13

99 3 0
                                    

Leona dan Ezra sudah sampai di rumah keluarga Leona.

Leona ingin keluar dari dalam mobil Ezra. Namun sepertinya Ezra sangat enggan membuka kunci pintu mobilnya.

"Ezra.. biarkan aku keluar." Tegur Leona dengan muka sebalnya.

Ezra tetap bergeming, dari tadi dia hanya menatap ke depan dan melamun.

"Ezra!" Tegur Leona lagi sambil melambaikan tangannya dan menatap wajah  Ezra dengan tampang polosnya.

'Kan bisa berabe nih kalo ni anak orang kesambet!' Seru Leona dalam hatinya.

Leona mendekatkan wajahnya ke wajah Ezra.

CUP!

Leona membelalakan matanya, begitu pun dengan Ezra.

"Eh! Aku tidak sengaja." Kata Ezra.

"KAU!" Seru Leona dengan wajah marahnya.

"AAA!! Kau mencuri ciuman pertamaku!!" Seru Leona dan dia mulai tantrum karena insiden ciuman tanpa disengaja itu.

"Hei! Hei! Kenapa kamu jadi tantrum begini?" Tanya Ezra dengan heran melihat Leona tantrum.

"AAA! GAMAU TAU AKU INGIN KELUAR! BUKA PINTUNYA!" Teriak Leona sambil menggedor pintu mobil Ezra.

Ezra mau tidak mau membuka kunci pintu mobilnya.

BRAKK!!

Ezra meringis saat mendengar Leona dengan kencangnya menutup pintu mobilnya.

"Untung sayang.." kata Ezra sambil menatap Leona yang berjalan sambil menghentakkan kakinya.

Keesokan harinya, pagi sekali Ezra sudah berada di rumah Leona.

Leona yang membuka pintu rumahnya dengan tersenyum manis dan imut itu langsung mendatarkan wajahnya saat melihat Ezra sudah di depan rumahnya.

Ezra langsung menggenggam tangan Leona. Dan hal itu Leona langsung menepisnya.

"Jauh-jauh sana." Usir Leona lalu segera beranjak menjauh dari Ezra.

"LEONAA!!" Seru Ezra.

Ezra melangkahkan kakinya lebar. Sepertinya dia lupa kalau teras rumah Leona ada sekitar 5 tangga. Dan saat itu juga Ezra jatuh dengan tidak aestheticnya.

BRUKK!!

Leona langsung menghadap ke belakang dan melihat Ezra sudah tengkurap mencium jalanan halaman rumah Leona.

Leona menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan melotot tak percaya.

'Ini kalau orang-orang di sekolah lihat.. Habis sudah image cowok cool dan cuek dari Ezra.' Batin Leona.

Leona segera membantu Ezra bangun dari tempatnya terjatuh lagi dan menatap Ezra dengan khawatir.

"Ezra gak papa?" Tanya Leona sambil memastikan agar tidak ada yang terluka dari Ezra.

Ezra hanya menggelengkan kepala dan tanpa menjawab sekata apapun. Dia sudah kepalang malu sudah jatuh tejerembap. Bagaimana bisa dia melupakan tangga pada teras rumah Leona.

Leona melihat telapak tangan Ezra ada goresan dan darah di sana. Leona langsung dengan sigap mengambil kotak p3k di dalam tasnya dan segera mengobati tangan Ezra.

Leona menempelkan plaster yang berkarakter hello kitty itu ke telapak tangan Ezra.

"Maaf aku gak punya yang lain lagi plasternya." Kata Leona sambil mengobati Ezra.

Leona juga melihat wajah Ezra dan terdapat goresan juga di dahinya Ezra. Dengan sigap Leona membersihkan luka itu dah memberi plaster bergambar hello kitty lagi.

Ezra telinganya sudah memerah dari tadi menatap wajah Leona dari dekat. Dan Leona langsung tersenyum gemas melihat dahi Ezra yang tertutup plaster itu.

"Iii.. gemasnya.." kata Leona sambil menguyel uyel pipi Ezra.

"Oyo borongkot." Kata Ezraagak kurang jelas karena Leona memonyongkan bibir Ezra. Untung aja Leona anaknya paham-paham aja.

"Ayolah, nanti kita telat."

Mereka berdua bangun, dan membersihkan bagian yang kotor pada seragam mereka dan langsung masuk ke dalam mobil Ezra.

Setelah mereka pergi, muncul 3 kepala untuk melihat ke arah luar rumah.

"Sean, sepertinya kita harus menjaga adek dengan ketat." Kata Bagas.

"Benar pah, aah! Kita kalah cepat sama Ezra pah! Harusnya adek aku kurung saja!" Rajuk Sean dengan wajahnya yang marah.

"Ya ampun! Anak gadisku sudah besar.. huhuuu.. padahal aku masih mengira anakku itu masih SD." Kata Indah alias mamah Sean dan Leona.

"Mamah ni, kenapa lahirin adek segemoy itu?! Mamah ngidam apa?" Tanya Sean.

"Hmm.. apaya.. waktu hamilin adekmu sih yang ngidam papahmu. Tanya aja ke papahmu sana." Jawab Indah.

"Pah-"

Sebelum Sean bertanya Bagas sudah menghilang dan pergi begitu saja dengan mobilnya tanpa pamitan.

Transmigrasi LeonaWhere stories live. Discover now