09

122 9 0
                                    

Hari ini weekend, jadi Leona libur sekolah. Otomatis dia bebas dari Ezra.

"HOREEE!! BEBAASSS!!" Sorak Leona sambil mengangkat kedua tangannya.

"Bebas apa, dek?" Tanya Sean.

"Eh? Tidak kak. Tidak apa-apa." Jawab Leona sambil menggeleng.

Hari ini Leona memakai baju berwarna hijau dan rok berwarna hijau. Sepertinya Leona memakai serba hijau.

Sandal crocs nya saja berwarna hijau.

"Itu mamah panggil kamu." Kata Sean yang hanya diangguki Leona.

"Ah! Padahal weekend begini kakak mau mengajakmu jalan-jalan. Tapi apalah daya, kakak tidak bisa menemanimu jalan-jalan." Keluh Sean sambil merangkul Leona.

"Kan bisa kapan aja kak." Kata Leona.

"Kakak maunya weekend ini." Keluh Sean lagi sambil menggelayut manja di lengan adiknya.

"Ya mana bisa kalau kakak sendiri sibuk ngobatin pasien." Kata Leona.

"Nah ini anak kucing mamah! Sini sini!" Seru mamah saat melihat Leona.

"Leona bukan kucing mah!" Sahut Sean.

"Siapa suruh adikmu ini mirip kucing?" Tanya mamah.

"Siapa suruh mamah ngidam kucing waktu hamil Leona?" Tanya Sean.

"Ya habisnya kucing kan lucu. Lalu kenapa ayahmu kasih nama Leona padahal Leona artinya singa? Sedangkan adikmu saja mirip kucing." Kata mamah sedikit nyolot.

"Ya mana Sean tau!"

"Sudah! Sudah! Mamah kenapa manggil Leona?" Kata Leona sambil menengahi perdebatan mamah dan kakaknya.

"Mamah ada sesuatu untukmu." Kata mamah lalu memasangkan sesuatu di atas kepala Leona.

"Ah! Imutnya!" Seru Sean dan mamah.

"Apa? Mamah pasang apa di kepala Leona?" Tanya Leona penasaran.

Sean menghadapkan badan Leona ke depan cermin yang ada di ruang keluarga. Leona terkejut menurutnya keluarganya ini sangat kekanakan memberinya bando bentuk kucing.

"Ih! Kayak anak kecil yang baru habis mandi yang dipakain bedak satu kilo yang cemong sana-sini mah!" Protes Leona.

"Kan memang anak kecil." Jawab mamah dan Sean.

Leona memanyunkan bibirnya lalu bersedekap.

"Tuh! Anak kecil kan!" Kata Sean membuat Leona memincingkan matanya ke Sean.

"Nyonya, ada tamu untuk nona Leona. Dia sudah menunggu di ruang tamu." Kata salah satu maid.

"Tumben kamu ada tamu dek." Kata Sean.

Leona hanya menggedikkan bahunya lalu pergi keluar ruang tamu. Sedangkan Sean dan mamah mengikuti Leona dari belakang.

"Siapa?" Tanya Leona membuat orang itu langsung menghadap ke Leona.

Orang itu adalah Ezra Nalandra. Ya Ezra dengan berpakaian rapi seperti ingin mengajak jalan.

Ezra hanya diam menatap Leona yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Oh Ezra.. kenapa Ezra?" Tanya Leona saat tau itu Ezra.

Leona mendekat dan hampir duduk di sebelah Ezra.

"Leona, jarak satu meter." Tegas Sean yang membuat Leona mau tak mau duduk berjarak satu meter dengan Ezra.

"Nak Ezra, mau ajak jalan Leona?" Tanya mamah.

"Iya tante, saya kesini mau izin ajak Leona jalan-jalan." Izin Ezra dengan sopan.

"Tidak boleh! Hari ini Leona sama aku!" Seru Sean.

"Bukannya kakak sibuk?" Tanya Leona.

"Gak.. gak sibuk. Paling ada operasi pasien hari ini habis itu kita bisa jalan. Kamu ikut kakak ke rumah sakit." Jelas Sean.

"Dasar posesif! Ezra kamu bawa aja Leona. Ini si Sean biar tante yang ambil alih." Kata mamah.

Leona yang diam hanya menonton perdebatan mereka.

"Cepat bawa Leona. Ni kakaknya bakal ngamuk ini." Kata mamah.

Ezra hanya menurut dan menggendong Leona seperti karung beras.

"Mamah! Aaaa! Adikku yang menggemaskan jangan dibawaaa!" Seru Sean sambil meraung-raung.

"Aaaa! MAMAAAHH! TEGA YA ANAKNYA DICULIK COWOK GANTENG!!" Teriakan Leona dari luar yang menggema sampai ke dalam rumah.

"Tuh mah! Adik saja tidak mau diculik!" Kata Sean.

"Sst! Diam! Mamah pusing ya ngeliat kamu ini posesif sekali dengan adikmu. Kapan adikmu punya pacarnya kalau begini?" Omel mamah.

"Biarkan saja adikmu jalan. Toh dia sama Ezra. Mamah percaya sama Ezra karena mereka sudah berteman dari kecil." Omel mamah lagi langsung meninggalkan Sean yang gelisah ditinggal adik kesayangannya.

Transmigrasi LeonaWhere stories live. Discover now