BAB 13 Hasil Pertemuan

9 0 0
                                    

Hening. Tak ada satu pun yang bicara dalam ruang pertemuan. Semua mata tertuju pada Rosella yang sama sekali tak menyadarinya saking terkejutnya ia. Dirinya dirumorkan akan menikah dengan Pangeran Aldrich? Bagaimana mungkin? Dari mana tuduhan ini datang? Dulu ia tak pernah menghadapi rumor seperti ini! Nina pernah, tapi itu setelah perasaannya pada Putra Mahkota jadi rahasia publik dan itu pun tidak secepat ini. Baru beberapa hari lalu gadis itu mengemukakan perasaannya pada kedua rekannya. Bagaimana mungkin orang-orang sudah membicarakannya sekarang?

"Ella?" Sang putri memanggilnya, mengembalikan perhatian Rosella pada pertemuan. Saat itu baru ia sadar bahwa seisi ruangan tengah memperhatikannya. Jantungnya berdetak kencang. Ia merasa gugup, namun ia juga tahu saat ini bukan waktunya untuk panik. Ia harus mengklarifikasi rumor tersebut dengan tenang dan berwibawa selayaknya seorang bangsawan dan dayang kehormatan.

"Saya tidak tahu apa-apa," balas Rosella dengan ekspresi sewajar mungkin. Tenang. Berpikirlah dengan kepala dingin. "Tapi ini menarik. Saya tak tahu soal Nina, tapi baik Raja maupun Pangeran Aldrich tak pernah menyinggung masalah pernikahan di depan saya. Orang tua saya juga tidak mengatakan apa-apa." Kemudian, ia menatap para bangsawan. "Saya penasaran, dari mana rumor ini berasal? Dan sudah menyebar sejauh mana?"

Bangsawan wanita yang sudah pernah bicara sebelumnya angkat bicara lagi. "Setahu saya, rumor itu baru beredar di kalangan bangsawan, tapi mengenai dari mana ..." ia tidak melanjutkan. Kedua matanya hanya memandang para dayang, namun karena kipas yang menutupi separuh wajahnya, Rosella tak bisa membaca ekspresinya. Bangsawan lainnya juga diam saja seolah-olah mereka pun tidak tahu.

"Sepertinya tak ada satu pun yang tahu dari mana rumor itu berasal," kata Rosella akhirnya. Tak ada gunanya memaksa mereka untuk memberitahu jika mereka mengaku tak tahu. Ia akan mencari tahu sendiri nanti. "Tapi saya heran mengapa hanya saya dan Nina–Lady Lussolar–yang dirumorkan? Mengapa Lady Crysgiath tidak?"

"Saya juga bertanya-tanya, padahal saya juga dayang kehormatan," kata Sophia sependapat.

"Tak ada yang tahu pasti, nona-nona," wanita lain menjawab. "Saya kira itu karena Lady Crysgiath adalah seorang prajurit. Sepertinya kecil kemungkinan Lady Crysgiath yang juga dikenal sebagai pengawal Putri untuk meninggalkan Putri semudah itu."

Rosella memandang wanita itu sesaat sebelum menoleh pada Sophia yang juga sedang menatapnya. Keduanya saling beradu pandang, berkomunikasi melalui penglihatan mereka. Melihat sorot mata sang pengawal, Rosella pun tahu seniornya tidak menelan ucapan para bangsawan mentah-mentah. Alasan mereka cukup masuk akal, namun masih tak cukup meyakinkan bagi kedua dayang.

"Baiklah, sepertinya tak ada satu pun di antara kalian yang tahu asal muasal rumor itu, tapi setidaknya sekarang kita tahu rumor itu belum tentu benar." Vivianne menyela. "Aku bisa bicara pada keluargaku dan Nina untuk memastikan kebenaran rumor itu, tapi meskipun rumor itu benar, keputusanku tetap tidak berubah."

"Tapi Yang Mulia, jika itu benar–"

"Dayang-dayangku masih akan tetap bekerja sampai mereka mengundurkan diri. Aku takkan mencari pengganti mereka sebelum mendapatkan kepastian," potong sang putri tegas.

Melihat kesungguhannya, para bangsawan itu berhenti mendebat, tapi bukan berarti pertemuan mereka telah selesai. Setelah mendiskusikan putra mahkota, pernikahan sang putri, dan para dayang, mereka membawa topik baru, yaitu mengenai pasukan pengawal putra mahkota yang akan segera dibentuk begitu Aldrich telah dinobatkan.

"Seleksi pasukan pengawal putra mahkota akan segera digelar," kata salah satu bangsawan berbadan tegap. "Bangsawan dan rakyat biasa, semua bisa mengikuti seleksi."

"Apa masalahnya dengan itu?" tanya Vivianne.

"Memilih pasukan pengawal bukan perkara sembarangan, terlebih untuk seorang putra mahkota. Terampil dan kuat tidak cukup. Harus ada tingkat loyalitas tertentu dalam diri pasukan pengawal," terangnya. "Pangeran Aldrich belum lama menjadi pangeran. Belum banyak yang mengenalnya dengan baik. Saya pribadi khawatir orang-orang, terutama rakyat biasa, akan berebut menjadi pengawalnya bukan karena integritas dan kesetiaan, tapi hanya karena uang dan status."

The Princess is a TransmigratorWhere stories live. Discover now