04

162 11 0
                                    

Aku sebenarnya sengaja makan dengan lambat. Kenapa Ezra setia sekali menungguku?

"Sudah?" Tanya Ezra saat melihatku menaruh mangkuk di nampan.

Aku hanya mengangguk lalu merogoh saku seragamku untuk mencari tissue yang biasaku bawa. Tapi ini nihil, tidak ada tanda-tanda keberadaan tissue.

Ku lihat Ezra merogoh saku di celana seragamnya dan mengeluarkan tissue. Dan dia memberikan tissuenya padaku.

Aku mengernyitkan keningku, sumpah ini orang kenapa tahu apa yang biasa aku bawa?!

"Sudahlah, jangan banyak mikir." Kata Ezra sambil mengusap sisa kuah di bibirku dengan tissue yang ada di tangannya.

Ezra bangun lalu membawa nampan bekas kita makan tadi kembali ke kantin.

Aku hanya diam menatap kepergian Ezra. Masih banyak pikiran yang harus aku pikirkan.

"Ayo." Seru Ezra dari kejauhan membuatku berlari menyusulnya.

Ini semua mata kenapa lihatin aku sama Ezra sih?!

Sepertinya aku terlalu pede, semua mata kan pasti melihat si Ezra bukan aku.

Kita mengembalikan nampan dan mangkuk bekas kita makan tadi ke amang bakso.

"Wah! Sudah selesai kencannya neng geulis dan kang kasep?" Tegur mang bakso.

Apanya yang kencan sih!! Kita cuma makan!

"Siapa yang kencan, mang? Orang kita cuma makan." Jawabku.

Ezra memberikan 2 lembar ratusan ribu ke amang baksonya.

"Ini kebanyakan kang kasep." Kata mang bakso.

"Ambil saja." Kata Ezra menaruh uangnya di tangan mang bakso.

Tanganku ditarik pelan sama Ezra. Lalu kita kembali ke kelas.

"Eh! Ini kenapa tarik-tarik! Lepasin!" Seruku.

Namun dia hanya mengabaikanku. Malahan sekarang tangannya menggenggam tanganku. APA MAKSUDNYA?!

Kita sudah sampai di kelas dan semua mata orang di kelas menuju ke arah kami.

Ahh.. aku malas jadi bahan gosip..

"Gue tadi cari lo di kantin. Lo malah kencan berdua sama anak baru." Kata Rayyan.

"Hei! Aku Leona bukan anak baru!" Kataku sambil menatap sebal Rayyan.

"Le-Leona?!"

"Leona yang dekil dan culun waktu SMP itu?!" Seru heboh Rayyan.

Aku menendang tulang kering Rayyan lalu kembali ke tempat dudukku. Aku bersedekap tangan lalu memanyunkan bibirku.

"Kau ini, Ray!" Seru Ezra lalu menyusulku kembali ke tempat duduknya yang berada di sebelahku.

Aku yang melihat Ezra duduk di sebelahku. Aku langsung membelakanginya masih dengan gaya bersedekap dada dan bibir manyun.

"Ppfftt.."

"Hei! Jangan ketawa!" Tegurku ke Ezra.

Si kulkas seribu pintu ini bisa ketawa juga ternyata.

/skip jam pulang

Sudah jam pulang ini!!

Kenapa masih tidak ada tanda kehidupan dari pemeran Biani-Biani ini???

Aku merapikan mejaku lalu memasukan sisa-sisa buku ke dalam tas. Saat aku akan menggendong tasku, ternyata tas ku diambil sama Ezra.

Dia keluar dari kelas sambil menyikut tasku dan juga tasnya.

"Kembalikan tasku." Seruku saat aku sudah berada di sampingnya.

Dia hanya menjawab dengan gelengan.

"Ish! Kembalikan!"

Hari ini aku sudah berapa kali kesal dan marah ya?

"Tidak." Kata Ezra.

Kita sudah sampai di gerbang sekolah. Bukannya dia harus ke parkiran? Diakan bawa motor.

"Kamu tidak ambil motormu dulu?" Tanyaku.

"Tidak."

"Parkiran kan jauh dari sini." Kataku.

"Tidak apa-apa."

Jawabannya tidak ada yang lain apa ya selain tidak dan tidak apa-apa?

Kak Sean datang, dia membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa sambil berlari ke arahku dan melihat ke arah Ezra dengan tajam.

"Leona." Panggil kak Sean.

Aku mengadahkan tanganku ke arah Ezra.

"Tas aku." Pintaku.

Dia malah memberikan tasku ke kak Sean. Maunya apasih?

Sebelum dia ke parkiran sekolah. Dengan sempatnya dia mengacak rambutku.

Lihat tuh kak Sean. Matanya hampir keluar!

Ezra menepuk pundak kak Sean lalu segera pergi ke parkiran sekolah.

Aku melihat ke arah kak Sean. Lihat! Kak Sean sudah berkacak pinggang dan matanya melotot ke arahku.

"Siapa dek?" Tanya kak Sean dengan tegas.

Aku hanya menggedikkan bahuku lalu masuk ke dalam mobil.

"Ish! Kasih tau kakak! Dia siapa? Kenapa genit sama adek kakak yang manis ini?!"

Astagaa.. mulai deh posesif nya..

"Dia Ezra, kak. Teman sekolah Leona dulu sampai sekarang itu." Jawabku seadanya.

"Ezra Narendra?" Tanya kak Sean yang membuatku hanya mengangguk.

"Oh.. anak itu... ganteng juga ya sekarang."

"Ayo pulang, kak." Rengekku ke kak Sean.

Akutu mau cepat pulang tau.. aku ingin bekerja!!

Transmigrasi LeonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang