14

111 4 3
                                    

Leona POV

Ini kenapa Ezra nempel mulu ya? Padahalkan yaa, aku ini mau ngejauhin ni orang!

Coba lihat! Ni orang daritadi nguyel-nguyel pipiku terus setelah dimaafin!

Kita berjalan di lorong sampai ke kelas saja masih diuyel-uyel ni pipiku. Katanya pipiku makin hari makin berisi. Iyakah?

"Ezra ih! Sudah! Pipiku sakit diuyel-uyel terus!" Tegurku lalu langsung menghadapnya dengan tatapan marah.

Hilang sudah image dia sebagai orang cool dan cuek ini. Tapi dia kalo sama orang lain malah kembali imagenya itu.

Ini dari tadi Ezra bukannya berhenti malahan sekarang dia merangkulku dan mengantarku sampai kelas.

"Bisa lepasin aku dulu tidak?"

"Tidak." Jawab Ezra singkat.

Aku memberengut sambil menatapnya dengan tatapan pasrah.

"Hahhh! Bosan banget aku lihat wajahmu tiap hari." Gumamku.

"Apa kamu bilang? Bosan?" Tanya Ezra menatapku dengan wajah yang tak percaya karena aku berkata seperti itu.

Aku mengangguk dan menatapnya marah.

"Iya, aku bosan sekali! Setiap hari melihatmu! Bisa tidak sekaliiii saja aku jauh darimu dulu!" Protesku.

"Tidak!" Jawabnya cepat membuatku speechless.

"Tidak akan ku biarkan kamu menjauh dariku." Lanjutnya dan menatapku dengan dingin.

Jadi takut..

Lihat! Bahkan aku sampai merinding melihat tatapannya!

"Ta-tapi, kenapaa??" Cicitku tapi masih bisa didengar Ezra.

"Karena aku sayang kamu." Kata Ezra.

Aku memutar mataku dengan jengah dan bahuku langsung merosot begitu saja.

"Hahh.. yasudah lah.." kata ku dan segera berlalu dari Ezra.

/skip langsung ke rumah Leona

Aku dari tadi mengurung diri di kamar. Karena apa? Yang pastinya cari cuan mwehehe..

Mataku yang penuh tulisan tulisan abstrak dan angka-angka ini sangat fokus agar bisa meretasnya dengan cepat.

Notifikasi di handphone ku selalu berbunyi menandakan transferan uang padaku.

"Adek!"

Aku kaget mendengar seruan kak Sean dan aku langsung menutup laptopku secara kasar.

Jangan lupa tatapan bombastic side eyes ke kak Sean. Ni orang main nyelonong masuk aja!

"Adek ngapain?" Tanya kak Sean dengan wajah bingungnya.

"Gak ada." Jawabku singkat.

"Kalo gak ada ngapa-ngapain.. ikut kakak yuk sebentar."

"Ngapain?"

"Ada deh. Nanti imbalannya kakak jajanin sepuas adek."

"Oke deal!"

"Oke, kakak siap-siap dulu. Kamu juga siap-siap ya.. jangan imut-imut atau cantik-cantik!" Peringat kak Sean lalu mengacak rambutku dan segera pergi keluar dari kamarku.

Karna dibilang jangan cantik-cantik dan imut-imut. Aku akan memakai baju casual aja kali ya.

Sekarang aku memakai celana joger jeans, kaus gambar hello kitty, hoodie zipper warna kuning, dan kupluk warna cream bentuk telinga kucing.

Kak Sean mengetuk pintu kamarku dan aku langsung keluar dari kamarku begitu saja.

"Udah siap nih kak!" Seruku dengan semangat.

Gimana gak semangat? Orang mau dijajanin.

"Ih! Kenapa imut gitu?!" Protes kak Sean.

Padahal ini baju udah paling simple menurut aku! Kenapa masih protes?!

Padahal ini baju udah paling simple menurut aku! Kenapa masih protes?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gini dibilang imut?

Katakan kalau pakaianku ini b aja!

"Gak jadi deh kalo adek imut gini."

"MANA BISA BEGITU!! IH KAKAK MAH POKOKNYA HARUS JADI JALAN!! ADEK UDAH SIAP INI AH!" Teriakku jangan lupa dengan tantrumku mode on.

"Eh iya iya iya! Kita jadi jalan!" Panik kak Sean.

Akhirnya jadi juga jalan hehehe..

Aku langsung memberikan kakakku tersayang ini senyuman lebar.

"Aih.. kalo imut begini aku mana rela kasih lihat ke orang-orang adekku yang imut ini." Gumam kak Sean tapi masih ku dengar.

Biarin sajalah, aku lebih baik keluar rumah dengan riang.

Yuhuuu~ JAJAN I'M COMING~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Transmigrasi LeonaWhere stories live. Discover now