PROLOG

3K 56 0
                                    

"Aku memang mencintainya, bahkan sangat mencintainya. tapi aku tidak akan mengejarnya, biarkan dia mencintai pilihannya"

-allana danniela zephiera-

***

HUAAAAA....

GILAA... GUE PENGEN JADI NADINE.....

TERIMAA.... TERIMA....... TERIMAAA.......

Pekikan para siswa yang menggema di penjuru lapangan SMP GARUDA. Membuat para siswa, yang masih dikelas, maupun yang masih berada di luar sekolah, langsung mendekat ke lapangan.

Jam masih menunjukan pukul 06.30, tak banyak guru yang datang. Hanya beberapa, diantaranya hanya mempu menggelengkan kepalanya saat mendapati salah satu siswanya tengah menyatakan perasaan pada siswi lain.

"Anak sekarang ada-ada saja, saya dulu waktu seumuran mereka masih belum mengerti pacaran" ucap pak depta, selaku guru matematika yang sedang melihat anak didiknya dari dalam ruang guru.

"Biarkan saja pak, jika mereka melebihi batas baru kita tegur" sahut bu desi menenangkan.

Di tengah kerumunan itu ada siswa yang tengah berlutut dihadapan siswi, dengan lantang siswa yang kerap disapa arsen tengah menyatakan perasaan nya kepada gadis didepannya.

Seluruh siswa yang menyaksikan keduanya yang saat ini menjadi pusat perhatian bersorak heboh.

Namun dari banyaknya siswa dan siswi ada satu siswi yang menatap kedua insan didepanya dengan wajah datarnya, menahan sesuatu dari pelupuk matanya agar tidak jatuh saat ini juga.

Allana, siswi itu allana.

Allana yang menyukai Arsen sejak gadis itu duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.

Bahkan rasa sukanya masih ada sampai saat ini, dengan pintarnya Allana dapat menyembunyikan perasaan sukanya dari siapapun termasuk kedua sahabatnya.

Sorakan kembali menusuk pendengaran Allana, saat Nadine menganggukan kepalanya, mengisyaratkan bahwa dirinya menerima ajakan Arsen untuk berpacaran.

Allana tidak hanya diam saja, dia ikut bertepuk tangan mengikuti temannya yang lain.

Walau hatinya saat ini sedang tidak baik baik saja, melihat laki laki yang ia cintai tengah mengutarakan perasaan sukanya kepada gadis lain. Yang mampu Allana lakukan hanya diam dan menahan rasa sesak di dadanya yang kian terasa.

Sebisa mungkin Allana tahan untuk tidak bersikap aneh, yang akan membuat kedua sahabatnya berfikir yang tidak - tidak.

"Nyali Arsen gila! Berani banget dia" takjub Jenna, yang tak berhenti bertepuk tangan. Memberi aplaus.

"Gue juga nggak nyangka sama tuh cowo" imbuh Nada, dengan rasa tak percayanya.

Jenna beralih menatap Allana yang berada disampingnya, "Al, lo dulu satu sekolah sama Arsen, dari dulu dia emang kaya gitu?" Tanyanya.

Allana terdiam, seolah sedang mengingat semasa SD nya dahulu. "Sejauh ini, ini yang paling jauh" ceplosnya membuat keduanya tertawa pecah.

Allana menatap jam yang melingkar sempurna di pergelangan tanganya. "Udah jam 7 bentar lagi bel, gue ke kelas dulu" ucapnya dan berlalu pergi membawa langkahnya menjauh dari kerumunan.

"Entaran Al, nunggu adegan selanjutnya" monolog Nada, membuat Allana memutar bola matanya malas.

"Masih di sekolah Nad!" Ucapnya tanpa menoleh kebelakang. Tanpa menatap kedua temannya yang masih berada diantara para siswa, keduanya seolah enggan untuk enyah dari sana.

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now