PACAR?

1.2K 43 0
                                    

"Jika kamu menyukai langit, maka kamu juga harus menyukai segala cuacanya"

***

Biru putih telah berakhir. Namun kenangan dan perasaan yang sudah ada sejak masa itu, masih tersimpan sempurna sampai saat ini.

Entah sampai kapan perasaan ini akan ada, tetapi setelah hari kelulusannya, Allana berfikir. Kalau hari itu, adalah hari terakhirnya bertemu dengan Arsen di lingkungan yang sama, dan dihari selanjutnya. Tidak ia temukan arsen, di dalam pandangannya.

Tentang bagaimana jika ia rindu? Allana mungkin akan sangat rindu, jika tidak bisa menatap lelaki yang ia sukai secara leluasa seperti kemarin. Namun, jika harus memilih. Allana akan memilih menahan rindu tanpa temu, daripada harus merasakan sakit ketika melihat lelaki yang ia cintai dengan perempuan lain lagi.

Namun, itu semua hanya harapan Allana, ekspetasi Allana. Realita—nya, keduanya malah disatukan dalam satu sekolah yang sama. Bahkan kelas yang sama juga.

Didalam kelas dirinya duduk berhadapan dengan Jenna dan kedua temannya yang baru, Leona dan Jasmine.

Ketiganya menatap Allana dengan tatapan penuh tanya, sedari tadi Allana terus saja menekuk wajahnya seperti sedang kesal. Namun mereka tidak tahu, gadis itu kesal karna apa.

"Al? Lo kenapa dah" tanya Jenna, membuat Leona dan Jasmine ikut mengangguk.

"Pindah kelas boleh nggak sih?" Gerutu Allana.

"Kenapa?" Tanya Jenna, megangkat alisnya bertanya.

"Bayangin aja lo dari TK, SD, SMP, SMA satu kelas sama Arsen, bosen gila" kesal Allana.

"Jodoh kali Al" sahut Leona, dengan mengangkat angkat alisnya menggoda Allana.

Allana hanya diam, tak menjawab perkataan yang Leona lontarkan.

Jenna menatap Allana dengan tatapan penuh tanya, "Al! Lo sama Arsen kenal udah 11 tahun, terus lo nggak ada tuh perasaan suka sama sekali? Walaupun cuma sedikit?" Selidik Jenna, membuat Allana terbungkam.

Jantungnya berpacu dengan kencang, pikirannya tiba-tiba ngeblank, karena pertanyaan yang Jenna tanyakan. Situasi saat ini, sangat tidak baik untuk kesehatan jantung Allana.

"Munafik sih gue kalau bilang Arsen biasa aja," ungkap Leona, menyerukan rasa kagumnya.

"Setuju gue, ga mungkin sih kalau selama itu lo gaada rasa suka sama Arsen walaupun cuma 00,1%," imbuh Jasmine tak mau kalah.

Allana menghela nafas panjangnya, mengatur jantungnya supaya berpacu dengan normal. "Gaada, gue udah kebal. Jadi, ga ada perasaan lain selain temen, apalagi sampe suka sama tuh cowo." Jelas Allana berbohong.

Bohong jika Allana tidak ada perasaan apa-apa, bohong jika Allana terbiasa dengan paras Arsen yang setiap memandang lelaki itu jantungnya langsung menunjukan respon yang sangat membahayakan dirinya.

Allana tidak sekedar menyukai ataupun kagum dengan lelaki itu. Allana menyukainya, bahkan sangat mencintainya. Dia sudah jatuh terlalu dalam pada lelaki yang ia kenal selama belasan tahun itu.

"Biasa aja komuknya," kekeh Jenna. Gadis itu menangkap raut wajah Allana yang bersemu merah.

Sebenarnya Jenna curiga kalau temannya itu menyukai Arsen, tetapi ia tidak ingin menodong Allana dengan berbagai pertanyaan, ia akan menunggu Allana sendiri lah yang berbicara padanya.

***

Kringggg....

Bel sekolah berbunyi nyaring, menusuk indra pendengaran semua warga SMA DARMAWANGSA atau kerap dijuluki SMANGSA.

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now