BAB 6 Surat Pertama

7 0 0
                                    

Setelah sarapan, Rosella pergi ke ruang kerjanya sementara sang putri menjalankan tradisi pagi yang sudah lama dilewatkannya karena sakit, yaitu menjenguk kedua orangtuanya di Istana Surya, kediaman raja dan ratu Mornatir ditemani oleh Sophia. Begitu tiba di dalam kantornya, Rosella lagi-lagi tersenyum, tak bisa menahan rasa bahagia dan rindu melihat ruangan yang sudah lama tak digunakannya. Sebelum kembali ke masa lalu, ia memang telah mengunjungi ruangan ini sekadar untuk mengingat-ingat, namun ketika ia berada di sana untuk bekerja, ada perasaan berbeda, perasaan yang tak ia rasakan kemarin.

Rosella menghabiskan beberapa menit untuk berkeliling ruangan, bernostalgia sekaligus memelajari hal-hal yang harus ia lakukan hari ini dan apa saja yang sudah ia lakukan sebelum memulai pekerjaannya. Melihat tumpukan amplop di atas meja, ia tahu bahwa hari-hari ke depan akan menjadi waktu yang sibuk. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena berita kesembuhan sang putri sekaligus upacara penobatan putra mahkota yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Karena dua berita besar ini, ada banyak sekali surat yang diterima Vivianne yang harus diperiksa bahkan dibalas oleh Rosella. Gadis itu ingat betapa sibuk dan tertekannya ia dulu. Betapa ia benci merespon semua surat itu satu per satu! Sekarang setelah mendapati dirinya harus mengulangi hal yang sama, Rosella hanya bisa mengelus dada. Ia menyukai pekerjaan lamanya sebagai sekretaris sang putri, namun ada saat-saat ketika ia justru membenci pekerjaan tersebut.

“Tapi tetap saja harus kuselesaikan,” gumam Rosella pasrah sebelum duduk di balik meja dan menyortir surat satu per satu. Ada beragam surat yang diterima Vivianne setiap hari, seperti surat tawaran pertunangan, surat-surat perpolitikan, dan undangan minum teh, pesta, atau acara resmi lainnya yang datang tak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. Biasanya, Vivianne akan membalas sendiri surat-surat perpolitikan, namun untuk sisanya, Rosella-lah yang bertugas untuk menulis surat balasan sesuai arahan sang putri. Sebagai contoh, saat ini Vivianne tidak menerima tawaran pertunangan ataupun lamaran pernikahan karena ia belum memiliki calon yang sesuai keinginannya, jadi ia menginstruksikan Rosella untuk membalas surat-surat semacam itu dengan penolakan yang pantas. Untuk tipe surat terakhir, sang putri memberitahunya undangan mana yang akan diterima dan ditolaknya. Tugas Rosella adalah menulis surat balasan penerimaan dan penolakan sesuai perintahnya.

Rosella butuh arahan dari Vivianne sebelum membalas surat undangan, jadi seperti biasa, ia baru akan mengerjakannya setelah berkonsultasi dengan sang putri. Sebelum itu, ia akan mengurus surat tipe pertama karena instruksi Vivianne belum berubah. Karena alasan inilah Rosella menyortir surat-surat tersebut ke dalam tiga kelompok terlebih dahulu sebelum membuat surat balasan. Butuh waktu agak lama untuk memisahkan surat-surat tersebut karena jumlahnya yang lebih banyak dari biasanya. Hingga saat ini setelah empat tahun bekerja sebagai sekretaris sang putri, Rosella masih saja sulit memercayai bagaimana jumlah surat-surat tersebut tidak menurun meskipun Vivianne bukan lagi seorang pewaris takhta. Sungguh, mengurusi aktivitas surat-menyurat sang putri adalah salah satu pekerjaan paling membosankan dan paling sulit baginya.

“Dia benar-benar populer,” gumam Rosella. Itu adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan. Ia sudah menjadi dayang sejak sang putri masih menjadi pewaris takhta. Ia tahu betul berapa banyak surat yang diterimanya, berapa banyak yang harus dibalasnya atas nama sang putri. Vivianne sudah terkenal sejak lahir dan menjadi lebih terkenal lagi sejak ia digadang-gadang jadi pewaris takhta, tapi yang mengejutkan, ditemukannya kakaknya tidak menurunkan popularitasnya. Malah, bisa dibilang sejak saat itu ia justru semakin populer. Pangeran-pangeran dari kerajaan lain mulai tertarik padanya setelah ia kehilangan kedudukan sebagai penerus sang raja. Sebelumnya, mereka tak punya kesempatan untuk mempertimbangkannya sebagai calon istri karena ia adalah pewaris takhta. Undangan pesta juga mengalami peningkatan. Kini ia juga sering mendapatkan undangan dari bangsawan dan keluarga kerajaan di negeri lain, sesuatu yang langka ketika ia masih menjadi pewaris takhta tunggal.

The Princess is a TransmigratorWhere stories live. Discover now