CHAPTER 25

84 7 5
                                    

WARNING: SENSITIVE CONTENT! READ AT YOUR OWN RISK!

Recap:

"Dia bermula dari..."

...

"Nisa tu sebenarnya someone yang periang. Dia suka communicate dengan semua orang tak kira senior or junior...that includes me. Maryam, dia ade kakak, nama dia Maria. Dia jadi Kapla belah perempuan 2 tahun lepas, sebelum Nisa naik. Ade orang cakap dia baik, ade orang cakap dia jahat."

"Bagi kau? Dia jahat ke baik?" Naim asks. "Bagi aku...dia jahil sangat-
sangat." Naim was shock to hear her response but she continues anyway. "Lepas dia naik jadi Kapla...dia jadi macam Kahar. Semua tradisi dia tak ikut, yang konon nya membentuk student, sampai dia dengan kawan-
kawan dia...HANCUR!"

"Maria bukan la someone kau boleh kata...baik. Masa tu, Nisa sorang je yang berani lawan dia balik sebab banyak student mengadu kat dia since dia penolong ketua pengawas. Jadi geng Maria ni semua target Nisa, masa tu Nisa tak sekuat sekarang."

"Sejak dari hari dia orang target Nisa, dia orang tiba-tiba jadi team High Council yang sangat...
bertanggungjawab, berwibawa, semua baiklah! Rupa nya..setiap kesalahan yang student buat, semua Nisa kena tanggung."

"Asal pulak?" Naim asks once again. "Dia orang perli Nisa sebagai penegak keadilan. Jadi salah student, salah dia jugak la so semua hukuman Nisa kena buat kalau tak...dia kena buang. Maria dengan Maryam tu kaya, parent dia orang salah satu penyumbang utama Kudrat ni."

"Paling aku tak tahan...dia kena l!wat dengan salah satu geng Maria yang lesbian..." Nurin suddenly burst into crying because she still remembers the night clearly. Naim reached out for a tissue on his study desk and handed it to Nurin. "Aku still ingat macam Nisa merayu dekat dia untuk berhenti..."

...

Flashback to 2 years ago...

14 years old Nurin just got back from late-night study with her friends when she stumbled upon Maria's gang with Nisa. She quickly hid behind a pillar and continued to peek to see what was happening. "TOLONG LAH LEPASKAN AKU!" "JERIT LAGI! KUAT LAGI! Aku takkan LEPASKAN kau...sayang..."

The girl who was holding both of Nisa's shoulders kissed her cheeks. Nisa gasped in shock and she closed her mouth to muffle up her voice. Nurin's body was trembling as she watched Nisa get beaten up by Maria's's's friends then she got dragged into a room.

Nurin tiptoes to the room and takes a peek at the glass only to see such a hideous view happening right before her eyes. She turned around and started to cry out of shock, then was about to run away when someone suddenly held her wrist. She let out a low shout when she saw...Maria...
standing in front of her...

"Shhh...kau budak form 2 kan...?" She asks in a raspy voice...Nurin nods her head while crying like the kid she is. "Kau nampak ni...kau jangan bagi tahu sapa-sapa. Kalau tak...memang kau kena buang esok jugak...faham?" Maria harshly let go of her wrist. "F-Faham..." Nurin ran away from there. She could hear Maria laugh from behind.

...

"So sebab tu la kau tak jibam?" Nurin nod her head and sigh. "Dia orang dah tak kesah dah kalau aku nampak ape yang dia orang buat sebab dia orang tau aku mesti tak report punya." Naim finally understand...behind the coldness wall was a very warm, helpless little girl...

"Dia kena dera dari segi mental dan fizikal dekat Kudrat ni. Ape yang Ikhsan lalui, itu yang Nisa lalui. Pulau. Semua orang tak suka dia. Sejak dari kejadian semua ni...Nisa langsung tak bercakap dengan sesiapa pon. Dia jadi pendiam, menyendiri. Someone yang kita orang dah tak kenal."

Naim couldn't help but feel pity for Nisa. Everyone turned their back on her when she needed them the most, including the teachers. "Sebab tu otak dia jadi bercelaru...muncul la 2 personaliti dalam otak dia." Nurin continues.

PHC: More Breed Of Chaos | ENG X MALAY | COMPLETEDWhere stories live. Discover now