10

126 7 0
                                    

Ezra memasukkan Leona ke dalam mobil dan memasangkan seatbelt pada Leona.

"Ih! Aku diculik!" Seru Leona.

"Mamah kamu udah izinin. Berarti ini bukan penculikan." Jelas Ezra sambil mengacak poni Leona.

Ezra menutup pintu sebelah Leona. Lalu dia pergi ke pintu sebelahnya untuk masuk ke kursi sebelah Leona untuk mengemudi.

"Setidaknya aku ganti baju dulu." Kata Leona sambil menatap Ezra.

Ezra yang sedang memasang seatbelt langsung menatap Leona dari atas ke bawah.

"Tidak perlu, ini sudah bagus." Kata Ezra lalu menstart mobilnya dan menjalankan mobilnya.

"Setidaknya aku mengambil uangku dan handphone ku dulu." Kata Leona lagi.

"Pakai uang aku." Jawab Ezra singkat.

"Kalau handphone?" Tanya Leona.

"Itu nanti saja." Jawab Ezra.

"Yahhh.. gak asik." Kata Leona.

Leona menopang dagunya sambil menatap kaca spion.

Merasa ada yang tidak beres. Leona menajamkan penglihatannya.

"Ezra!" Seru Leona.

"Hm?"

"Sepertinya mobil kita diikuti." Jelas Leona sambil membuka kaca jendela mobil lalu mengeluarkan sedikit badannya untuk melihat ke belakang.

"Hei.. bahaya!" Seru Ezra lalu membelokkan mobilnya tiba-tiba membuat Leona terantuk.

"Aduh!"

Leona mengaduh sambil mengusap kepalanya. Lalu melihat orang di belakang sudah menodongkan pistol ke arahnya.

"EZRA CEPAT NGEBUT!" Seru Leona lalu langsung masuk ke dalam mobil.

Suara tembakan pun terdengar dan mengenai kaca spion kiri mobil Ezra.

"Ini kenapa genre novelnya jadi action?!" Batin Leona.

Ezra langsung melajukan mobilnya dan orang belakang juga ikut melajukan mobilnya.

Sesampainya di jalan sepi. Para musuh menyelip mobil Ezra dan mereka berdua mengerem mendadak. Tidak lupa Ezra merentangkan tangan kirinya agar Leona tidak terantuk dashboard mobil.

"An*ing ni orang! Hampir aja jidat paripurnaku kejeduk!" Kesal Leona.

"Kamu gak apa-apa kan?" Tanya Ezra sambil menangkup kedua pipi Leona dan menatap seluruh wajah Leona takut ada yang lecet.

"Masih aman kok." Jawab Leona lalu melepas seatbeltnya dan melepas tangkupan Ezra.

"KELUAR KALIAN!" Teriak seseorang itu.

Leona menurunkan kaca jendela mobil lalu menatap orang itu tanpa takut.

"Kenapa ya?" Tanya Leona dengan polos.

Orang itu menodongkan pistolnya tepat di kening Leona.

"Eh? Om! Santai dong! Main todong aja ni pistol." Kata Leona sambil mengangkat kedua tangannya.

"KELUAR!" Teriak orang itu.

"Iya, iya.. sabar coba." Hawab Leona dengan sewot lalu keluar dari mobil.

Ezra daritadi sudah ditahan teman si penjahat itu.

"Aku gamau mati dua kali ya.. gimana ini." Batin Leona.

Leona melirik Ezra yang sudah ditahan.

"Ikut kami atau pacarmu mati?" Kata orang itu membuat Leona mengernyitkan keningnya.

"Hei! Siapa yang pacaran!" Protes Leona.

"Ayo pilih!"

Leona bingung harus pilih yang mana. Dia lupa kalau dia bisa mengendalikan dan meminta apa yang dia mau di dunia novel itu.

"Bisa-bisa Ezra bakal balas dendam sama aku ini kalau aku lebih milih bunuh dia." Batin Leona.

"Cepat!"

"JANGAN HIRAUKAN MEREKA LEONA!" Teriak Ezra.

"Aku pilih melawan kalian." Jawab Leona dengan muka songongnya padahal keningnya saja sudah ditodong pisau.

"Oh! Kau pilih melawan kita? Hahahaha." Kata orang itu meremehkan Leona dan teman-temannya tertawa mendengar ucapkan Leona.

"Oh! Kalian meremehkanku ya.." Kata Leona.

"Pedang!" Seru Leona yang entah berantah. Tiba-tiba saja pedang elastis menyayat badan orang yang sudah menodong Leona dengan pistol tadi.

Orang itu langsung mati di tempat membuat Leona membelalakan matanya tidak percaya kalau dia memegang pedang yang dia pikirkan tadi.

"OH MY GOD! AKU MEMBUNUH ORANG!" Teriak Leona.

Teman-teman itu sebut saja bodyguard langsung menghampiri Leona berbarengan.

"LEONA!" Teriak Ezra.

Entah darimana Leona belajar. Leona langsung memutar badannya dan mengibaskan pedang elastisnya namun tajam itu pada semua bodyguard.

Kali ini Leona membunuh orang-orang itu tanpa sadar dan semuanya sudah mati di tempat.

Ezra yang melihat itu hanya shock dan bergidik ngeri saat Leona dengan ringan menebas semua orang yang hampir membuat mereka celaka.

Setelah Leona membunuh semua orang tersebut. Leona pingsan begitu saja dengan pedang tipis dan elastis itu melingkar kembali seperti ular.

Transmigrasi LeonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang