117

614 29 2
                                    

Kiera dan Steven baru pulang dari honeymoon tipis-tipis. Sepanjang jalan kedua orang itu hanya diam karena salah tingkah.

"Oh, ya ...."

"Nggak usah dibahas!" Kiera segera memotong ucapan Steven.

"Belum juga ngomong. Ini cuma mau nanya, di rumah kita kan nggak ada makanan, kita beli di jalan sekalian aja ya, daripada pesan gofood pake nunggu."

Kiera malu karena salah sangka, dikira Steven mau membahas kejadian yang kemarin di hotel.  Maklum, Kiera masih malu kalau teringat.

"Beli di jalan aja." Kiera menjawab singkat.

"Beli apa? Kamu mau makan apa?" Steven bertanya lagi, sekarang mereka udah ber aku-kamu, ya.

"Terserah." Lagi-lagi Kiera menjawab singkat. Selalu menghindari kontak mata dengan Steven.

"Kamu kenapa, sih?" Steven mulai curiga dengan gelagat istrinya.

"Nggak papa." Kiera memalingkan wajahnya yang memerah.

"Dih, malu!" Steven malah meledek Kiera. "Malu kenapa kamu?"

"Mana ada!" Kiera mengelak sambil memegang pipinya yang terasa panas.

"Terus kenapa itu mukamu merah?" Steven tidak berhenti mengganggu Kiera.

"Kebanyakan blush on! Ya udah, sih, tinggal cuci muka juga ilang. Abang dulu waktu jerawatan segede toren pinguin gue juga nggak bawel. Udah, deh! Fokus nyetir aja nggak usah ngurusin muka orang. Ntar nabrak mobilnya penyok, mana mobil satu-satunya."

Steven mulai mengerti kenapa Kiera jadi malu dan salah tingkah. Steven jadi semakin senang mengganggu Kiera.

"Btw yang kemarin itu enak banget, ya."

Mendengar ucapan Steven wajah Kiera jadi semakin merah. "Abang ngomong apa, sih? Geli gue dengernya!"

Melihat reaksi Kiera Steven langsung tertawa terbahak-bahak. "Aku lagi bahas sarapan yang kemarin kok. Nasi goreng sama omlet yang di hotel itu enak banget. Lah kamu mikir apa?"

"Sama! Aku juga mikir nasi goreng!" Kiera mengelak karena malu.

"Bohong. Kamu pasti ngura aku lagi bahas yang lain kan? Tapi yang itu enak juga kok. Dabest pokoknya. Makasih ya, Sayang." Steven mengedipkan sebelah matanya.

"Orang gila!"

***

Baru aja senang-senang habis staycation, kedua pasangan itu sudah diberi 'cobaan' yang lain. Sepertinya masalah tidak mau jauh-jauh dari hidup mereka.

"Kemana saja kelen? Ninggalin rumah dalam keadaan berserak? Kiera! Kek mana kau ni? Macam tak betol ngurus rumah ku tengok!"

Mamaknya Steven tiba-tiba sudah berada di rumah. Perempuan itu masuk menggunakan kunci cadangan yang tempo hari pernah diberikan Steven.

"Mamak kapan datang?" Steven segera mencium tangan mamanya, diikuti Kiera.

"Kemarin. Sengaja mamak nggak kasih tau, mau buat surprise ceritanya. Taunya, alamak jang! Mamak pulak yang terkejut, rumah kau ni macam kena angin ribut. Belum ada anak, kenapa pulak bisa semak kali? Kalen habis betumbuk kah? Tak habis pikir Mamak. Langsung Mamak kutip-kutip semuanya! Lain kali kalau mau pigi-pigi bereskan dulu lah rumah kelen. Lagipula rumah kelen macam tak besar ku tengok, pasti cepat bersihkannya." Mamak Steven mengomel panjang lebar.

"Kasih tau istri kau, yang rajin dia bersih-bersihnya, jangan pandai dandan aja. Banyak kali bedaknya ku tengok di meja rias." Mamak Steven bicara kepada Steven sambil melirik Kiera.

"Itu kau tabur semua ke muka kau? Berapa duit anak awak kau habiskan buat beli semuanya? Banyak kali kurasa!" Mamaknya Steven bertanya kepada Kiera.

"Jadi perempuan itu yang hemat! Susah kali anak awak nyari duit! Banting tulang siang malam! Kau taunya habisin duit aja!"

Kiera bingung harus menjawab apa. Baru pulang staycation udah dikasih tausiyah aja. Jalan juga masih nyut-nyutan. Tau sendiri kan habis ngapain.

"Tinggal bersihkan lemari kau. Semak kali ku tengok. Mau awak bersihkan pulak, tak ngerti awak mana yang sampah mana yang bukan."

"Santai dulu lah, Mak. Kami baru pulang liburan ini loh. Masih capek badan awak." Steven membela istrinya.

"Aneh kali ku tengok kelen ini, sudah punya rumah kenapa pulak nginep di hotel? Sayang duitnya! Bikin anak di hotel dengan di rumah memang beda rasanya?"

Kiera malu mendengar pertanyaan ibu mertuanya yang terkesan vulgar, maklum mamak-mamak Medan memang nggak ada lawan.

Melihat istrinya hanya diam, Steven pun turun tangan. Kasian juga Kiera yang belum terbiasa dengan gaya bicara mamaknya. Culture shock yang ada.

"Mamak santai saja dulu. Kami juga mau istirahat." Steven pamit ke kamarnya.

"Kau tak kerja pulak? Udah malas kerja kau? Udah banyak duit kau?"

"Cuti dua hari, Mak. Kerja terus capek. Kasian istri awak kurang kasih sayang."Steven menjelaskan.

"Oh, jadi istri kau yang suruh jangan kerja?"

Kiera takut mukanya ditunjuk-tunjuk ibu mertuanya. Perempuan itu langsung berlindung di balik punggung Steven.

"Mamak jangan gitu. Istri awak jadi takut kan?"

Steven langsung menggandeng Kiera ke kamar. Sebelum mamaknya mengomel lebih lama.

***

Maaf buat orang Medan, kalau ada salah-salah dialognya, itu gue nyontek di Mak Beti aja loh 🤭 Btw kesian juga si Kiera, semoga mamaknya Steven nggak pulang-pulang 🤭

Kawin GantungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang