BAB 4 Kembali ke Masa Lalu

27 0 0
                                    

Upacara pemakaman. Dua kata itu terngiang-ngiang di telinga Rosella, kata-kata yang mampu membuatnya membeku dalam sekejap. Kalau transmigrator itu bunuh diri, maka mereka harus menyiapkan pemakaman. Siapa lagi yang akan dimakamkan selain sang putri? Bukankah itu artinya Putri Vivianne akan benar-benar mati? Bukankah itu artinya mereka takkan mendapatkan kesempatan kedua?

Seolah-olah sepemikiran dengannya, Putra Mahkota bertanya, "Maksudmu Vivianne akan mati? Meskipun yang bunuh diri adalah transmigrator, bukan dia?"

"Benar." Zid mengangguk.

"Tapi kau bilang--kau bilang adikku takkan langsung mati karena transmigrator!"

"Sebelum saya memutarbalik waktu, ya," katanya lagi sebelum menambahkan, "Jadi begini. Sebelum deporter memutarbalik waktu, inang transmigrator--dalam kasus ini adalah adik Anda--memang tidak akan langsung diputuskan mati karena ulah transmigrator tersebut, tapi begitu deporter memutarbalik waktu, aturan itu tidak berlaku lagi."

"Mengapa?" tanya Rosella.

"Karena setelah waktu diputarbalik, bukan hanya transmigrator dan deporter yang terlibat. Kalian berdua, penduduk asli dunia ini, juga ikut terlibat."

"Kalau begitu jika kami tidak terlibat, aturan itu tidak akan berlaku?"

"Teorinya begitu, tapi praktiknya tidak," jawab Zid lagi. "Seorang deporter hanya akan memutarbalik waktu jika terjadi 'kerusakan serius' pada inang akibat ulah transmigrator yang sifatnya permanen. Idealnya, dan biasanya, kami berhasil mengembalikan transmigrator ke dunia asalnya sebelum hal semacam itu terjadi. Saya sudah sempat menjelaskan bahwa setelah memutarbalik waktu, waktu deporter menjadi terbatas karena mereka berasal dari dunia yang berbeda. Keterbatasan inilah yang memaksa kami untuk melibatkan penduduk lokal." Setelah itu, ia memasang tampang lebih serius dan menekankan, "Anda mengerti sekarang, bukan? Mustahil bagi deporter untuk tidak melibatkan penduduk lokal setelah memutarbalik waktu. Dan memutarbalik waktu bukanlah hal sepele. Bisa matinya inang setelah waktu diputarbalik adalah harga yang harus dibayar. Lagi pula, seandainya ia masih hidup pun, deporter hanya bisa memutarbalik waktu satu kali. Tak ada kali kedua. Karena itu, kematian inang sebenarnya adalah rahmat Tuhan. Lebih baik ia berpulang daripada terombang-ambing tak jelas di dunia dan membuat keluarganya terus-menerus memikirkannya tanpa kepastian."

Sekali lagi, ruang kerja sang pangeran diselimuti keheningan. Rosella masih mencerna penjelasan sang deporter. Perasaannya bercampur aduk. Ia cemas memikirkan kemungkinan putri yang dilayaninya akan mati jika mereka gagal, tapi di saat yang sama, ia lega karena sang putri tak perlu terjebak dalam alam bawah sadarnya seumur hidup.

"Kalau begitu, apa yang akan terjadi pada transmigrator itu?" tanya Putra Mahkota memecah keheningan. "Adikku akan mati jika dia memilih bunuh diri, tapi apa yang akan terjadi padanya?"

Benar juga, batin Rosella, baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak kepikiran akan nasib si transmigrator sebelum Putra Mahkota mengucapkannya. Dia yang bunuh diri, tapi Vivianne yang tak bersalah yang harus menanggung akibatnya. Ia berharap transmigrator itu takkan berhasil kabur dari kejaran deporter setelah membunuh sang putri. Jika tidak demikian, hal itu sungguh tidak adil.

"Dia tidak akan mati," jawab Zid, membuat napas Rosella tercekat. Temannya mati, tapi dia yang memutuskan bunuh diri tidak mati? Apa-apaan?! Gadis itu ingin buru-buru protes atas ketidakadilan tersebut, tapi ia urungkan niatnya karena rupanya sang deporter belum selesai bicara.

"Hanya kesadarannya yang berada di dunia ini, bukan tubuh maupun ruhnya, jadi tentu saja dia takkan mati," kata Zid lagi. "Tapi tanpa tubuh Putri Vivianne, tak ada yang mengikatnya di dunia ini--tak ada yang menjadi tameng baginya. Karena itu, sesuai hukum, keberadaannya akan ditolak oleh dunia ini, sama seperti deporter yang telah menyelesaikan tugasnya. Yang jadi masalah, dia bukan deporter. Dia tak punya kemampuan melintas antardunia. Dia ditolak di dunia ini, tapi tak bisa kembali ke dunia asalnya. Dia akan terperangkap di ruang antardunia."

The Princess is a TransmigratorWhere stories live. Discover now