sekali!! Hari pertama masuk SMA harus cantik ya.." kata Mamah sambil terkekeh.

"Ahh.. Mamah bisa saja. Kan ini hasil buatan mamah sama papah.."

Aku ngomong apa hei!!

"Oh iya dong! Siapa dulu.. Papahmu ini hebat banget bisa membuat keturunan yang unggul." Kata papah.

Aku hanya ketawa melihat keakuran keluarga baruku ini. Jadi begini rasanya punya keluarga..

"Sean kenapa wajahnya ditekuk begitu?" Tanya mamah yang membuat aku langsung menoleh ke arah kak Sean.

"Adik cantik! Nanti di sekolah adik bakal digodain dong." Protes kak Sean.

"Loh! Kan bagus adikmu jadi cantik." Kata mamah.

"Tapi Sean tidak suka! Iya kan pahh!" Protes kak Sean lagi.

"Oh iya! Ahh! Leona kenapa kamu harus cantik-cantik sih! Ayo kembali saja jadi culun." Protes papah juga.

Punya kakak sama papah posesif banget sih..

"Mulai deh posesifnya.. Ayo Leona! Dimakan makanannya udah jam berapa ini. Nanti telat." Kata mamah.

Aku menghabiskan makananku dengan cepat lalu berpamitan dengan mamah dan papah.

Hari ini kak Sean mengantarku ke sekolah. Padahal aku sudah berkuliah di dunia nyata..

Oh iya, Disini kak Sean profesinya sebagai Dokter  Spesialis. Kalau di keluarga kak Sean termasuk orang yang hangat, sedangkan di rumah sakit kak Sean termasuk orang yang tegas dan galak dan juga kulkas seribu pintu.

Sangat berbeda 180 derajat bukan?

Iyalah, orang aku kok yang bikin karakter kak Sean ini.

"Sudah sampai, ingat! Jangan genit sama cowok!" Peringatan kak Sean padaku.

Aku hanya mengangguk lalu menadahkan tanganku ke kak Sean.

"Uang sakunya kakak~" kataku sambil menaik turunkan alisku dan tersenyum lebar.

"Ish.. Untung sayang.. Nih uangnya." Kata kak Sean sambil memberikan lima lembar uang ratusan ribu.

"Banyak banget kak."

Beneran dah ini banyak banget untuk aku. Aku waktu SMA di dunia nyata saja uang saku ku hanya sepuluh ribu karena tidak punya uang.

"Tidak apa, ambil saja." Kata kak Sean sambil mengusap kepalaku.

Ternyata begini ya rasanya diperhatikan seorang kakak.

"Sudah turun sana! Kakak mengusirmu!"

"Kak Sean tega mengusirku?! Ya sudah! Aku pergi! Aku akan menggoda cowok-cowok di sekolah aku! Huh!" Kataku sambil keluar dari mobil dan menghempas kuat pintu mobil.

BRAK!!

"Astaga adik! Tutup pintunya pelan-pelan!" Teriak kak Sean kepadaku.

Aku melanjutkan jalanku masuk ke sekolah ternama ini dan sambil melihat sekitar.

"Hm.. Di novel ini kan Leona cuma jadi figuran.. Pemeran utamanya tuh kan si Biani Sanjaya.. Terus pemeran cowoknya sebagai pasangan Biani tuh si.. Siapa ya namanya.. Aku lupa.. Ah, Iya! Ezra Narendra!" Gumamku sambil mengingat-ingat nama pemerannya.

"Ini aku buat novelnya kekanakan sekali.." Gumamku saat mengingat alur cerita yang ku buat.

"Minggir!"

Aku langsung memutar badanku menghadap ke belakang. Aku mendongakkan kepalaku ke atas dan apa yang ku lihat?

Cowok ganteng melebihi gantengnya kakakku.

Astaga!!

Tapi sayang dia kurus..

Transmigrasi LeonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang