BAB 9 Jamuan Makan Malam

5 0 0
                                    

Malam itu, Aldrich tidak terkejut mendapati resepsi yang sempurna telah dirancang di Istana Bintang untuknya. Ia tahu bahwa semua dayang dan pekerja di kediaman adiknya adalah orang-orang yang kompeten. Turun dari kuda, ia dan tiga orang pengikutnya, dua orang pengawal dan seorang valet, disambut oleh seneschal dan jajaran pelayan istana. Memasuki istana, giliran Vivianne dan para dayang kehormatan yang menyambutnya dengan ramah. Gadis itu memang bukan adiknya yang sebenarnya, tapi Aldrich harus mengakui bahwa transmigrator itu punya adab yang baik dan pandai berakting.

Ia berbincang-bincang singkat dengan Vivianne sambil berjalan menuju ruang makan, tapi tak banyak yang bisa diperolehnya dari percakapan singkat saat itu. Sang putri hanya mengatakan bahwa ia merasa senang bisa makan bersama kakaknya lagi segera setelah sembuh dari sakit. Ia juga meminta maaf atas ketidaksopanannya mengundang secara mendadak tanpa memikirkan kesibukan kakaknya.

Begitu sampai di ruang makan, Aldrich bisa melihat hidangan pembuka telah disajikan di atas meja oval panjang. Sang adik mempersilakannya duduk di salah satu kursi di sisi panjang meja, berhadapan dengan kursinya di sisi lain. Begitu kakaknya telah duduk, barulah sang putri mengikuti. Sebelum memulai jamuan, Vivianne menyebutkan satu per satu hidangan yang tersedia dan mengatakan bahwa para pelayan dan koki istananya telah berusaha sebaik mungkin dalam menghidangkan makanan dan minuman yang cocok dengan selera sang pangeran. Aldrich mengangguk puas, tidak menemukan satu kesalahan pun dalam hidangan yang ditawarkan padanya. Pada dasarnya ia sendiri bukan orang yang pilih-pilih soal makanan, jadi mudah baginya untuk merasa puas dengan pelayanan Istana Bintang. Selain itu, ia ragu adiknya akan melakukan kesalahan dalam menjamunya selama Rosella masih bekerja untuknya. Aldrich sudah lama tahu bahwa dayang yang satu itu tak hanya pintar menulis, namun juga berbakat dalam mengorganisir dan sudah mengingat preferensi hidangannya di luar kepala. Belum lagi ditambah dengan seneschal yang berpengalaman. Sungguh aneh bila adiknya sampai melakukan kesalahan.

Mengetahui kakaknya telah puas dan tidak keberatan sedikit pun dengan hidangan jamuan, Vivianne memerintahkan para pelayan untuk meninggalkan mereka. Ia juga mengatakan bahwa seperti biasa, ia akan membunyikan lonceng kecil di atas meja bila memerlukan bantuan mereka, lonceng yang juga tersedia di meja sang pangeran. Setelah privasi mereka telah terpenuhi, barulah mereka mencicipi hidangan pembuka.

Untuk beberapa saat, mereka makan dalam sunyi. Aldrich penasaran dengan niat transmigrator itu mengundangnya secepat ini, namun ia menyembunyikannya dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa pun. Vivianne pun hanya diam sambil menyeruput supnya, tampak menikmati hidangan yang disajikan untuknya. Setelah beberapa saat, gadis itu menanyakan pendapat kakaknya tentang hidangan pembuka dan percakapan mereka pun terpusat pada makanan sampai tiba waktunya untuk menikmati sajian utama.

Para pelayan menyingkirkan peralatan yang kotor dan menggantinya dengan yang bersih. Setelah itu, mereka membawa masuk hidangan utama dan menatanya dengan rapi di atas meja sebelum lagi-lagi meninggalkan pangeran dan putri mereka. Tak menunggu lama, keduanya segera menyentuh hidangan yang tersaji di hadapan mereka. Lagi-lagi Aldrich tidak kecewa dengan cita rasa makanan yang dicicipinya. Stew daging rusa yang dikunyahnya sangat memuaskan, dengan daging yang juicy, mudah dikunyah, serta diolah hingga tingkat kematangan yang persis seperti keinginannya dan dilengkapi perpaduan bumbu yang pas. Setelah beberapa suap, lagi-lagi sang putri menanyakan pendapatnya mengenai hidangan yang baru saja dicicipinya dan seperti sebelumnya, mereka pun kembali membicarakan makanan.

Aldrich membiarkan sang putri mengambil alih pembicaraan, membiarkannya menentukan topik dan mengarahkan percakapan. Ia tidak menyela, hanya menjawab dan sekali-sekali melemparkan pertanyaan yang sama. Ia bersikap seramah yang ia lakukan sebelum transmigrator itu mengambil alih tubuh adiknya, berhati-hati untuk tidak berlebihan agar gadis itu tidak curiga. Ia datang ke jamuan untuk mengetahui isi kepala adik palsunya dan untuk itu, ia butuh membiarkannya bicara tanpa sungkan.

The Princess is a TransmigratorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang