07

147 8 0
                                    

YEAY! AKU BEBAS!

Saat ini Ezra sedang dipanggil ke ruang guru. Makanya sekarang aku bebas.

Saat ini, di kelas kita lagi jam kosong. Jadi kita di kelas seperti di sekolah pada umumnya kalau jam kosong ngapain saja.

Ada yang bermain, bernyanyi sambil gonjrang ganjring gitar, ada yang membaca novel saja, ada yang tidur.

Kalau aku? Aku ikut gabung bernyanyi sambil gonjrang ganjring gitar itu. Mereka bergitar sambil bernyanyi sedangkan aku dan salah satu temanku perempuan sebut saja Freya menari sesuka hati.

Setelah beberapa lagu yang kita nanyikan dan tarikan. Pintu kelas pun terbuka menampakkan seorang Ezra dengan wajah datarnya dan matanya yang melirikku.

Aku menggedikkan bahuku lalu melanjutkan aktifitas yang sempat terpotong tadi.

Ku lihat sekilas, Ezra menarik kursi tepat di sebelahku dan duduk disana. Alamat aku tidak bebas nih.

Ezra memberikan cemilan padaku.

"Makan." Kata Ezra singkat.

Kok dia tau cemilan kesukaanku?

"Ciee.. Aa' Ezra sudah mulai terlihat hangat.." kata Rayyan.

"Ternyata pawangnya si eneng Leona~" goda Freya.

"Apasih? Aku dan Ezra kan memang berteman sedari kecil. Iyakan Ezra?" Kataku sambil menoleh ke Ezra dan hanya diangguki oleh Ezra.

"Nanti kalau sebar undangan jangan lupa undang kita." Goda Keenan.

"Apasih? Jodoh aku kan Taehyung." Kataku sambil mengibaskan tanganku.

Ezra membukakan bungkus cemilan yang diberinya tadi padaku.

"Hei! Taehyung saja belum tahu kalau kita hidup, Leona. Mending yang ada di depan mata ini loh." Goda Freya.

"Benar, yang di depan mata ini sudah effortnya ada, act of service, ganteng pula tu." Kata Rayyan sambil ingin mengambil cemilan Leona.

Namun sayang, tangan Rayyan langsung ditampar oleh Ezra.

"Punya Leona." Kata Ezra singkat.

"Tuh lihat! Saking posesifnya, cemilan punya mu saja tidak dibolehkan dimakan sama kita." Kata Keenan.

"Ezra tidak boleh gitu.. Kata papah kita harus saling berbagi." Kataku sambil menggoyangkan jari telunjukku di depan wajah Ezra.

Ezra tersenyum tipis, membuat heboh teman-teman sekitar.

"Wow! Wow! Wow! Seorang Ezra tersenyum!" Kata Rayyan.

"Fix! Ini pawangnya Ezra tuh si Leona!" Kata Keenan.

"Wahh Leona! Kau harus bertingkah imut seperti tadi agar Ezra tersenyum!" Kata Freya yang merasa gemas itu.

"Hei! Siapa yang bertingkah imut?!" Seruku.

"KAU!" Kata mereka serentak.

"Aku tidak imut tau!" Kataku sambil memanyunkan bibirku dan tangan bersedekap ke dada.

Aku bertingkah begini biasanya Ezra mau tertawa.

"Ppfftt.."

Tuhkan Ezra tahan ketawa lagi. Dan juga teman-teman pada tertawa cekikikan.

"Jangan tertawa!" Seruku.

"Ahh.. temanku ini gemas sekali.." kata Freya.

Ezra mengeluarkan beberapa cemilan dan menaruhnya di meja.

"Makanlah! Kecuali cemilan yang sudah aku buka untuk Leona." Kata Ezra.

Aku masih kesal sama mereka sambil memakan cemilan yang sudah dibukakan Ezra untukku tadi.

"Terima kasih, bro! Kau memang teman yang terbaik." Kata Rayyan sambil menepuk pundak Ezra.

"Kalau bukan kata Leona. Pasti dia tidak akan membagikannya pada kita." Kata Keenan dan hanya diangguki oleh Rayyan dan Freya.

"Masih untung ku bagikan pada kalian. Mau aku ambil lagi?" Kata Ezra sambil memutar matanya jengah.

Mereka bertiga mengambil semua cemilan di meja dan memeluknya.

"Hehe.. terima kasih.." kata Freya sambil menyengir begitu juga dengan Rayyan dan Keenan.

Aku dari tadi hanya menyimak interaksi mereka semua. Sambil memikirkan apa yang terjadi. Bukankah seharusnya adegan ini dimana si Biani yang sedang ngumpul bersama teman-temannya dan Ezra?

KENAPA YANG JADI PEMERAN SI BIANI INI AKU SIH?!

Transmigrasi LeonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang