BAB 15 Minum Teh Bersama Raja

19 0 0
                                    

Baik Vivianne maupun Sophia tidak tahu dari mana rumor itu berasal. Sulit untuk melacaknya karena rumor telah menyebar luas di kalangan bangsawan. Viscount Almafort pun tidak tahu meskipun ia berjanji akan membantu mencari tahu melalui istrinya. Aldrich menghargai niat baiknya, namun ia juga berkata bahwa rumor itu bukanlah masalah besar mengingat ia akan menjadi putra mahkota sementara dayang-dayang putri adalah kandidat istri putra mahkota. Cepat atau lambat, rumor semacam ini pasti akan menyebar. Yang penting adalah bagaimana mereka menyikapinya.

Pagi itu, sarapan bersama mereka diakhiri dengan kesimpulan bahwa mereka tak perlu ambil pusing dengan pelaku penyebar rumor. Mereka sepakat menyikapinya dengan santai sekaligus waspada. Vivianne takkan termakan rumor sampai-sampai ia bersedia mengganti dayang-dayangnya sementara Aldrich sendiri takkan mengonfirmasi apa pun terkait rumor itu. Ia takkan melakukan apa pun yang dapat membenarkan rumor agar dayang-dayang adiknya tidak kehilangan pekerjaan. Ia juga takkan menyalahkan rumor agar nama baik para gadis tidak tercoreng. Jika ia menyatakan bahwa rumor itu salah, bisa saja orang yang mendengarnya akan mengartikannya sebagai ketidaksukaannya terhadap para dayang. Hal ini sudah cukup untuk menodai nama baik mereka.

Aldrich kembali kepada kesibukannya menjelang penobatan. Ia banyak melakukan perjalanan ke luar kota untuk bersosialisasi dengan para pejabat dan rakyat, meninggalkan istana dalam pengawasan Viscount Almafort. Di sela-sela kegiatan sosialisasinya, Aldrich juga tidak lupa mencari-cari orang yang sekiranya dapat dipercaya bekerja padanya, termasuk mencari calon pasukannya. Dengan bantuan valet-nya, ia menginformasikan orang-orang kepercayaannya mengenai kesempatan bekerja pada putra mahkota. Ada kalanya ia sendiri yang memberitahu saat menyamar jadi orang biasa agar bisa berbaur dengan masyarakat menengah ke bawah.

Memang belum ada pengumuman resmi dari istana mengenai perekrutan pekerja dan prajurit baru untuk putra mahkota. Penobatannya pun belum dipublikasikan, baru disebarkan di kalangan priyayi yang memiliki teritori dan posisi penting di kerajaan serta pihak-pihak yang terlibat langsung. Meskipun begitu, tidak ada salahnya memperingatkan rakyat jelata melalui "rumor" agar mereka tidak kalah persiapan dengan para bangsawan yang biasanya selalu lebih siap karena lebih awal mendapatkan informasi. Lagi pula, perekrutan tersebut sudah menjadi tradisi setiap kali putra mahkota akan dinobatkan dan walaupun tidak ada berita resmi mengenai penobatannya, hukum patriarki Mornatir ditambah insiden sakitnya Vivianne sudah cukup untuk membuat rakyat berprasangka. Karena itu juga, jika tiba-tiba ada rumor mengenai lowongan pekerjaan di istana, itu sudah bukan hal baru yang patut dicurigai.

Sekembalinya ia ke istana setelah kampanye di daerah sekitar ibukota, berita penobatan putra mahkota dan perekrutan pasukannya disebarluaskan pada rakyat secara resmi atas perintah raja. Sehari setelah itu, surat-surat rekomendasi mulai menumpuk di ruangannya, membuat Aldrich tak bisa berkata-kata.

Sungguh, bangsawan-bangsawan ini memang gesit sekali.

Mengingat hal serupa yang juga terjadi di masa lalu, pangeran itu pun yakin kejadian yang sama akan terulang lagi. Hari ini hanya permulaan. Masih akan ada ratusan surat rekomendasi menyusul di hari-hari selanjutnya.

Aldrich menyerahkan surat-surat itu pada para asisten administratifnya yang mencatat nama-nama dalam surat rekomendasi untuk kemudian dimasukkan ke dalam daftar peserta yang mengikuti seleksi. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mendaftar melalui jalur rekomendasi yang mana suratnya langsung diterima pihak istana, yaitu mereka yang identitas dan pengalamannya telah jelas dan dijamin oleh pihak yang dapat dipercaya keluarga kerajaan. Karena hal ini juga, kebanyakan rakyat tak bisa menggunakan jalur ini untuk melamar. Mereka harus mendaftarkan diri mereka sendiri ke kantor jagabaya terdekat yang kemudian akan mengirimkan nama-nama mereka ke istana.

"Kau tidak perlu khawatir," kata ayahnya sore itu ketika mereka minum teh bersama. Hari itu, sang raja berbaik hati mengunjungi putranya yang baru menghadapi teror seleksi pasukan tahap pertama. "Para petugas administrasi akan mengurus nama-nama mereka. Kau tak perlu turun tangan sampai pendaftaran ditutup. Sekarang fokus saja pada persiapan penobatanmu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Princess is a TransmigratorWhere stories live. Discover now