BAB 11 Faksi Putri

11 0 0
                                    

Aldrich tidak mengunjungi Istana Bintang lagi sejak jamuan makan malam. Vivianne pun tidak mengutusnya ke kediaman sang kakak untuk mengantar pesan, membuat Rosella tidak bisa berdiskusi dengan sang pangeran dalam waktu cukup lama. Gadis itu mendapati dirinya benar-benar kembali ke dalam pekerjaan lamanya, berurusan dengan surat-surat dan jadwal harian sang putri setiap hari. Terlebih setelah Vivianne mengakui amnesianya yang menghebohkan para dayang, Rosella harus bekerja ekstra untuk berpura-pura terkejut dan tak tahu-menahu soal itu setiap saat. Akting sungguh melelahkan. Ia selalu berusaha melakukan yang terbaik, selalu waspada, namun di saat yang sama, ia juga selalu khawatir aktingnya akan ketahuan. Sejauh ini semua berjalan lancar, namun Rosella tahu ia tak boleh lengah jika ingin melindungi nyawa sang putri yang asli.

Beberapa hari setelah kunjungan sang pangeran, Vivianne dikunjungi oleh kedua orang tuanya, kunjungan yang sangat biasa bagi kebanyakan orang namun tidak bagi seorang putri raja yang untuk bertemu orang tuanya saja memerlukan formalitas dan prosedur. Seisi Istana Bintang sibuk mempersiapkan penyambutan Raja dan Permaisuri, termasuk Rosella. Setelah pertemuan itu, pertemuan-pertemuan lain menyusul seiring dengan semakin tersebarnya kabar baik sang putri. Pada mulanya pertemuan hanya terbatas pada keluarga besar kerajaan yang ada di ibukota, kemudian meluas menjadi pertemuan dengan gadis-gadis bangsawan ibukota, ibu-ibu mereka, sampai pada para bangsawan dan pejabat secara umum.

Berkat keberadaan seneschal yang cakap bekerja, Rosella tidak punya kesulitan berarti dalam membantu Vivianne menggelar pertemuan dengan para gadis dan wanita bangsawan. Ia pun tak punya masalah ketika orang-orang penting mengunjungi sang putri sendiri-sendiri; transmigrator itu sudah cukup mengenal baik mereka berkat beberapa tahun hidup sebagai Vivianne dan sudah tak asing dalam menghadapi mereka sehingga seringkali Rosella tak perlu ikut campur, namun begitu tiba kabar bahwa faksi sang putri akan berkumpul, dayang itu tak bisa pura-pura tenang. Ia gelisah, begitu pula dengan dayang-dayang lainnya.

Rosella gelisah karena hal ini tidak terjadi sebelumnya. Dulu, faksi Vivianne tak pernah berkumpul setelah sang putri sembuh. Mereka mengunjunginya, ya, namun tidak pernah datang sebagai sebuah kelompok. Di sisi lain, berkumpulnya pendukung sang putri ketika waktu penobatan putra mahkota sudah ditetapkan dapat menimbulkan konflik politik, hal yang dicemaskan para penghuni Istana Bintang termasuk para dayang. Raja mereka sudah menetapkan bahwa Aldrich akan mewarisi takhta, jadi mengapa faksi Vivianne memilih berkumpul di waktu yang sensitif ini? Apa yang mereka rencanakan?

Vivianne sendiri juga jelas khawatir. Ia mendiskusikan hal ini dengan para dayang. Ia mengakui tidak bisa menebak niat para pendukungnya meskipun telah mengenal mereka. Belum lagi ia amnesia. Transmigrator itu jelas takkan tahu persis apa saja yang telah didiskusikan Vivianne dengan faksinya selama ini. Dulu ia tidak perlu memikirkannya karena faksi sang putri hanya berkumpul lagi setelah kedudukan Aldrich sebagai putra mahkota telah stabil, namun sekarang keadaannya jauh berbeda.

“Anda bisa menolak pertemuan ini,” usul Nina dalam pertemuan terbatas mereka, malam sebelum Vivianne tidur. Hari itu adalah hari ketika sang putri membaca surat dari kelompok pendukungnya yang memintanya untuk bertemu.

“Masuk akal. Lebih baik menghindari segala aktivitas yang berpotensi menimbulkan konflik. Anda bisa bertemu dengan mereka setelah putra mahkota dinobatkan,” kata Sophia sependapat.

“Apa alasan yang harus kuberikan pada mereka?” tanya Vivianne.

“Seperti yang saya katakan tadi: untuk menghindari tuduhan yang salah dan konflik.”

“Apa itu cukup?” sang putri mengernyit sangsi. “Bagaimana jika mereka bersikeras?”

“Jika mereka bersikeras, Anda harus lebih bersikeras dari mereka.”

Sungguh jawaban yang sangat Sophia sekali. Ia tidak pernah menerima tawar-menawar kalau sudah berurusan dengan Vivianne. Untuk kali ini, Rosella setuju dengan pendapatnya. Mungkin itu adalah solusi terbaik mengingat hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

The Princess is a TransmigratorDonde viven las historias. Descúbrelo ahora